Mohon tunggu...
Politik Artikel Utama

Siapa yang Lebih Membosankan? Guru atau PKn?

12 April 2015   18:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa yang Lebih Membosankan? Guru atau PKn?

Pendidikan kewarganergaraan merupakan mata pelajaran yang bersifat wajib nasional, yang diberikan dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan dalam jenjang perkuliahan pun PKn masih menjadi mata kuliah wajib. Mata pelajaran PKn ini merupakan mata pelajaran yang penting guna membangun rasa patriotisme dan nasionalisme terhadap anak didik bangsa. Serta mengembangkan watak, kemampuan dan karakter anak didik menjadi seseorang yang demokratis, peduli akan masyarakat, bangsa, dan negara.

Namun, mata kuliah yang digunakan untuk membangun rasa kebangsaan ini seakan hilang maknanya saat banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran ini. Mengapa banyak siswa yang tidak menyukai mata pelajaran ini? Padahal mata pelajaran ini sangat penting untuk membangun jiwa patriotisme dan nasionalisme. Ketidaksukaan ini disebabkan karena menurut siswa materi PKn terlalu rumit dan menekankan untuk menghafalkan materi. Para siswa sudah terlanjur menganggap PKn sebagai mata pelajaran hafalan, bukan pemahaman.

Selain faktor diatas, yang makin membuat PKn tidak diminati adalah dari sang pembawa materi itu sendiri, yaitu guru mata pelajaran PKn. Dominasi guru PKn dalam membawakan materi terkesan membosankan, mulai dari cara menerangkan yang terlalu cepat atau bahkan terlalu lamban, penguasaan materi guru PKn yang kurang luas membiat siswa tidak memperhatikan dan lebih asik sendiri dengan teman-temannya.

Oleh sebab itu, kami sebagai mahasiwa Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum UNY, yang merupakan calon guru Pendidikan Kewarganegaraan, menginovasi suatu media pembelajaran untuk menarik perhatian siswa agar siswa lebih konsentrasi dalam mengikuti mata pelajaran PKn yang katanya terkenal membosankan. Banyak media pembelajaran yang dapat digunakan, contohnya ular tangga, TTS, monopoli, movie maker, dll.

Dengan media pembelajaran yang digunakan, maka diharapkan asumsi anak didik dimasa yang akan datang mengenai PKn yang membosankan berubah menjadi PKn yang menyenangkan dengan adanya media pembelajaran tersebut. Karena ketika siswa sudah merasa senang, maka siswa kan lebih cepat memahami materi yang disampaikan, serta dapat mengaplikasikan nilai-nilai luhur yang terdapat pada Pancasila dalam kehidupan sehari-hari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun