Alhamdulillah, mulai Sabtu 27 Mei 2017 ini, umat Islam di Indonesia serentak menjalani hari pertama shaum pada bulan Ramadhan 1438 H. Seminggu sebelum Ramadhan, persiapan menjelang datangnya bulan suci ini sudah terasa. Mulai dari ucapan maaf lahir batin, promo kue dan baju maupun tiket mudik Lebaran, hingga janjian untuk bukber alias buka shaum bareng.
Ramadhan setiap tahunnya jelas memiliki keunikannya masing-masing. Kemungkinan besar, kesan yang ditinggalkan Ramadhan bagi setiap kaum muslim dari tahun ke tahun bersifat dinamis. Paling nyatanya dapat dilihat dari suasana sosial politik di Indonesia sejak tahun 2014 hingga 2017 ini. Tiga tahun terakhir ini, Ramadhan memberikan suasana yang lumayan berbeda dan penuh cerita di Indonesia.
Tahun 2014, SBY masih menjabat sebagai RI-1 ke-6 saat Ramadhan 1435 H. Setahun kemudian, di tahun 2015, rakyat Indonesia sudah dipimpin presiden RI ke-7, Jokowi, pada Ramadhan 1436 H. Lalu, giliran warga DKI yang merasakan dinamika pilkada. Ramadhan tahun lalu, pada 2016 atau 1437 H, Basuki ‘Ahok’ T. Purnama menjabat sebagai DKI-1. Ramadhan tahun ini, Wakil Gubernur, Djarot S. Hidayat yang memimpin DKI. Ramadhan tahun depan di 2018 atau 1439 H, jika semuanya berjalan lancar, Anies Baswedan yang akan menduduki kursi DKI-1 hingga tahun 2020.
Seorang senior saya, sejak akhir tahun 2016 lalu, melanjutkan studi S3 ke negara yang dipimpin Donald Trump bersama suami dan putra tercintanya. Jadilah Ramadhan tahun ini adalah Ramadhan pertama mereka di Amerika Serikat. Di media sosial miliknya, statusnya menjelang Ramadhan ini adalah – selain ucapan mohon maaf lahir batin – yaitu: “Ada yang bisa delivery order kolak pisang dan kolang-kaling ke USA? Belum terbiasa buka puasa dengan menu ala Amerika #ketikakangentakjilmelanda” Hiaaah!
Itu kenangan suasana Ramadhan antar negara dan benua. Teman-teman saya yang berasal dari Sumatera harus menyesuaikan jam biologis tubuh mereka saat pertama kali shaum di Jawa. Biasanya mereka melaksanakan Shubuh jam 5 pagi sehingga bangun dan makan sahur mulai jam 4.30 pagi pun tak mengapa. Di Jawa? Jam 4.30 pagi itu sudah waktunya adzan Shubuh. Jelas tak boleh telat bangun!
Memang pasangan (sepertinya atau pastinya?) menjadi harapan terbanyak saat Ramadhan yang sering diungkapkan. Status ‘#RamadhanterakhirsendiriAmin’ kerap menghiasi dunia maya di Indonesia tiap kali Ramadhan. Untuk yang sudah berpasangan, harapannya yaitu hubungan yang berujung di pelaminan pasca Lebaran. Harapan akan momongan atau keturunan juga sering disebut saat Ramadhan tiba. “Supaya Lebaran tahun depan foto keluarganya lebih komplit gitu,” ujar para pengantin baru.
Pastinya, apapun kenangan dan harapan selama Ramadhan, hal pertama dan terutama yang harus diingat adalah peningkatan iman dan takwa melalui ibadah yang semakin aktif dan intensif. Waktu berbuka shaum adalah salah satu waktu terbaik untuk dikabulkannya do’a selain saat sholat malam atau Tahajjud serta antara adzan dan iqamah. Harapannya, saat hari kemenangan pada 1 Syawal nanti, bukan hanya baju yang baru, namun juga hati dan pribadi yang lebih suci, Amin. Salam Ramadhan Mubarak!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H