Terlebih lagi, saat itu maggot yang dibudidayakan sudah bisa dijual dengan harga Rp 100 ribu kilogram. Sehingga pemuda desa lain mulai tertarik dan dibentuklah Rumah Pemuda Kreatif. Vira juga mulai membuat budidaya maggot ini lebih serius dengan membuat lembaga Yayasan Maggot Recycle Center, yang berlokasi di Desa Simpang Kota Bingin, Merigi, Kepahiang. Perempuan yang saat kuliah aktif di organisasi pecinta alam di kampus ini pun memutuskan untuk berpindah ke Kepahiang, kabupaten termuda di Provinsi Bengkulu yang dulunya bagian dari Rejang Lebong. Dikarenakan geografisnya yang sejuk dan berlimpah dengan limbah organik.
Untuk permasalahan bau yang dikeluhkan masyarakat, Vira menyiasatinya dengan menjaga kebersihan tempat budidayanya, mengatur makan maggot, fermentasi pakan maggot ditaruh di gentong besar, dan menggunakan semprotan anti bau. Jadi bau bisa diminimalisir sebaik mungkin.
Budidaya Maggot Menghasilkan Cuan, Membantu Mengatasi Sampah Organik, dan Memberdayakan Pemuda Sekitar
Dengan modal awal 3 kilogram bibit maggot, jumlah panen yang didapatkan bisa sekitar 8 kilogram maggot. Dan, dalam sekali produksi kemungkinan bisa menghasilkan hingga 10 kg maggot. 15 hari itu bisa dapat 2 juta. Sangat lumayan, meski dipotong untuk operasional dan upah pengelola kandang maggot yang kini berjumlah 6 orang.
Budidaya maggot pun membantu memberdayakan pemuda sekitar yang putus sekolah mendapat secercah asa untuk bisa sukses dan mempunyai kegiatan yang bermanfaat. Dengan budidaya maggot juga, sampah organik masyarakat jadi bisa diatasi dan lingkungan menjadi lebih bersih. Karena puluhan ribu maggot bisa menghabiskan sampah organik 1 kg dalam waktu 24 jam. Dalam kurun waktu 2-3 minggu, sekitar 750 kg maggot bisa mengurai sekitar 2 ton sampah organik. Diharapkan sampah-sampah warga bisa selalu disumbangkan ke tempat budidaya maggot.
Penutup
Meski sempat terhenti langkahnya, tentu saja Vira tidak menyerah, dengan melakukan sosialisasi ke pemuda sekitar dan upgrade tempat budidayanya, Vira berusaha membuktikan ke masyarakat bahwa Maggot Recycle Center-nya sangat bermanfaat untuk lingkungan dan menghasilkan uang. Bahkan, menjadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards (SIA) Provinsi 2021. Memang terkadang butuh bukti sukses dulu untuk orang lain percaya.
Untuk kedepannya, Vira akan mengembangkan budidaya maggot menjadi komoditi ekspor berupa Dry Maggot dan Tepung Maggot. Sebab, potensi ekspor juga terbuka lebar. Yuk, mari kita doakan Vira bisa mewujudkannya!
Sumber:
- https://www.rri.go.id/bengkulu/lain-lain/302448/budidaya-maggot-vira-berdayakan-pemuda-kelola-sampah-jadi-berkah
- https://www.bengkulunews.co.id/pesona-maggot-atasi-sampah-dan-beri-nafas-untuk-pemuda-putus-sekolah-di-rejang-lebong