Mohon tunggu...
Nisa Novita
Nisa Novita Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Just ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teks Kritik Film "Serdadu Kumbang"

12 Maret 2021   11:10 Diperbarui: 12 Maret 2021   11:26 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Serdadu Kumbang adalah film bergendre drama yang  berdurasi 106 menit. Film ini dirilis pada 16 Juni 2011 dengan arahan sutradara Ari Sihasale dan penulis naskah Jeremias Nyangoenm, serta Nia Sihasale Zulkarnaen sebagai Executive Producer di bawah naungan rumah produksi Alenia Fictures.


Film yang mengangkat tema keluarga dan pendidikan mengambil lokasi shooting di Desa Mantar, Kecamatan Poto Tano, Pasar Taliwang, Kecamatan Taliuwang dan Desa Bungin, Kecamatan Akas Kabupaten Sumbawa. Proses pembuatan film ini memakan waktu sebulan lebih, mulai November hingga Desember 2010. Selain itu, penggarapan film ini melibatkan perusahaan tambang tembaga dan emas PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) Batu Hijau, Sumbawa Barat sebagai sponsor utama.


Film Serdadu Kumbang ini didukung sejumlah aktor dan aktris papan atas seperti Ririn Ekawati, Lukman Sardi, Leroy Osmani, Dorman Borisman, Putu Wijaya, Titi Sjuman, Asrul Dahlan, Surya Saputra, Monica Sayangbati, Fanny Fadila dan Norman Borisman . Selain itu, film ini dibintangi tiga pemain cilik dengan pemeran utama Yudi Miftahudin (11) yang berperan sebagai Amek, Aji Santosa (9) sebagai Umbe, dan Fachri Azhari (11) sebagai Acan dan juga lima anak asli Sumbawa yaitu Kencor, Jafar, Beda, Ima, dan Lan juga dilibatkan dalam film garapan Ari Sihasale ini.


Film Serdadu Kumbang mengangkat kisah perjuangan anak-anak Mantar untuk menggapai cita-cita kendati dalam kondisi yang serba sulit. Amek, bocah yang menderita bibir sumbing hidup dalam kondisi sangat sederhana di sebuah rumah panggung di Desa Mantar bersama "Inaq" (ibunya) Siti yang diperankan Titi Sjuman dan kakannya Minun (Monica Sayangbati).


Amek bersama ibu dan kakanya hidup dari berjualan kecil-kecilan di bawah kolong rumah panggung sederhana tempat mereka tinggal, sejak mereka ditinggal ayahnya Zakaria (Jack) yang diperankan Asrul Dahlan mengadu nasib sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia.


Anak, bocah yang menderita bibir sumbing itu bercita-cita menjadi presenter berita televisi nasional suatu saat nanti. Awalnya ia sama sekali tak percaya diri karena kekurangannya itu. Apalagi ia sempat tidak lulus Ujian Nasional (UN) tahun lalu. Hal tersebut yang membuatnya semakin tidak yakin bisa menggapai cita-citanya. Mulailah perjuangan-perjuangan yang ia lalui untuk meraih cita-citanya.


Para pemain Film "Serdadu Kumbang" sangat menjiwai karakter masing-masing yang membuat akting mereka terasa natural dibantu polesan sedikit oleh sutradara. Ale (panggilan akrab Ari Sihasale) cukup berhasil menampilkan gaya khas seorang TKI yang pulang kampung setelah merantau di negeri jiran. Kemampuan akting Asrul Dahlan, pemeran Asrul dalam sinetron religi, Para Pencari Tuhan besutan sutradara legendaris, Dedy Mizwar itu cukup sempurna memerankan tokoh seorang TKI.


Para aktor dan aktris sangat totalitas dalam mendalami peran dan karakter mereka dalam film ini. Contohnya saja Ririn Ekawati yang memerankan Guru Imbok misalnya sengaja berjemur di pantai agar kulitnya yang putih dan mulus berubah menjadi hitam. Demikian juga Asrul Dahlan juga harus merebonding rambutnya  agar bisa memerankan tokoh" Jack" (Zakaria), ayah dari Ameq (Yudi Miftahuddin). seorang TKI yang bekerja di Malaysia.


Film ini menarik untuk ditonton karena betul-betul dapat mengeruk simpati penonton dan juga didalamnya menjejalkan banyak kisah dalam durasi 106 menitnya. Namun mungkin di tengah jalan film yang ditulis Jeremias Nyangoen ini agak keteteran dan menjadi agak kurang fikus. Cukup banyak sempilan yang terasa tidak perlu, yang membuat hanya adegan numpat lewat yang fungsinya dalam cerita patut dipertanyakan lagi. Namun saat film ini mulai menanjaki paruh terakhir, jalan cerita sudah lebih fokus sudah tahu mau kemana mengarahkan penonton.
Film ini mengajarkan semangat untuk menggapai apa yang kita inginkan, walaupun terkesan agak menggurui di beberapa momennya, tapi tidak mengganggu kita untuk menikmati film ini. Jika dilihat memakai kacamata educational psychology,terdapat adanya pendidikan karakter yang ditanamkan oleh tokoh-tokoh pembantu dalam film ini. Seperti halnya, kejujuran, empati, ketika ada yang marah dan tidak mengumbar kesombongan, karakter-karakter semacam itu akan ditemukan dalam film ini.


Film Serdadu Kumbang layak menjadi tontonan anak-anak. Perjuangan mereka dalam meraih cita-cita patut menjadi inspirasi bagi anak-anak yang sedang berjuang diluar sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun