Meskipun jauh dari tanah air dan sanak keluarga, kesemarakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tetap bisa dirasakan di Birmingham. Sehari sebelum lebaran di sebuah kawasan kota Birmingham yang menjadi konsentrasi imigran muslim khususnya dari Asia Selatan dan juga Afrika Utara, mengalami macet. Supermarket-supermarket muslim yang tersebar di sepanjang jalan tersebut diserbu para pengunjung muslim dari berbagai negara yang juga sibuk menyambut hari raya. Walaupun sampai sore hari, belum ada pengumuman mengenai jatuhnya hari raya, tak mengurangi para pengunjung yang berjubel untuk membeli bahan makanan, kue-kue dan minuman untuk hari raya. Bahkan ada toko pakaian yang juga memajang baju muslim anak-anak (seperti pakaiaan khas Pakistan), layaknya penjual pakaian seperti di Indonesia. Ternyata tradisi berbaju baru tidak hanya melekat pada masyarakat Indonesia, tapi pada komunitas muslim lainnya.
Ketika mengantri untuk membeli dagingdi salah satu supermarket, kami menanyakan ke seorang bapak yang mungkin keturunan Pakistan apakah sudah ada kepastian hari raya, beliau juga menjawab belum ada. Namun beliau berharap hari raya tidak jatuh esok hari (maksudnya Selasa, 30 Agustus) karena belum menyiapkan penganan khas lebaran di rumah. Sebagaimana jadwal puasa di awal Ramadhan memperkirakan hari raya Ied Fitri akan jatuh pada Rabu, 31 Agustus. Namun menjelang Maghrib, Birmingham Central Mosque mengumumkan bahwa hari raya Ied Fitri akan dilaksanakan Selasa, 30 Agustus dimana saat itu pemerintah Arab Saudi juga sudah mengumumkan hari raya. Setelah keluarnya pengumuman resmi tersebut, di rumah salah satu pelajar Indonesia di Birmingham diadakan takbiran untuk menyambut datangnya 1 Syawal 1432 H dan menandai berakhirnya bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Saat hari raya tiba, di pagi hari yang dingin dan berangin, pelajar dan masyarakat Indonesia termasuk keturunan melaksanakan shalat Ied di salah satu ruangan di kampus dan dirangkaikan dengan ramah tamah. Karena cuaca yang dingin, tak memungkinkan untuk melaksanakan shalat Ied di lapangan terbuka seperti umumnya di Indonesia. Shalat ied ini dihadiri tak hanya orang Indonesia tapi diikuti oleh pelajar dan beberapa keluarga Malaysia, Singapura dan juga orang Inggris sendiri yang sudah memeluk Islam dan menikah dengan orang Indonesia. Seusai shalat Ied, dilanjutkan dengan khutbah Ied Fitri yang dibawakan oleh Ust. Danang Danar Dono, seorang mahasiswa PhD yang sedang menempuh studi di University of Glasgow.
Dalam khutbahnya, Ust. Danang menekankan pada bagaimana kaum muslim dan muslimah khususnya di Inggris untuk mewaspadai berbagai jenis makanan, minuman, obat-obatan bahwa sampai tas dan sepatu yang diragukan kehalalannya meskipun tercantum label sesuai bagi para vegetarian. Meskipun tidak mengandung unsur hewani, namun bisa jadi ada kandungan alkohol dan bahan-bahan hasil fermentasi yang diragukan kehalalannya. Ceramah ini sangat berkaitan dengan kehati-hatian bagi kaum muslim dan muslimah untukmengecek label halal sebelum membeli suatu produk. Bahkan, untuk produk non makanan dan minuman, jika terbuat dari bahan yang diharamkan, meeski tak masuk perut juga tetap harus dihindari.
Seusai shalat Ied, dilanjutkan penampilan anak-anak Indonesia -anak dari keluarga dan pelajar Indonesia disini. Diawali dengan pembacaan ayat suci Al Quran dan terjemahnya oleh anak-anak sendiri lalu dilanjutkan dengan drama yang bercerita tentang ibadah puasa. Drama anak-anak yang disampaikan dalam bahasa Inggris ini mengundang gelak dan tawa dengan ekspresi dan keceriaan anak-anak ini bernyanyi tentang bulan Ramadhan dimana setan dipasung selam sebulan penuh. Setelah pementasan anak-anak, dilanjutkan acara ramah-tamah, saling maaf-maafan dan tak lupa menikmati menu lebaran ala Indonesia. Makanan yang disiapkan secara pot luck, masing-masing membawa jenis makanan yang berbeda, mulai dari sambal ijo khas Padang, kari kambing, mie goreng, sayur lodeh serta tak ketinggalan kerupuk dan tentunya lontong sebagai pengganti ketupat hari raya. Juga disajikan beberapa kue manis dan gurih seperti agar-agar santan gula merah, cemilan gurih dan kue kering. Khusus untuk acara ramah tamah ini, semua masyarakat Indonesia termasuk keturunan dan pelajar Indonesia yang non-muslim juga datang bersama-sama untuk menyemarakkan suka cita hari raya ini.
Walaupun jauh dari sanak saudara di tanah air, rasa kekeluargaan yang terjalin pada masyarakat Indonesia disini membuat hari raya ini lebih bermakna. Meskipun suasana lebaran hanya terasa di ruangan yang digunakan untuk shalat Id dan ramah tamah ini, tak mengurangi kegembiraan di hari raya. Berhubung hari raya jatuh di hari kerja, seusai shalat Ied, ada yang tak sempat mengikuti ramah tamah dan menikmati penganan lebaran karena harus mengikuti sidang ujian akhir kuliah. Bagi yang kuliah juga langsung ke ruang kuliah masing-masing karena tak ada libur khusus seperti di tanah air. Dan semoga kita semua masih bisa bertemu dengan Ramadhan berikutnya.
Â
Â
Â
Â