Mohon tunggu...
Nisa Ramadani
Nisa Ramadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah seorang mahasiswi di UIN imam bonjol

Selanjutnya

Tutup

Sosok

SAHATA (Saipullah-Atika) Menang : Langkah Baru Madina atau jadi jalan berliku ?

1 Desember 2024   19:00 Diperbarui: 11 Desember 2024   20:36 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosok Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pilkada di Mandailing Natal (Madina) merupakan momen penting bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata bagi daerah madina. Sebagai salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang kaya akan budaya dan sumber daya alam, Mandailing Natal memiliki potensi besar untuk berkembang. Namun, potensi ini belum sepenuhnya dikelola secara maksimal akibat berbagai tantangan, seperti masalah infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, dan pemerataan kesejahteraan masyarakat yang belum dirasakan oleh seluruh masyarakat.

Kemenangan pasangan Saipullah Nasution dan Atika Azmi Utammi, yang dikenal dengan sebutan "Sahata" selain perpaduan nama Saipullah dan Atika sahata dalam Bahasa Mandailing Natal juga berarti luas yaitu satu pemikiran,satu tujuan dalam satu kata, dalam Pilkada Mandailing Natal 2024 dengan perolehan suara menang tipis 50,21% dari Paslon lawannya, menjadi topik pembicaraan hangat di berbagai kalangan. Bagi sebagian masyarakat, kemenangan ini merupakan awal baru yang membawa harapan besar untuk perubahan. Namun, tidak sedikit pula yang melipat dahi, mempertanyakan apakah duet Sahata ini benar-benar mampu menghadirkan solusi atas berbagai permasalahan yang selama ini menghambat kemajuan Madina, atau justru akan membawa tantangan baru?

Sebagai pasangan yang memadukan pengalaman kerja dan semangat muda, Saipullah dan Atika mengusung visi besar untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan dan mendorong pembangunan berkelanjutan di Mandailing Natal. Dalam kampanyenya, mereka menjanjikan perbaikan infrastruktur seperti perbaikan jalan, pengelolaan sumber daya alam yang lebih bijak, serta peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan. Janji-janji ini memberikan harapan kepada masyarakat yang telah lama menunggu perubahan yang terus mereka dengar setiap tahun pilkada.

Dari banyaknya "PR" daerah ini, pengelolaan sumber daya alam akan menjadi tantangan besar. Madina dikenal dengan kekayaan alamnya, khususnya di sektor tambang dan perkebunan terbukti dengan adanya PLTG (Pembangkit Listrik Tenaga Gas) di Sorik Marapi dan tambang emas. Namun selama ini, pengelolaan yang dirasa kurang sepenuhnya transparan sering kali menimbulkan permasalahan, masyarakat lokal sendiri tidak sepenuhnya merasakan manfaatnya. Disinilah harapan masyarakat madina kepada pasangan Sahata dengan istilah " Sahat ma tu SAHATA" yang berarti mereka harus mampu memastikan bahwa mereka tidak mengecewakan masyarakatnya dengan mengeksploitasi tanah pijakannya sendiri.

Di sisi lain, hadirnya Atika sebagai wakil bupati membawa angin segar bagi pemerintahan di Madina. Sebagai sosok muda dengan pola pikir progresif, Atika diharapkan mampu mendorong inovasi dalam pemerintahan daerah terlebih ini bukan pertama kalinya beliau menjadi wakil Bupati. Namun, pertanyaannya adalah sejauh mana Atika mampu berkolaborasi dengan Saipullah untuk menciptakan pemerintahan yang harmonis dan efektif? Atau nasib Madina akan tetap sama?. Sebagian spekulasi mengatakan ia hanya mencoba kloter kedua dengan mengganti teman derita. Memang dapat di akui nama Saipullah dan Atika bukan nama baru di lembar politik madina. Namun belum tentu mereka berdua mampu membawa madina ke pintu yang lebih terbuka.

Meskipun demikian, kemenangan Sahata tetap harus dilihat sebagai peluang besar bagi Mandailing Natal untuk melangkah maju. Dengan dukungan penuh dari masyarakat dan kemampuan mereka untuk bekerja sama, pasangan ini diharapkan memiliki potensi untuk membawa perubahan signifikan. Namun, untuk mencapai hal tersebut, transparansi, keberanian mengambil keputusan, dan komitmen kuat untuk kepentingan rakyat harus menjadi prioritas utama mereka. Masyarakat Madina kini menunggu realisasi dari visi besar Sahata. Apakah pasangan ini mampu membuktikan diri sebagai pemimpin yang benar-benar membawa perubahan, atau justru terjebak dalam lingkaran permasalahan lama? Bahkan bisa jadi mereka akan membawa permasalahan baru bagi madina. Jawabannya terletak pada kinerja mereka yang akan di saksikan dalam beberapa tahun mendatang. Saatnya Sahata menunjukkan bahwa mereka layak dipercaya untuk memimpin Mandailing Natal ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun