Mohon tunggu...
Nirmala Ayu Diana
Nirmala Ayu Diana Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Telkom University

Ribuan mil perjalanan dimulai dari satu langkah pertama.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menelisik Masa Lalu Melalui Arca Hindu

13 November 2023   14:19 Diperbarui: 15 November 2023   15:39 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi Penulis

Mempelajari tentang sejarah di masa lampau seringkali membuat kita merasa jenuh dan bosan, bukan? Namun, jika kita belajar mengenai sejarah sambil mendengarkan penjelasan dari ahlinya dan dapat melihat secara langsung benda-benda peninggalan sejarah, pasti akan membuat kegiatan belajar sambil berwisata ini terasa lebih menyenangkan. Oleh karena itu, berkunjung ke museum bisa menjadi pilihan alternatif untuk mengisi waktu luang di akhir pekan. Ada banyak museum yang menyimpan berbagai peninggalan sejarah bernilai tinggi yang tersebar di Kota Bandung. Di antara banyaknya museum yang tersebar di seluruh penjuru Kota Bandung tersebut salah satunya akan kita bahas saat ini.

Ungkapan populer yang dicetuskan oleh MAW Brouwer, seorang pastor sekaligus dosen dan psikolog asal Belanda, yakni "Bumi Pasundan Lahir Ketika Tuhan Sedang Tersenyum," memang pantas untuk mewakili pesona alam Kota Bandung yang menakjubkan. Tak hanya itu, Kota Bandung juga menyimpan kekayaan budaya dan sejarah yang tidak ternilai harganya, salah satunya adalah Museum Sri Baduga. Pecinta sejarah dan budaya sunda pasti sudah tak asing lagi ketika mendengar nama Museum Sri Baduga. 

Museum yang didirikan pada tahun 1974 atas gagasan yang dikeluarkan oleh Aang Kunaefi selaku Gubernur Jawa Barat pada masanya tersebut sempat mengalami perubahan penamaan. Pada 5 Juni 1980, museum ini diresmikan dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yakni Dr. Daoed Joesoef. Setelah itu, penyematan nama yang diambil dari nama seorang Raja Agung Kerajaan Sunda beragama Hindu, yakni Prabu Siliwangi III yang bergelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji berdasarkan isi tulisan pada Prasasti Batutulis, baru diresmikan sejak tahun 1990. Museum Sri Baduga memiliki banyak replika artefak sejarah dan budaya di Indonesia dari zaman prasejarah hingga zaman kemerdekaan, salah satunya adalah peninggalan Arca Hindu.

Arca merupakan patung yang dibuat dengan tujuan sebagai sarana pemujaan kepada para dewa. Setiap arca memiliki nilai seni yang tinggi dan terdapat cerita masing-masing yang melambangkan sosok berpengaruh atau peristiwa penting pada kala itu. Melalui arca, para peneliti sejarah dapat mengetahui bagaimana bentuk peradaban di masa lampau. Arca Hindu adalah salah satu jenis arca dari zaman dahulu yang banyak tersebar di Indonesia dan beberapa koleksinya disimpan dengan baik di Museum Sri Baduga yang akan dijabarkan sebagai berikut.

  1. Arca Brahma

Menurut kepercayaan yang dianut oleh Agama Hindu, Brahma adalah Dewa Pencipta. Bentuk Arca Brahma memiliki empat kepala yang menghadap ke arah setiap penjuru mata angin, mengenakan mahkota agung jatamakuta, dan memiliki empat tangan.

  1. Arca Siwa Mahadewa

Arca Siwa Mahadewa memiliki ciri-ciri bertangan empat dengan tangan kanan atas memegang aksamala (tasbih), tangan kiri atas memegang camara (penghalau lalat), sementara kedua tangan bawahnya terputus sebatas pergelangan tangan. Lalu pada bagian belakang kepala terdapat sirascakra yang menandakan dia sebagai Dewa.

  1. Arca Agastya

Arca Agastya menyerupai seorang lelaki tua berjenggot panjang dengan perut buncit. Tangan kanan memegang aksamala (tasbih), sementara tangan kiri memegang kendi kamandalu. Arca ini biasanya diletakkan di relung sebelah selatan Candi Hindu dan berasal dari Cirebon.

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
    Lihat Pendidikan Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun