Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini memang banyak memudahkan kehidupan keluarga, terutama bagi orang tua. Â Dulu, orang tua yang bekerja di luar rumah sangat mengandalkan telepon rumah untuk memantau tumbuh kembang buah hatinya. Â Sekarang, dengan menjamurnya kehadiran telepon genggam (HP/smartphone) maka telepon rumah tak lagi terlalu diandalkan seperti dulu. Â Komunikasi kini lebih sering dengan menggunakan pesan WA dan media sosial.
Namun, bukan berarti dengan kehadiran telepon genggam, orang tua bisa lebih tenang karena anak bisa dihubungi kapan dan di mana saja. Â Sebaliknya, kewaspadaan harus semakin ditingkatkan dengan penggunaan smartphone. Â
Apalagi jika sudah menyangkut akses internet, maka orang tua harus selalu up to date dengan perkembangan terbaru atau tren kekinian agar dapat memantau penggunaan smartphone pada buah hati. Â
Sudah menjadi rahasia umum, kasus bullying kini tak hanya marak di dunia nyata, namun juga sudah merambah dunia maya, khususnya pada pengguna media sosial.
Di sinilah pentingnya peran penting dan strategis orang tua untuk selalu mengingatkan buah hatinya bahwa dunia maya juga tetap memiliki etika berkomunikasi seperti halnya di dunia nyata. Â
Jangankan anak-anak dan remaja, tak sedikit orang dewasa yang lupa dengan urusan etika saat berselancar di dunia maya. Maka kini istilah haters bagi warga internet (netizen) semakin terkenal.
Hal itu terjadi karena mereka menganggap komunikasi via dunia maya bersifat tak langsung secara tatap muka alias diwakili media teknologi berupa komputer, laptop, tablet, ataupun smartphone. Â
Tak heran, banyak orang yang memiliki akun atau identitas di internet lebih dari satu buah. Selama akun tersebut digunakan untuk tujuan yang baik dan bermanfaat, misalnya memisahkan antara akun untuk urusan personal dan profesional agar lebih efisien.
Maka hal tersebut tak mengapa. Lain jadinya jika kepemilikan lebih dari satu akun tersebut bertujuan jahat, apalagi sampai menganggu orang lain.
Padahal, sejatinya komunikasi di dunia maya selalu berhubungan erat dengan sopan-santun layaknya komunikasi di dunia nyata. Contoh paling sederhananya adalah dengan tidak menggunakan huruf besar (kapital) di dalam semua kalimat saat menulis via internet karena hal tersebut seolah-olah sang pengirim pesan sedang berteriak-teriak terhadap pembaca pesannya. Â
Di dunia nyata, seorang yang terus-menerus berteriak saat berbicara dengan orang lain tentunya dianggap tidak sopan, bahkan bisa hingga dianggap tidak waras. Â Terlihat sederhana, namun hal tersebut patut diketahui.