RENUNGAN
Puncak. Tempat terindah yang sering nenek singgahi bersamaku. Menempati sebuah villa mewah yang tak ku tahu, apa kegunaannya. Villa bercat biru langit yang didominasi warna putih dan coklat. Warna itu, sesuai dengan warna favoritku. Menjadikan villa, sangat kontras di tengah-tengah pepohonan hijau yang menjulang.
Kakiku melangkah bosan menuju pintu villa. Memberi senyum sinis atas jerih payah orang tuaku. Membongkar kewajiban yang sebenarnya. Mencari apa yang seharusnya terjadi, dan siapa yang seharusnya di sini, bersamaku.
"Masuklah, Cu! Matamu akan cepat tua, jika terlalu lama memandangi villa ini."
"Jangan katakan itu lagi, Oma. Aku mau berkeliling sebentar."
"Jangan lama-lama, karena ada sebuah cerita yang menantimu di sini! Mir, tolong temani Rissya, ya...!" perintah nenek pada sopirku.
"Baik, Buk!"
"Aku akan kembali, secepatnya. Daahh, Oma!!" pamitku.
"Waalaikumussalam," jawab Oma dan aku tersenyum padanya.
"Assalamualaikum, Oma...."
"Waalaikumussalam, hati-hati!" pesan Oma padaku.