Mohon tunggu...
Nisa Awaliyah Nur Azizah
Nisa Awaliyah Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - KELOMPOK 34 KKN RDR 77 UIN WALISONGO SEMARANG

selamat membaca, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dampak Pembelajaran Daring terhadap Pembelajaran Tatap Muka

22 November 2021   20:38 Diperbarui: 22 November 2021   20:44 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Awal munculnya Covid-19 di Indonesia dimulai sejak Maret 2020. Covid-19 ini merupakan suatu virus yang berasal dari salah satu kota di Negara Cina yaitu Kota Wuhan. Adanya Covid-19 berdampak pada semua sektor di Indonesia salah satunya yaitu sektor pendidikan. Sejak kemendikbud memutuskan kebijakan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dari rumah. Seluruh kegiatan pembelajaran yang semula dilakukan didalam kelas secara tatap muka terpaksa harus digantikan dengan pembelajaran daring dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada misalnya menggunakan aplikasi video conference.

Pembelajaran daring yang menuntut siswa untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru secara virtual ditambah dengan banyaknya tugas yang membebani membuat siswa menjadi jenuh dan malas. Hal itu menjadikan pembelajaran daring mempengaruhi tingkat belajar siswa. Banyak siswa yang rajin menjadi malas karena bosan dengan pembelajaran daring yang dinilai kurang efektif.

Berdasarkan fakta yang saya temui saat pembelajaran daring melalui video conference tak sedikit juga siswa yang kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi bahkan ada yang mengbaikan dengan mematikan kamera dan mengerjakan hal lainnya. Selain itu pembelajaran daring dalam penerapannya juga memiliki banyak kendala seperti yang banyak ditemui yaitu kendala akses internet. Covid-19 ini tidak hanya berdampak di kota-kota besar saja tetapi juga di daerah pedesaan yang akses internet masih kurang. Selain kendala akses internet fakta yang saya temui di masyarakat banyak juga siswa atau orang tua siswa yang tidak mempunyai handphone atau komputer yang digunakan untuk menunjang pembelajaran daring.

Kendala pembelajaran daring tersebut juga dirasakan oleh adik-adik Panti Asuhan Fakhrudin di Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Panti asuhan ini terdiri dari anak-anak usia sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah atas. Di panti asuhan sekaligus pondok pesantren ini anak-anak SD dan SMP tidak diperbolehkan membawa handphone sehingga untuk menerima informasi anak-anak panti asuhan harus melalui pengurus panti asuhan terlebih dahulu. Tak sedikit anak-anak panti asuhan juga merasa kurang memahami materi pelajaran beserta tugas-tugasnya.

Setelah banyaknya keluhan dan kendala tentang pembelajaran daring yang telah berjalan kurang lebih 1,5 tahun lamanya. Akhirnya pada pertengahan tahun 2021 ini pemerintah memutuskan untuk menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas untuk jenjang sekolah menengah atas dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tentu hal ini disambut antusias oleh para siswa dan orang tua siswa.

Dalam penerapan pembelajaran tatap muka terbatas tiap harinya dalam satu kelas hanya 50% siswa yang datang ke sekolah. Pembagian 50% siswa itu berdasarkan nomor urut presensi siswa yaitu presensi ganjil dan genap. Selain jumlah siswa yang dibatasi dalam pelaksanaanya jam pelajaran tiap mapel juga dikurangi menjadi 30 menit/ 1 jam pelajaran. Sehingga sebelum jam 12.00 seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah selesai.

Namun karena sudah terlalu lama siswa menerima pelajaran secara daring saat pembelajaran tatap muka ini ada beberapa siswa yang masih malas seperti tidak berangkat ke sekolah, tidak mengerjakan tugas dan kurang memperhatikan guru yang sedang menerangkan materi di dalam kelas. Saya juga pernah menemui salah satu siswa yang menjadi malas dalam mencatat materi dan memilih meminjam catatan teman untuk di fotokopi. Hal ini tentu menjadi persoalan yang memerlukan solusi dalam penerapan pembelajaran tatap muka selanjutnya.

Solusi yang mungkin bisa dilakukan yaitu dengan membuat pembelajaran tatap muka ini menjadi lebih menyenangkan dengan memilih menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat. Guru atau pendidik lainnya tentu tidak bisa jika hanya menerapkan metode konvensional seperti dulu sebelum adanya pandemi Covid-19. Media dan metode pembelajaran yang digunakan juga harus mengikuti perkembangan zaman sekarang. Siswa harus ikut serta berperan aktif dalam pembelajaran sehingga siswa tidak bosan dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun