Mohon tunggu...
Khairunisa Maslichul
Khairunisa Maslichul Mohon Tunggu... Dosen - Profesional

Improve the reality, Lower the expectation, Bogor - Jakarta - Tangerang Twitter dan IG @nisamasan Facebook: Khairunisa Maslichul https://nisamasan.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

THR Memang Idola

23 Juni 2016   16:27 Diperbarui: 23 Juni 2016   16:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seminggu yang lalu, saya menemani teman ke daerah ITC Kuningan. Survei harga gadget agendanya. Kapan belinya? Ya, waktu THR sudah cairlah hehehe...

Para pemilik toko yang kami datangi pun selalu bertanya : "Kapan THR turun?" Tambah mereka, "Masih sepi nih (penjualan) dari awal Ramadan." Saya pun bertanya, "Tahun-tahun sebelumnya gimana?"

Ternyata toko smartphone rutin kebanjiran pembelian seminggu sebelum Lebaran. Berarti setelah THR cair. Mereka pun berbagi, para wanita lebih suka membeli smartphone yang kualitasnya OK. Bagi kaum pria, mereka mengincar gadget yang oke fitur gaming-nya.

Selain mudik, THR termasuk trending topic tiap Ramadan dan Lebaran. Mau pegawai junior sampai senior, semuanya menunggu THR. Karyawan single maupun double alias sudah berkeluarga sama-sama menanti transfer THR.

THR jelas sangat dinanti karena Lebaran memang identik dengan perayaan. Ada perayaan jelas ada makan-makan. Waktu makan-makan, pasti ada pengeluaran keuangan. Tambahkan pengeluaran untuk pakaian dan perjalanan. Pantas banget kan kalau THR menjadi idola.

Bentuk THR pun tak melulu uang. Bisa berupa barang seperti paket sembako atau pakaian khas Lebaran seperti baju koko, sarung, mukena, gamis, dan kaftan. Saya pernah mendapat THR berupa voucher belanja. Jumlahnya memang ala kadarnya jika diuangkan. Tapi, tiada rotan akar pun jadi. 

Pernah juga THR yang saya terima langsung lunas untuk membayar hutang. Kebetulan saya berhutang ke orang yang sudah berumahtangga. Janji pelunasan hutang pun sebenarnya masih beberapa bulan setelah Lebaran.

Tapi, prinsip saya waktu itu adalah skala prioritas. Baju Lebaran baru tapi masih berhutang, hmm? Bukan pilihan bijaksana. Toh baju saya juga masih banyak yang jarang dipakai. Kalau THR dipakai untuk melunasi hutang, beban hidup pun bisa (sedikit) berkurang.

Syukur Alhamdulillah, pilihan saya itu memang tepat. Para pemberi hutang sangat senang saat piutangnya dilunasi saat Lebaran. Kata mereka berbunga-bunga, "Alhamdulillah, tambahan THR buat anak-anak." Dalam Islam, pembayaran hutang memang jadi prioritas pertama saat seorang muslim memperoleh tambahan penghasilan atau pemasukan. Ogah kan berurusan dengan debt collector?

THR memang menjadi idola. Namun, ketika seseorang memiliki cukup tabungan, besar kecilnya THR itu Insha Allah akan tetap membuatnya bersyukur. Tujuan THR itu kan untuk membantu pengeluaran keuangan saat merayakan Lebaran. Jadi bukan sumber pemasukan yang utama. Kalau tidak hati-hati, sekalipun sudah mendapat THR dan gaji, bisa-bisa setelah Lebaran malah hutang menumpuk. Aduh jangan sampai deh ya.

Selamat menyusun daftar prioritas anggaran THR Anda ya. Kuncinya sih jeli membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Supaya setelah Lebaran, tetap tenang sampai gajian bulan berikutnya datang. Sepakat? :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun