[caption id="attachment_363393" align="aligncenter" width="505" caption="Simbol Hari Anti Kekerasan Internasional, 2 Oktober (feministactivism.com)"][/caption]
Selain diperingati sebagai Hari Batik di Indonesia, tanggal 2 Oktober ini ternyata juga merupakan Hari Anti Kekerasan Internasional (International Day of Non-Violence).Penetapan Hari Anti Kekerasan Internasional (HAKI) oleh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mulai 2 Oktober 2007 lalu juga bertepatan denganhari kelahiran Mahatma Gandhipada tahun 1869.Tokoh nasional dan bapak bangsa India tersebut memang terkenal dengan perlawanan tanpa kekerasannya (ahimsa) saat memimpin rakyatnya dalam meraih kemerdekaan dari Inggris pada era tahun 1940-an.
[caption id="attachment_363400" align="aligncenter" width="610" caption="2 Oktober juga merupakan hari lahirnya Mahatma Gandhi (www.archive.india.gov.in)"]
![14122384471153839411](https://assets.kompasiana.com/statics/files/14122384471153839411.jpg?t=o&v=700?t=o&v=770)
Meskipun kurang begitu terasa gaungnya di dunia, termasuk di Indonesia, HAKI yang baru memasuki tahun ke tujuh pelaksanaannya sangat tepat momentumnya di tahun 2014 ini.Situs beritaInternational Business Timesmelansir berita yang berjudulInternational Non-Violence Day 2014: The World at War in Numbers. Saat ini, masih menurut beritu tersebut ada sedikitnya ada lima negara di dunia yang sedang mengalami perang dan konflik bersenjata antara lain Syiria, Irak, Republik Afrika Tengah, Sudan Selatan, dan Ukraina.Agresi militer Israel ke Jalur Gaza di Palestina pada bulan Juni 2014 lalu semakin menambah panjang daftar kasus kekerasan yang menelan korban jiwa dan kehilangan keluarga sekaligus harta-benda.
Bagi Indonesia, peringatan HAKI 2014 ini juga berlangsung dalam suasana politik yang menghangat sejak berlangsungnya pemilu legislatif dan terus meruncing hingga pemilu presiden berakhir Agustus dua bulan lalu. Pelantikan anggota dan pemilihan anggota DPR-RI yang berlangsung kemarin juga masih diwarnai suasanayang begitupanasdan tegangkarena konflik kepentingan yang begitu kental.Mungkinkah karena itu, para wakil rakyat terpilih tersebut lupa dengan adanya HAKI 2014 tepat sehari setelah mereka resmi dilantiksebagai anggota dewan yang terhormat?
Di Indonesia, menurutdata Kementerian Dalam Negeri hingga 2012, kasus kekerasan karena masalah ekonomi, pemahaman tentang demokrasi yang terlalu bebas, dan radikalisme terus meningkat hingga menembus angka 128 kejadian.Sedangkan kasus kekerasan pada anak yang meliputi fisik dan psikis serta tindak asusilamulai Januari hingga 2014, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima laporan terjadinya 622 kasus.Lalu, akankah HAKI 2014 ini akan berlalu begitu saja di Indonesia dan kehilangan maknanya?Semoga tidak seperti itu faktanya.
[caption id="attachment_363407" align="aligncenter" width="600" caption="Kutipan Gandhi tentang Analogi Gravitasi Bumi dengan Masyarakat Cinta Damai (mkgandhi-sarvodaya.blogspot.com)"]
![1412238748387241728](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1412238748387241728.gif?t=o&v=700?t=o&v=770)
HAKI memang tidak menjadi hari libur nasional maupun internasional.Namun, penetapannya oleh PBB sudah diatur dalam ketentuan resmi resolusiA/RES/61/271.Untuk menyambut HAKI 2014, PBBÂ yang diwakili oleh UNRIC di Brussel, Belgia,bersama Good Planet Foundationmerilis tayangan video yang berisi tentang perayaan HAKI 2014 dari Senegal, Czech Republic, Amerika Serikat, Romania dan Turki yang berjudul'7 Billion Others'. Video tersebut berisi sosialisasi isu-isu kemanusiaan dan perdamaian kepada seluruh generasi muda dunia.PBB merekomendasikan pemerintahan dan NGO atau LSM di seluruh dunia untuk merayakan HAKI dengan berbagai ragam cara, yaitu:
- Penayangan dan sosialisasi berita HAKI di media massa, baik cetak maupun elektronik.
- Kuliah umum, seminar, diskusi terbuka, dan konferensi pers mengenai gerakan anti kekerasan
- Pameran foto yang menyadarkan masyarakat umum tentang masih banyaknya kasus kekerasan dalam skala domestic, regional, nasional, dan internasional.
- Kampanye anti kekerasan di tempat umum dan fasilitas masyarakat.