Hari gini, siapa yang nggak kenal dengan dunia traveling? Mau yang murah-meriah ala backpacker sampai kelas mahal untuk kalangan  jet set, semua bisa dilakoni. Jangankan ke luar negeri, di Indonesia sendiri ada jutaan destinasi wisata yang amat memesona.
Hhhm,saya tanya nih ya.. Kamu sudah pergi ke berapa tempat wisata di Indonesia? Heheeuu, kalau saya siih masih bisa dihitung sama tanganlaah destinasi yang pernah dikunjungi. Maklum, persoalan klise. Lagi-lagi kepentok sama budget. Bisa nggak ya setiap perjalanan saya dibiayai sama sponsor? Bisa ternyata! Bagaimana caranya? Yuk simak cerita saya berdasarkan sharing yang saya ikuti bersama Mario Iroth, penggagas Wheel Story, di SCTV Tower beberapa waktu silam.
[caption id="attachment_358813" align="aligncenter" width="560" caption="Mario Iroth saat mengendari sepeda motornya ke Pulau Rote. (dok. Wheel Story)"][/caption]
Tahap PERTAMA yang dilakukan Mario saat ingin menawarkan perjalanannya ke pihak sponsor adalah persiapan. Sebagai seseorang yang ingin disponsori perjalanannya, tentu Anda harus melakukan persiapan dengan matang.
Yang paling penting, siapakan kartu identitas. Ya, dong itu wajib! Kalau perjalanan ingin disponsori, apalagi ke luar negeri, sementara Anda belum memiliki paspor atau masa berlakunya habis, mana bisa dipercaya calon sponsor? Kartu identitas yang masih aktif juga memudahkan Anda saat berada di mana saja. Ingat, persiapan kartu identitas menunjukkan keseriusan Anda, lho. Hal yang sepele tapi sering terlupakan, ya :)
[caption id="attachment_358834" align="aligncenter" width="640" caption="Mario Iroth memperkenalkan dirinya di awal sesi pertemuan. (dok. pribadi)"]
Selanjutnya, Anda persiapkan tujuan perjalanan, misi perjalanan, budget, termasuk ittenerary (rundown perjalanan). Semua harus dijelaskan sejelas-jelasnya dalam proposal. Tujuan perjalanan >> ke mana tujuan perjalanan Anda? Misalnya tujuh kota di Pulau Jawa, sembilan negara di ASEAN, atau Indonesia bagian Timur.
Akan lebih baik bila perjalanan yang dilakukan juga memiliki misi perjalanan, contohnya kebudayaan, pendidikan, atau kemanusiaan. Selanjutnya budget. Jelaskan saja berapa biaya yang Anda butuhkan selama perjalanan, mulai dari transportasi (termasuk bensin), akomodasi, makan/minum, penginapan, pulsa handphone dan modem internet, termasuk biaya-biaya tak terduga lainnya.
Jelaskan secara rinci juga, bagaimana rute perjalanan Anda. Mulai dari titik awal hingga akhir perjalanan. Buat segamblang mungkin agar sponsor terbayang situasi perjalanan Anda.
Tahap KEDUA adalah dokumentasi (portofolio). "Bagaimana sponsor mau percaya dengan perjalanan yang kita ajukan kalau tidak ada dokumentasi?" tanya pria kelahiran 28 tahun silam kepada peserta sharing.
Semua dilalui Mario tidak secara instan. Selama enam tahun saat menjadi pegawai swasta, Mario kerap mendokumentasikan kisah perjalanannya melalui foto, video, juga tulisan. Foto yang dihasilkannya pun bukan foto fotografer profesional. Mario beraksi sambil belajar.