Mohon tunggu...
Inovasi Pilihan

Pejuang Pertanian di Rancabungur

1 April 2017   10:00 Diperbarui: 1 April 2017   18:00 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Ucup (57), Ketua Kelompok Tani di Desa Pasir Gaok, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor

                        Sunyi senyap itulah yang dirasakan ketika hendak memasuki Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Sepanjang jalan kanan dan kiri terlihat paparan sawah yang hijau dan asri. Terlihat sebuah gapura berwarna biru yang bertuliskan Desa Pasir Gaok yang merupakan sebuah desa di Kecamatan Rancabungur. Desa Pasir Gaok merupakan desa yang pertaniannya bisa dikatakan paling bagus di kecamatan ini. Pada saat itu terlihat para petani sedang bertani dengan ekspresi muka yang terlihat letih dan lelah namun tetap semangat.

            Kendati bertani menjadi mata pencaharian utama sebagian besar warga Desa Pasir Gaok sejak berpuluh-puluh tahun lalu, namun ironisnya kehidupan mereka tak pernah sejahtera. Di tambah lagi dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi. Namun itu bukan sebuah alasan bagi para petani di Desa Pasir Gaok. Mereka tetap berusaha agar pertanian di Desa Pasir Gaok tetap bagus, salah satunya adalah Pak Ucup yang merupakan ketua kelompok petani di desa yang pertaniannya paling bagus.

            Sosok laki-laki paruh baya yang berumur 57 tahun sudah menjabat sebagai ketua kelompok tani pada tahun 2007 saat beliau sedang menjadi Rukun Warga (RW) di Desa Pasir Gaok. Kelompok tani ini sering ngumpul bersama untuk membahas mengenai masalah-masalah yang menyangkut pertanian minimal dua minggu sekali. Namun, seiring berjalannya waktu, anggota kelompok tani ini berkurang karena para petani menganggap buat apa bertani lagi kalau masalah pertanian gak selesai-selesai. “Yang tadinya mata pencaharian utama warga bertani, sekarang gak sampe 10%, kebanyakan jadi buruh.” Ujar kepala tani di Desa Pasir Gaok.

            Hal tersebut membuat Pak Ucup sedih, beliau tidak ingin pertanian di Desa Pasir Gaok menurun hanya karena sebuah permasalahan yang sebenarnya masih bisa diselesaikan. Masalah ini berawal dari tahun 2007, dengan berkurangnya air untuk irigasi sawah. Dahulu, di Desa Pasir Gaok ini kebanyakan bertani padi dan tumbuh dengan baik. Bapak Ucup sangat senang dengan kondisi pertanian yang dulu, karena para warga masih bersemangat bertani. Sosok bapak 57 tahun ini memutar pikirannya mencari cara bagaimana agar para warga tetap mau bertani. Akhirnya, beliau mengajak anggota kelompok taninya untuk beralih memanen umbi-umbian salah satunya adalah Bapak Wawan yang ssmerupakan anggota kelompok tani Pak Ucup.

            Awalnya, para warga merasa malas untuk memanen umbi-umbian, namun berkat ajakan Pak Ucup ketua kelompok tani, warga mau untuk memanen umbi-umbian. Alasan Bapak Ucup mengajak warga beralih ke umbi-umbian adalah untuk tetap memajukan pertanian di Pasir Gaok. Selain itu, lahan yang ada di desa ini juga bagus memanen umbi-umbian dan hasil umbi-umbian ini bisa dijual ke pasar dan menghasilkan perekonomian yang lebih baik lagi. Karena sebelumnya hasil panen padi hanya masuk kedalam rumah warga masing-masing.

            Sosok laki-laki berambut putih yeng menjabat sebagai ketua kelompok tani memiliki harapan untuk para warga di Kecamatan Rancabungur, terutama di Desa Pasir Gaok agar tetap mau bertani lagi apapun jenis tanamannya, agar Desa Pasir Gaok ini tetap dikenal sebagai Desa di Rancabungur dengan hasil pertanian yang paling bagus.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun