Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perayaan Keagamaan adalah Benteng di Tengah Cobaan

7 Mei 2020   22:32 Diperbarui: 7 Mei 2020   22:39 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Peringatan Waisak yang dirayakan umat Budha tahun ini bertepatan dengan pertengahan Ramadan bagi kaum muslim.  Hadirnya COVID-19 membuat perayaan Waisak hanya dilakukan di rumah.

Adanya pandemi sejak Maret 2020 lalu di Indonesia berdampak pada terbatasnya kegiatan keagamaan di luar rumah.  Sama halnya seperti bekerja dan bersekolah, beribadah pun terpaksa hanya di rumah.

Keterbatasan lokasi ibadah ini jelas tak mudah untuk dijalani pada mulanya. Ramadan yang identik dengan maraknya kegiatan di masjid kini harus ditiadakan selama pandemi masih terjadi.

Perayaan Waisak 2564 BE di tahun ini juga tak bisa dilakukan di sejumlah candi dan wihara seperti biasanya. Candi Borobudur dan Mendut tahun ini terpaksa dikosongkan untuk puncak perayaan Waisak secara nasional di Indonesia.

Sekretaris Wihara Mendut Wahyu Utomo di Magelang, Rabu, 6 Mei 2020 menyampaikan perayaan Waisak 2564 BE/2020 berbeda dengan Waisak tahun-tahun lalu. Kerumunan orang banyak dalam satu waktu harus dihindari selama PSBB, bahkan untuk ibadah sekalipun.

"Biasanya kami di Candi Mendut dan Candi Borobudur ada acara nasional dihadiri ribuan umat, tetapi tahun ini kita mengikuti imbauan dari pemerintah dan juga institusi tertinggi kami yaitu melaksanakan Waisak di rumah," tutur Wahyu seperti dilansir oleh kantor berita nasional, Antara, pada Kamis (7/6/2020). Kaum Budha di Indonesia juga dihimbau untuk tidak merayakan Waisak di wihara terdekat dari tempat tinggal untuk menghindari penumpukan massa.

Sesuai dengan imbauan Ditjen Binmas Buddha, untuk Pujabakti dan Meditasi detik-detik Waisak tahun 2020 dilakukan secara daring/streaming. Kemudian diikuti umat Buddha di rumah masing-masing melalui laman website yang telah disebarkan.

Bagi setiap pemeluk agama, tempat ibadah merupakan lokasi paling ideal untuk merayakan hari-hari besar keagamaan. Selain sarana beribadah kepada Yang Maha Pencipta, rumah ibadah juga menjadi sarana silaturahmi dan komunikasi antara pemeluk agama dan keyakinan yang sama.

Beribadah di lokasi yang suci juga membuat peringatan keagamaan semakin khusyu' dan khidmat.  Tak heran, meskipun jauh lokasinya, bahkan hingga ke luar kota maupun luar negeri, para penganut agama rela mendatanginya.

Perayaan Waisak di Candi Mendut dan Borobudur seiap tahunnya pun tidak hanya dihadiri oleh umat Budha di Jawa.  Pemeluk Budha dari luar Jawa sampai luar Indonesia tak sedikit yang hadir di kedua candi tersebut untuk merayakan Waisak.

Hal serupa dijumpai pada ibadah umroh Ramadan di Tanah Suci Mekah dan Madinah. Kaum muslimin dari seluruh dunia berlomba-lomba mengejar keutamaan pahala berhaji dengan melaksanakan umroh saat Ramadan.

Namun, pandemi COVID-19 telah melumpuhkan banyak sendi kehidupan, tak terkecuali kelancaran ibadah dan perayaan keagamaan. Jangankan beribadah ke luar kota apalagi ke luar negeri, ibadah dalam kota pun mau tak mau harus dibatasi belakangan ini.

Meskipun begitu, apakah proses ibadah dan peringatan hari-hari besar keagamaan menjadi berkurang maknanya dengan dilakukan di rumah? Di tengah masa yang penuh cobaan ini, setiap pemeluk agama harus yakin dan optimis bahwa ibadah tetap bermakna (dan berpahala) sekalipun tidak bisa dilakukan di rumah ibadah.

Merebaknya wabah virus Corona juga menyadarkan setiap pemeluk agama bahwa ibadah (dan juga perayaaan keagamaan) dapat dilaksanakan dari manapun tanpa mengurangi makna maupun pahalanya. Bukankah rahmat dan berkah dari Yang Maha Kuasa senantiasa ada untuk para hamba-Nya tanpa mengenal batas ruang dan waktu?

Di tengah ketidakpastian masa depan karena adanya COVID-19 ini, (lebih) mendekatkan diri kepada Yang Maha Esa dengan ibadah, termasuk peringatan hari-hari besar keagamaan, akan membuat seseorang tidak mudah patah arang. Kuatnya iman dalam jiwa membuatnya terus bersemangat untuk melangkah maju dalam hidupnya, betapapun sulitnya.

Keadaan saat ini memang tidak mudah bagi semua pemeluk agama. Namun, ingatlah bahwa "badai pasti berlalu." Yakinlah selalu bahwa semua manusia di muka bumi ini tidak akan (pernah) diuji melebihi batas kemampuan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun