Mohon tunggu...
Nirmala Sari
Nirmala Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

SEMOGA ARTIKEL YG SAYA TULIS DAPAT MEMBANTU

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pengembangan Kompetensi Kepemimpinan Kiai untuk Menghadapi Era Disrupsi Pendidikan di Pesantren Al Munawaroh Tempurejo Jember

2 Oktober 2024   10:05 Diperbarui: 2 Oktober 2024   10:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di tengah perkembangan teknologi yang pesat dan perubahan sosial yang dinamis, pendidikan di pesantren menghadapi tantangan baru. Pesantren Al Munawaroh di Tempurejo, Jember, menunjukkan bagaimana kiai dapat berperan penting dalam menghadapi era disrupsi pendidikan. Artikel ini membahas bagaimana kepemimpinan kiai dapat memadukan nilai-nilai tradisional dengan perkembangan teknologi, serta dampaknya terhadap pendidikan santri.

1. Era Disrupsi dan Tantangannya

Era disrupsi adalah periode di mana terjadi banyak perubahan yang disebabkan oleh inovasi yang luar biasa yang mengubah sistem dan tatanan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Era ini ditandai dengan kemajuan teknologi dan perubahan sosial yang cepat, yang juga berdampak besar pada dunia pendidikan, termasuk pesantren. Di pesantren, yang dikenal dengan pendekatan tradisional, tantangan ini memerlukan adaptasi. Kiai sebagai pemimpin memiliki tanggung jawab untuk mengintegrasikan teknologi dalam proses belajar sambil mempertahankan nilai-nilai Islam yang sudah ada.

2. Peran Kiai dalam Pendidikan

Kepemimpinan dalam Islam memiliki makna mendalam. Kiai sebagai pemimpin memiliki tanggung jawab untuk menjaga nilai-nilai tradisional sembari beradaptasi dengan perubahan zaman. Di Pesantren Al Munawaroh, pimpinan berusaha menyeimbangkan pengajaran agama dengan teknologi modern. Kiai di Al Munawaroh berfungsi sebagai mentor, fasilitator, dan inspirator. Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga mendorong santri untuk memanfaatkan teknologi digital. Dengan memanfaatkan platform e-learning dan aplikasi pendidikan, santri dapat mengakses materi pembelajaran dengan lebih luas, sehingga pendidikan agama menjadi lebih inklusif.

3. Menjaga Tradisi di Era Modern

Dalam memelihara tradisi lama yang baik ini adalah dengan mengokohkan pokok tradisi lama yang bagus ini sehingga benar-benar menjadi keyakinan, Implementasinya pada pelestarian tradisi akademik pesantren. Tradisi keilmuan pesantren dengan sejumlah perangkatnya, memberikan nuansa berbeda dengan tradisi di luar pesantren. Tradisi keilmuan yang kuat dalam pesantren memberikan bekal pada santri kelak setelah dinyatakan lulus atau mampu menguasai kitab Kuning Klasik), kemudian mendapat ijazah dari seorang kyai. Tradisi akademik santri merupakan satu bentuk proses pembelajaran yang tuntas, yang dapat menampilkan satu sosok lulusan pesantren yang berwawasan luas, berkepribadian matang, dan berkemampuan tinggi dalam melakukan rekayasa sosial. Pengajaran kitab-kitab kuning tersebut dalam bentuk sorogan, bandungan. Meskipun beradaptasi dengan teknologi, pesantren Al Munawaroh tetap menjaga tradisi keilmuan. Para santri masih mendapatkan pengajaran kitab kuning, yang merupakan warisan intelektual Islam. Kiai mengajarkan cara menggunakan teknologi untuk dakwah dan pengembangan konten Islami, sehingga santri tetap terhubung dengan akar budaya mereka.

4. Pendidikan Karakter dan Moderasi

Kiai juga berperan dalam membentuk karakter santri. Mereka mengajarkan pentingnya iman dan taqwa di tengah gempuran informasi yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai Islam. Sikap moderat dan toleran dalam beragama sangat ditekankan, sehingga santri dapat menghadapi perbedaan pandangan di masyarakat dengan bijak.

Pengembangan kompetensi kepemimpinan kiai di pesantren Al Munawaroh menjadi contoh bagaimana tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan. Dengan memanfaatkan teknologi dan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam, pesantren tidak hanya mempertahankan eksistensinya, tetapi juga mempersiapkan santri untuk menghadapi tantangan zaman. Integrasi antara pendidikan agama yang mendalam dan keterampilan teknologi adalah kunci untuk mempersiapkan generasi yang relevan di era disrupsi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun