Gadis berumur 8 tahun itu iba kepada ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga setelah ayahnya meninggal. Dahulu, Lala pernah mencuri uang temannya karena ia belum makan, namun Ibunya mengetahui lalu mengusap rambut putrinya dan menasihatinya. "Lala, mencuri itu dosa, sesusah apapun hidup kita, kita tidak boleh mengambil apa yang bukan milik kita" ucapan Ibu membuat hati lala merasa sesak, dan Lala diajarkan berdagang oleh ibunya dan mulai menyukai hobi barunya.
Kini Lala duduk di bangku kelas 3 SMP, dengan suasana serta teman baru, naura awalnya gengsi untuk melanjutkan bakatnya, namun suatu hari, naura mendapatkan tugas ips berupa industri kreatif, yakni menjual barang atau makanan hasil karya sendiri, hal itu membuat naura membungah senang.
Dengan modal seadanya, Lala mulai memproduksi makanannya, lalu menghitung keuntungan dan kerugian, hingga keesokannya bazar pun tiba, satu persatu pembeli datang, produknya laris habis tak tersisa satupun, Lala menghitung uang hasil jualannya "Hufft ! Alhamdulilah" gadis itu sangat bersyukur masih ada orang yang percaya dengan produknya.
Lala pulang ke rumah dengan wajah gembira yang disambut hangat dengan Ibunya. "Assalamualaikum Bu" Lala mencium punggung tangan ibunya. "Waalaikumsalam, ada apa nak? kok senang begitu wajahnya" tanya Ibunya. bukannya menjawab, Lala malah mengipasi wajahnya dengan puluhan lembar uang.
"Lihat Bu" ucap Lala membuat Ibunya menduga-duga peristiwa dahulu terulang. "Kamu mencuri lagi?" tanya Ibunya. "Enak saja, dagangan Lala habis terjual, Lala senang sekali! ini uang buat Ibu, Lala kan mau bantu Ibu" jawab Lala dengan antusias membuat Ibunya menghela napas lega lalu menerima selembar uang berwarna biru. "Alhamdulilah terimakasih Nak, semoga kelak Lala menjadi anak yang sukses dunia akhirat" Ibu mengecup kening putrinya itu dengan tulus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H