Pada tahun 2023, Payakumbuh, sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu kota dengan perkembangan ekonomi yang pesat,menunjukkan kinerja keuangan yang signifikan dengan total pendapatan sebesar Rp741.542.143.970,01. Dari total pendapatan tersebut, pendapatan asli daerah (PAD) berkontribusi sebesar Rp124.410.545.173,01, menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah masih menjadi bagian penting meskipun tidak dominan. Kontribusi terbesar berasal dari pendapatan transfer yang mencapai Rp615.331.598.797,00, termasuk di dalamnya dana perimbangan sebesar Rp537.414.654.915,00, transfer pemerintah pusat lainnya sebesar Rp46.963.381.000,00, dan transfer antar daerah sebesar Rp30.953.562.882,00. Lain-lain pendapatan daerah yang sah menambahkan Rp1.800.000.000,00 ke total pendapatan.
Apabila dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan pada awal tahun, dapat dikatakan bahwa Payakumbuh telah melampaui ekspektasi pendapatan daerah. Hal ini terutama didorong oleh besarnya dana transfer dari pemerintah pusat dan antar daerah yang mencakup lebih dari 83% total pendapatan. Pendapatan asli daerah, meskipun signifikan, belum mampu menjadi sumber utama, mengindikasikan masih adanya ketergantungan yang tinggi pada transfer dari pemerintah pusat dan daerah lain.
Pada sisi pengeluaran, belanja daerah mencapai Rp723.909.863.263,00. Pengeluaran terbesar berasal dari belanja operasi yang menyerap Rp640.705.251.071,00 atau sekitar 88% dari total belanja. Ini mencakup biaya-biaya rutin seperti gaji pegawai, operasional perkantoran, dan pelayanan publik. Belanja modal sebesar Rp82.996.421.792,00 dialokasikan untuk investasi dalam pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik lainnya. Belanja tidak terduga tercatat Rp208.190.400,00, yang mencerminkan alokasi untuk situasi darurat dan kebutuhan mendesak lainnya.
Mengacu pada target belanja yang telah ditetapkan, Payakumbuh tampak berhasil mengelola anggaran belanja secara efektif. Belanja yang terkendali dan sesuai target menunjukkan efisiensi dalam penggunaan dana daerah. Namun, alokasi belanja operasi yang sangat tinggi mengindikasikan perlunya upaya untuk meningkatkan belanja modal guna mendorong pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan lebih banyak berfokus pada investasi jangka panjang yang dapat meningkatkan PAD di masa mendatang.
Sebagai kritik dan saran, Payakumbuh perlu mengembangkan strategi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah sehingga ketergantungan pada transfer pemerintah pusat dan daerah lain dapat berkurang. Ini bisa dilakukan melalui pengembangan sektor pariwisata, peningkatan potensi ekonomi lokal, dan optimalisasi pajak daerah. Selain itu, efisiensi belanja operasi perlu ditingkatkan agar lebih banyak dana dapat dialokasikan untuk belanja modal dan program pembangunan jangka panjang. Pengembangan infrastruktur yang baik akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih kokoh dan berkelanjutan. Lebih lanjut, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah harus terus ditingkatkan untuk memastikan setiap rupiah digunakan seefektif mungkin demi kesejahteraan masyarakat Payakumbuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H