Ini Caranya Agar Cerdas Mengatur Keuangan

Istilah “hemat pangkal kaya” saat ini sepertinya kurang lengkap.  Tanpa investasi, berhemat dengan menabung saja belum cukup. Nilai uang yang terus menurun dari tahun ke tahun (inflasi) membuat tabungan semakin tak bisa diandalkan sendirian.  Eh, tapi semua Kompasianer memiliki tabungan kan? Sekedar mengingatkan hehehehe….

 Selasa, 14 Juni 2016,  sebanyak 15 orang Kompasianer ladies yang tergabung dalam komunitas CLICK Kompasiana berkesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan perencanaan keuangan (financial education and planning) dari tim WISE di Commonwealth Bank (biasa disingkat sebagai CommBank).  Bertempat di Restoran AW Stasiun Kota Jakarta, perencana keuangan (financial planner and wealth management specialist) dari tim “Women Investment Series” atau WISE-CommBank, Stevanus Agung Wijaya memaparkan trips dan trik berinvestasi.

Stevanus menuturkan, fungsi utama perencanaan keuangan adalah sebagai “perlindungan atau proteksi.”  Ibarat rumah, perencanaan keuangan menjadi dasar atau fondasi keuangan seseorang.  Tanpa fondasi yang kuat, maka suatu bangunan akan gampang runtuh kapan pun.

Lalu, kenapa hanya Kompasianer wanita yang dipilih untuk menghadiri acara edukasi keuangan tersebut? Ternyata alasannya ada 2. Pertama, sebagai istri dan ibu, keuangan rumah tangga dikelola oleh kaum Hawa.  Kedua, mayoritas usia harapan hidup wanita lebih panjang daripada kaum pria sehingga saat suami sudah meninggal, keuangan sang istri tetap terjamin.

Ladies Kompasianer peserta edukasi keuangan dari tim WISE-CommBank Indonesia (Dokpri)

 Selain sebagai fondasi, kelima faktor berikut menjelaskan tentang pentingnya perencanaan keuangan : (1) Tujuan yang ingin dicapai, (2) Tingginya biaya hidup saat ini, (3) Kenaikan biaya hidup dari tahun ke tahun, (4) Ketidakpastian hidup, dan (5) Banyaknya alternatif produk keuangan yang ditawarkan.  Sebelum merencanakan tujuan keuangan, seseorang harus melakukan Financial Health Check-Upterlebih dahulu.  Ada 3 hal penting yang harus dilakukan saat melakukan check-upkeuangan yaitu mempersiapkan dana darurat/emergency fund (3 – 6 kali pengeluaran bulanan), melunasi hutang (maksimal 30% dari penghasilan bulanan), dan menabung serta berinvestasi (10 – 20% dari pemasukan bulanan).

Stevanus juga mengingatkan tentang rumus 5 – 3 – 2dalam pengaturan keuangan bulanan agar kondisi keuangan tetap sehat dan stabil.  Jadi 50% gaji untuk biaya hidup, 30% untuk membayar cicilan, dan 20% untuk pos tabungan plus investasi.  Namun, Stevanus mengingatkan agar biaya hidup bisa juga hanya maksimal 40% agar porsi tabungan dan investasi bisa diperbesar, termasuk untuk mempersiapkan dana pensiun. 

Kapan seseorang sebaiknya menabung dana pensiun?  Semakin awal semakin baik atau dari mulai pertama kali bekerja. Stevanus sering mendapati, banyak kliennnya yang tinggal 5 hingga 10 tahun sebelum pensiun tapi belum memiliki dana pensiun yang cukup, akhirnya ‘kejar tayang’ atau ‘kerja rodi’ agar dana pensiun mereka tercukupi.  Padahal, jika investasi dan dana pensiun disiapkan dari awal, hal tersebut tak perlu terjadi.

084-smaller-5770b510ce9273cf041e9cb0.jpg

Nah, ternyata kini investasi tak lagi memerlukan dana ratusan juta untuk memulainya.  Salah satu investasi yang mudah dan terjangkau adalah Reksa Dana.  Enam manfaat investasi Reksa Dana yaitu dikelola manajer investasi yang professional, diversifikasi investasi, manfaat perpajakan, likuiditas yang tinggi, transparansi informasi (prospectus sheet), dan jumlah investasi yang terjangkau.

Bagaimana ladies, ingin tambah ahli mengelola keuangan? Sila cek aplikasi kalkulator keuangan dari WISE CommBank.  Aplikasi WISE ini akan sangat membantu seseorang dalam memonitor dan merencanakan keuangannya selama 24 jam via smartphone.  Yuk, manfaatkan teknologi untuk hal yang lebih berarti, termasuk semakin cerdas berinvestasi agar keuangan diri dan keluarga semakin terlindungi.  Salam literasi keuangan yang bijaksana.