Mohon tunggu...
nisaarnianti
nisaarnianti Mohon Tunggu... Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

saya memiliki hobi membaca buku motivasi, memiliki sifat yang periang dan ceria dan saya juga menyukai makanan yang membuat saya suka memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Evolusi Arsitektur Perangkat Lunak: Dari Monolitik Menuju Microservices dan Serverless

22 April 2025   22:58 Diperbarui: 22 April 2025   23:05 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Otomatisasi: CI/CD pipeline, pengujian otomatis, monitoring semua wajib untuk menjaga speed dan stability. Dengan otomatisasi, organisasi bisa mengurangi human error dan mempercepat siklus rilis tanpa mengorbankan kualitas.

Kasus Nyata: Netflix dan AWS

Netflix menjadi salah satu ikon transformasi arsitektur: dari sistem monolitik menjadi ratusan microservices. Ini bukan hanya soal teknologi, tapi perubahan kultur organisasi: desentralisasi, tim kecil yang mandiri, dan kecepatan iterasi.

Begitu pula dengan AWS: berawal dari aplikasi tunggal internal, lalu bertumbuh menjadi cloud ecosystem terbesar di dunia melalui prinsip SOA (Service-Oriented Architecture) dan microservices. Dalam semua ini, arsitektur bukan sekadar teknologi, tapi strategi bisnis.

Tantangan di Lapangan

Meski transformasi arsitektur menawarkan banyak keuntungan, tidak bisa dipungkiri bahwa transisinya penuh tantangan. Banyak organisasi mengalami technical debt ketika mencoba berpindah ke arsitektur modern tanpa strategi matang. Migrasi dari monolit ke microservices bisa menyebabkan kompleksitas baru seperti kesulitan tracing, biaya komunikasi antarlayanan, dan peningkatan kebutuhan observabilitas.

Oleh karena itu, evolusi arsitektur harus diiringi dengan evolusi praktik manajemen proyek dan DevOps yang mendukungnya. Dokumentasi yang jelas, pemantauan yang kuat, serta pendekatan domain-driven design menjadi krusial dalam eksekusi nyata.

Implikasi bagi Dunia Industri & Akademik

Dunia kerja kini menuntut software architect yang tak sekadar tahu teori, tapi mampu merancang sistem yang scalable, maintainable, dan resilient. Artikel ini harus jadi bacaan wajib, tidak hanya di perusahaan rintisan, tapi juga lembaga pendidikan tinggi dan pemerintahan.

Bahkan, dalam konteks DevOps dan AI-ops, pendekatan arsitektural modern menjadi pondasi penting dalam mendukung ekosistem kerja yang agile dan berbasis data. Dunia akademik perlu menjembatani kesenjangan antara kurikulum dan kebutuhan industri dengan lebih banyak studi kasus dan pengalaman praktis dalam arsitektur perangkat lunak.

***

Evolusi Arsitektur Adalah Evolusi Bisnis

Arsitektur perangkat lunak bukan sekadar keputusan teknis-ia adalah keputusan bisnis. Kecepatan adaptasi arsitektur sangat menentukan apakah suatu organisasi bisa survive atau tenggelam di era digital ini.

Maka, bagi siapa pun yang terlibat dalam dunia rekayasa perangkat lunak, pemahaman mendalam terhadap tren dan praktik terbaik arsitektur adalah harga mati. Dan artikel seperti karya Nivedhaa ini adalah bahan bakar intelektual yang kita butuhkan untuk terus bergerak ke depan.

Referensi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun