Isu yang menjadi perhatian adalah:
- Limbah misalnya, kemasan Teh Botol Sosro berupa tetra pack, kemasan botol, dan kemasan pouch. Kemasan ini rawan untuk dijadikan sampah karena kemasan ini terbentuk dari bahan yang hanya bisa digunakan sekali. Kedua, isu penggunaan ulang kemasan. Kemasan botol sangat rawan terhadap penggunaan ulang, parahnya, kini bertebaran kasus pemalsuan produk dengan menggunakan kemasan suatu produk
PT. Sinar Sosro ini memiliki saudara perusahaan yaitu PT. Agropangan Putra Mandiri yang bergerak dalam pengelolaan bahan baku teh (perkebunan) dan PT. Gunung Slamat yang bergerak pada pengelolaan teh menjadi teh kering.Â
- Perusahaan tersebut berada di bawah REKSO Company. Kaitannya dengan hal tersebut, setiap anak perusahaan tersebut pastinya memiliki publik masing-masing. PT. Agropangan Putra Mandiri, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan pastinya menjalin relasi yang erat dengan masyarakat di sekitar perkebunan. Isu yang mungkin muncul adalah terkait dengan air, tenaga kerja, atau fasilitas (jalan). Biasanya, perkebunan akan memperkerjakan masyarakat disekitarnya untuk membuka lapangan kerja bagi masyarakat disekitar. PT. Gunung Slamat bergerak dibidang pengelolaan teh tentunya akan menimbulkan masalah terkait dengan kerusakan fasilitas publik (jalan) yang dilalui oleh mobil pengangkut bahan baku.
Hal-hal seperti yang dijelaskan diatas akan muncul dan terus berkembang bersamaan dengan perkembangan perusahaan. Seperti yang tertuang dalamUndang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ("UUPT") dan Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perseroan Terbatas, setiap Perseroan Terbatas hendaknya berkomitmen melakukan CSR. Tidak hanya semata untuk menegakkan hukum, namun juga berkaitan dengan etika bisnis dan kesadaran perusahaan untuk turut serta dalam pembangunan negara.
PT. Sinar Sosro sebelumnya melakukan sebuah kegiatan CSR bertajuk Sekolah Sehat Sosro. Kegiatan CSR ini berfokus membentuk sistem pengelolaan
sekolah yang menjamin terwujudnya kualitas sekolah yang bersih, hijau, kreatif, hemat, aman damai, dan bekerlanjutan. Kegiatan CSR ini bekerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Rangkaian kegiatan CSR ini tidak hanya berfokus pada pembenahan infrastuktur namun juga pada karakter semua elemen yang ada di sekolah-sekolah. Hasil akhir dari program ini ialah membangun kesadaran elemen sekolah untuk mengubah perilaku dan kaarakter bangsa lewat sekolah yang lebih sehat.
http://www.sosro.com/in/csr Diakses pada 20 Oktober 2017 pada 23.30 WIB
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H