Setelah pernah begitu patah, aku tak tertarik  lagi untuk mencintai siapapun .
Mungkin karena luka lamaku yang belum sepenuhnya pulih , atau mungkin karena aku masih terlalu takut memilih.
Di hidupku banyak sekali yang datang menawarkan hati, tapi pintu yang dulu pernah ku buka masih tertutup serapat-rapatnya, tangan yang dulu pernah begitu lapang menerima, masih menggenggam masa lalunya..
Hingga akhirnya kau datang menjanjikan tenang, menjanjikan sembuh yang paling aku butuh, menjanjikan harapan yang paling aku harap-harapkan, membuat aku percaya bersamamu aku akan kembali menemukan bahagia .
Setelah sesemoga itu kau dalam doaku,  setelah seyakin itu kau dalam aminku,  tiba-tiba semesta berkata lain, aku  harus kembali robek oleh seseorang yang Aku percaya  mampu menjahit luka-lukaku,  aku harus  kembali patah oleh seseorang yang  aku anggap mampu menumbuhkan ku, dan aku harus kembali hancur oleh  seseorang yang aku yakin mampu meng-utuhkanku.
Kau pergi tanpa permisi, kau berlari disaat aku ingin berhenti.
Namun sakit memang tidak hanya sekali, patah hati  memang kadang berkali-kali.
Sekarang aku merasa benar benar mati rasa, aku merasa benar-benar buta memandang cinta, aku seperti tidak memiliki hati lagi , aku seperti enggan mengenal siapapun lagi.Â
Sekaran aku hanya jadi seseorang yang paling pasrah , terserah, entah bagaimana lagi semesta menuliskan kisah . Tak ada lagi keinginan-keinginanku untuk bertemu dan mengharapkan siapapun itu.
Setelah patah hati keduaku, doaku hanya satu, Semoga nanti yang hadir setelah dirimu adalah takdir untuk hidupkuÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H