Mohon tunggu...
Nisa
Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - universitas sebelas maret

Menulis menjadi suatu hal yang saya tekuni dalam hal menuangkan gagasan yang saya kritisi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memahami Apa Itu Halo Effect

19 Agustus 2024   08:42 Diperbarui: 19 Agustus 2024   08:52 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Efek Halo (Hallo Effect) merupakan fenomena psikologis di mana kesan umum kita tentang seseorang mempengaruhi cara kita merasakan dan berpikir tentang karakter mereka. Bias kognitif ini membuat kita cenderung membuat penilaian tentang kepribadian seseorang berdasarkan satu ciri saja, sering kali penampilan fisik atau kesan awal yang kita dapatkan. 

Istilah "Efek Halo" pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Edward Thorndike pada tahun 1920, setelah penelitiannya tentang bagaimana persepsi orang terhadap atasan mereka, seperti dalam militer, memengaruhi penilaian keseluruhan mereka terhadap orang tersebut. 

Efek Halo beroperasi berdasarkan prinsip bias kognitif, di mana otak kita cenderung mengambil jalan pintas mental untuk membuat keputusan dengan cepat. Ketika kita bertemu seseorang yang baru, otak kita dipenuhi dengan berbagai informasi, dan untuk memprosesnya dengan efisien, kita cenderung fokus pada ciri-ciri yang paling mencolok, seperti senyuman hangat, sikap percaya diri, atau penampilan menarik. Jika ciri-ciri ini positif, kita cenderung menganggap aspek lain dari kepribadian mereka juga positif. 

Efek Halo dapat berdampak besar pada berbagai aspek kehidupan, mulai dari hubungan personal hingga lingkungan profesional. Misalnya, dalam konteks wawancara kerja, seorang kandidat yang terlihat rapi dan berbicara dengan percaya diri mungkin dinilai lebih kompeten, meskipun kualifikasinya mungkin tidak begitu kuat dibandingkan dengan kandidat lain. Di dunia pendidikan, seorang siswa yang disukai oleh guru mungkin mendapatkan nilai yang lebih baik karena persepsi positif tersebut, meskipun prestasi akademiknya mungkin biasa-biasa saja. 

Menyadari adanya Efek Halo adalah langkah pertama untuk menguranginya. Dalam pengambilan keputusan, penting untuk mencoba menilai orang berdasarkan berbagai aspek dan bukti objektif, bukan hanya berdasarkan kesan awal atau penampilan luar. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain secara lebih mendalam, kita dapat membuat penilaian yang lebih adil dan akurat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun