Matematika dan budaya merupakan dua hal yang saling berkaitan erat dalam kehidupan sehari-hari. Matematika tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk menyelesaikan masalah ilmiah, tetapi juga mencerminkan cara berpikir, nilai-nilai, dan kebiasaan suatu kelompok masyarakat. Konsep-konsep dalam matematika seringkali ditemukan dalam seni, arsitektur, dan musik dari berbagai budaya.
Indonesia mempunyai budaya yang beragam. Keberagaman budaya di Indonesia mencerminkan kekayaan tradisi, bahasa, dan adat istiadat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. D’Ambrosio (2001) mengemukakan bahwa terdapat konsep-konsep matematika yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Keterikatan konsep matematika dan budaya disebut sebagai etnomatematika.
Etnomatematika adalah aktivitas suatu masyarakat yang didalamnya terdapat konsep-konsep matematika dan menggunakannya dalam kehidupan budaya mereka sendiri. Etnomatematika dalam penelitian ini adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajarkan matematika dengan mengaitkan matematika dengan karya budaya bangsa sendiri dan melibatkan pula dengan kebutuhan dan kehidupan masyarakat.
Kehadiran matematika yang bernuansa budaya akan memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap pembelajaran matematika, karena pendidikan formal merupakan institusi sosial yang berbeda dengan yang lain sehingga memungkinkan terjadinya sosialisasi antar budaya. Semua pendidikan matematika formal adalah suatu proses interaksi budaya sehingga setiap siswa mengalami berbagai konflik budaya dalam proses tersebut.
Mengimplementasikan budaya pada proses pembelajaran matematika dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengajarkan matematika sekaligus memperkenalkan budaya kepada siswa yang nantinya akan memudahkan untuk menanamkan nilai-nilai budaya dalam keseharian siswa. Proses integrasi tersebut tentu memerlukan identifikasi konsep pada masing-masing bidang keilmuan dan memetakan dengan karakteristik budaya atau kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat.
Salah satu unsur budaya yang berkaitan erat dengan matematika yaitu jejahitan yang merupakan sarana ritual ibadah umat Hindu di Bali. Jejahitan mengandung konsep geometri pada bidang bangun datar. Jenis jejahitan Bali sangatlah beraneka ragam, dari yang sederhana sampai yang rumit. Jejahitan sederhana seperti Tamiang dan Tamas, Ituk - Ituk, serta Taledan. Sedangkan contoh jejahitan yang rumit seperti Ceniga dan Lamak. Jenis-jenis jejahitan ini berbentuk bangun datar seperti persegi, persegi panjang, segitiga, lingkaran, dan trapesium.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H