Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini merupakan agenda wajib yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) yang dimana kegiatan ini diharapkan mahasiswa mampu menyalurkan ilmu yang telah dipelajari didunia perkuliahan kepada masyarakat.
Kelompok 34 Gelombang 1 ini beranggotakan 5 orang diantaranya Rande Pamungkas (Agroteknologi) sebagai koordinator, Mochammad Hegel Yudha Satria (Agroteknologi), Dian Wisanggeni (Agroteknologi), Nirmala Dwi Agustin (Psikologi) dan Arifah Nur Aini Septianing Wulan (Psikologi). Kegiatan PMM kami diselenggarakan dari tanggal 19 Januari - 19 Februari 2024 yang berlokasi di Desa Bumiaji, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang didampingi oleh Bapak Hutri Agustino, S.Sos., M.Si. selaku dosen pembimbing lapang (DPL).
Desa Bumiaji terletak disebelah utara Kota Batu dengan luas wilayah 478,88 Ha (9,1 km ) pada ketinggian  900 -- 1.400 m diatas permukaan laut (dpl). Suhu rata-rata harian berkisar antara 20 C sampai dengan 30 C. Curah hujan rata-rata 220 mm/th dengan jumlah bulan hujan 5 bulan pertahun. Bentang wilayah Desa Bumiaji berbukit ( perbukitan/pegunungan ), warna tanah hitam, tekstur tanah lempungan, berpasir dan pada umumnya kondisinya subur.
Desa Bumiaji terbagi menjadi 4 Dusun, yaitu Dusun Banaran terdiri dari 5 Rukun Warga (RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT), Dusun Beru terdiri dari 2 RW dan 4 RT, Dusun Binangun terdiri dari 3 RW dan 12 RT, Dusun Tlogorejo terdiri dari 2 RW dan 4 RT. Wilayah Desa Bumiaji di sebelah utara berbatasan dengan Desa Bulukerto, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Giripurno Di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pandanrejo. Dan di sebelah Barat berbatasan dengan Dengan Desa Sidomulyo.
Kelompok 34 Gelombang 1 mengusung tema yaitu "Pertanian Perkotaan secara Berkelanjutan" yaitu dengan kegiatan mengenalkan serta mengimplementasikan pertanian modern yang lebih maju
Dalam era perkembangan perkotaan yang pesat, lahan terbuka semakin berkurang. Namun, semangat untuk menanam sendiri makanan organik dan memanfaatkan ruang terbatas untuk bercocok tanam tetap tinggi. Keterbatasan lahan menjadi tantangan utama dalam mendukung kemandirian pangan, terutama di perkotaan. Dalam upaya mengatasi masalah ini, konsep vertikultur muncul sebagai solusi inovatif yang efektif. Kelompok 34 Desa Bumiaji, melalui program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Bhaktiku Negeri Gelombang 1.Â
Kegiatan ini ditujukan untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) serta bertujuan untuk memperkenalkan dan mengimplementasikan vertikultur menjadi langkah strategis untuk meningkatkan akses pangan lokal dan mengurangi kerentanan pangan. Salah satu solusi inovatif yang bisa diadopsi adalah vertikultur. Vertikultur merupakan metode bertani yang mengoptimalkan ruang vertikal. Tanaman ditanam secara bertingkat atau berlapis-lapis pada suatu struktur vertikal, seperti dinding, pagar, atau rak bertingkat. Dengan vertikultur, tanaman dapat tumbuh secara efisien tanpa memerlukan lahan horisontal yang luas.
Kegiatan mahasiswa dan Ibu Ibu KRPL desa Bumiaji diawal melakukan persiapan untuk melakukan pembuatan vertikultur yang diantaranya memilih lokasi yang mendapatkan sinar matahari yang cukup dan mudah diakses untuk perawatan, memilih bahan yang kuat dan tahan lama untuk struktur vertikal, seperti pipa PVC, kayu, atau bahan daur ulang seperti botol plastik bekas, menggunakan dinding kosong, pagar, atau rak bertingkat sebagai struktur vertikal, memilih tanaman yang sesuai dengan kondisi cahaya dan ruang, seperti tanaman hias, sayuran, atau rempah-rempah, Siapkan media tanam yang subur dan diperkaya dengan bahan organik, menyusun tanaman secara bertingkat mulai dari yang terbesar di bagian bawah hingga yang terkecil di bagian atas, memberikan perawatan rutin seperti penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan sesuai kebutuhan tanaman. Kegiatan pembuatan vertikultur cukup menarik minat Ibu-Ibu KRPL di Desa Bumiaji. Hal tersebut terlihat sebagian besar ibu-ibu mengatakan bahwasanya menarik untuk diteruskan dikarenakan vertikultur tidak banyak memakan tempat, desainnya yang cukup menarik atau anti-mainstream dari pertanian konvensional, serta vertikultur juga dapat memanfaatkan bahan bekas sebagai bahan dan pastinya dapat mengurangi penumpukan limbah.
 Manfaat Vertikultur dalam Pengabdian Masyarakat:
1. Meningkatkan Akses Pangan : Vertikultur memungkinkan produksi pangan lokal di area perkotaan yang terbatas lahan, sehingga meningkatkan aksesibilitas pangan bagi masyarakat setempat.
2. Pemberdayaan Komunitas: Dengan melibatkan masyarakat dalam pembangunan dan perawatan vertikultur, program pengabdian masyarakat dapat memberdayakan komunitas secara ekonomi dan sosial.