Mohon tunggu...
nisa adelia
nisa adelia Mohon Tunggu... Guru - Dosen

Saya adalah serorang perempuan yang sudah menikah dan memiliki 1 anak laki laki. pekerjaan saya saat ini adalah staf pengajar di prodi perpustakaan dan sains informasi. minat kajian saya di bidang manajemen pengetahuan, minat baca, dan literasi anak. hobi saya makan, membaca dan jalan jalan.

Selanjutnya

Tutup

Book Artikel Utama

Ibu, Buku, dan Cerita

18 Juli 2024   21:04 Diperbarui: 21 Juli 2024   21:55 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi pribadi  

Berdamai Dengan Diri Sendiri

Dalam buku ini Bunda Susan memulai dengan bahasan yang cukup menarik yakni tentang Orang tua, konselor atau pendidik dengan dirinya sendiri. 

Orang tua sebagai teman sehari-hari sang anak harus selesai dengan dirinya sendiri terlebih dahulu. Membuang pikiran negatif. Mengesampingkan perasaan jengkel, dan berusaha mebuat kongruensi (sebangun) dengan anak. Karena anak-anak itu memiliki jiwa yang mampu menangkap "aura" orang di sekitarnya. Bahkan, mereka bisa menangkap mana orang yang sejiwa dengan mereka dengan tidak. Mereke yang cuma pura-pura atau tulus dengannya. 

"Jadilah konselor terapis untuk diri sendiri dulu. Selesaikan perkara -- perkara pasir, kerikil, dan batu besar yang belum tuntas. Ada kecewa, lepaskan. Ada dendam, maafkan. Ada ungkapan sayang yang belum tersampaikan, sampaikan. Sederhana tapi dampaknya ajaib!" (Halaman 47)

Nah ternyata, kita sendiri adalah sumber utamanya. Bunda Susan sang Bibliotherapis sering menangani anak-anak yang ternyata sumber masalahnya terletak pada kedua orang tuanya. Anak-anak menjadi dampaknya. 

Dalam buku ini diceritakan terdapat seorang ibu yang membawa anaknya ke Bunda Susan dengan keluhan keterlambatan membaca dan kemampuan hitungnya. Setelah Bunda susan menangani anak tersebut dengan menggunakan teknik berkisah, dalam waktu sehari saja anak tersebut sudah menunjukkan perkembangannya. 

Kemudian, Bunda Susan mencoba berkomunikasi dengan sang Ibu. Benar saja, sang ibu kurang disenangkan saat masa hamil anak tersebut, dan dalam sehari-harinya emosi dan keinginan sang ibu terlalu mendominasi.

Mendengarkan dan Didengarkan 

Poin penting selanjutnya adalah kemampuan orang tua dalam berkisah dan bersabar mendengarkan anak berkisah. Karena anak juga butuh didengarkan. Jadi, selain kita selalu membacakan mereka buku-buku dengan teknik berkisah, kita juga harus bersabar mendengarkan mereka berkisah. 

Nah dalam membacakan buku dengan teknik berkisah, jangan malu dalam mengekspresikan sebuah adegan. Jika itu suara raksasa, maka tinggikan volume. 

Hal ini mampu memantik imajinasi anak. Bila perlu, bermain peran dengan anak. Misal saat anak susah makan sayur, kisah bisa dilakukan saat anak makan sayur dengan tokoh sayur-sayuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun