Apa jadinya jika niat baik kebijakan pemerintah untuk melindungi warga  justru berubah jadi bencana?? inilah yang terjadi di Cina. Pertama kalinya sejak puluhan tahun jumlah penduduk di Cina lagi merosot, bahkan pada tahun 2100 jumlah penduduk mereka diperkirakan bakal anjlok 100-200 jt penduduk, angka yang sangat besar. Pertanyaannya kenapa negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia ini bisa punya masalah kayak gini ?
simpelnya masalah ini timbul karena angka kelahiran lebih sedikit dibandingkan dengan angka kematian yang terus terusan meningkat. Jika ditanya kenapa semua ini bisa terjadi? bermula pada puluhan tahun yang lalu ketika pemerintah disana menetapkan kebijakan satu anak pada tahun 1980, jika di pikir tujuannya memang bagus untuk mengendalikan jumlah populasi yang terlalu besar saat itu, namun efek jangka panjangnya... ehemmm.
Tentunya kebijakan satu anak ini membatasi setiap satu keluarga di cina hanya boleh  memiliki satu keturunan. Jika terdapat calon anak yang ada dalam kandungan mereka bahkan rela menghilangkan anak tersebut melalui cara cara yang keras sampai tidak manusiawi. Karena pemerintah membatasi hanya boleh memiliki satu anak maka para orang tua di Cina memilih dan mengharapkan memiliki anak laki-laki karena dianggap bisa untuk diandalkan.Â
Hal ini membuat kedudukan anak laki laki lebih tinggi dibandingkan perempuan bahkan apabila mengetahui telah mengandung anak perempuan maka sebisa mungkin untuk tidak dilahirkan dengan cara aborsi.Â
Berdasarkan kejadian ini pada tahun 2020 terdapat 30+ jt jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan di Cina yang membuat masalah masalah baru bermunculan disana seperti: angka perkawinan yang kurang, perempuan dikucilkan di masyarakat, bahkan berpotensi meningkatkan angka kriminalitas.Â
Pada ujungnya peristiwa ini membuat negara tirai bambu mengalami kekurangan anak muda yang mengisi lapangan pekerjaan. Saat ini Cina membutuhkan banyak kelahiran sebagai solusi alternatif untuk masalah ini, mereka bahkan akhirnya menganjurkan untuk setiap keluarga memiliki 3 anak. Â
Permasalahannya anak-anak disana condong untuk tidak mau menikah dan punya anak dengan berbagai alasan misalnya: biaya membesarkan anak yang mahal, masih harus mengurus orang tua, biaya tempat tinggal yang tidak terjangkau, kekhawatiran mengganggu karir. Lalu bagaimana nasib negara Cina ini kedepannya?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI