sadar akan kehinaan diri yang dulu dan kini
mengombang ambing hati yang layaknya berdiri tuk menghadapi segala rasa
aku yang ng-aku-aku akan hehadiran segala zat penguasa segala
bersedih akan rindunya sentuhan tegar sang bunda, yang kini tak lagi bersama
entah apa yang ku harap ditengah suka yang terselubung duka dan di antara duka yang tersikapi dengan suka
kaki seharusnya mampu berdiri sebagai tongkat pundakku yang menggendong segala tanggung dan jawab
tak ada hari tanpa harap tuk sebuah keindahan yang hakiki
dan demikian pula DIA yang selalu tersenyum lembut dan berharap banyak akan diri ini tuk merengkuhnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H