Mohon tunggu...
Irma Ishwariasih
Irma Ishwariasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

ChemEdu (Chemistry Education) Membahas Seputar Kimia!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Iodin-131: Radioisotop Penyelamat Untuk Terapi Kanker Tiroid

27 Desember 2024   01:48 Diperbarui: 27 Desember 2024   09:23 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanker Tiroid (Sumber: Freepik) 

Hallo chem-friends, pertemuan hari ini kita akan membahas salah satu radioisotop yang merupakan pahlawan dibidang medis. Yuk! Simak artikel berikut ini!

Dalam era globalisasi kesehatan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan. Salah satu penyakit yang tidak dapat disepelekan adalah kanker tiroid. Kelenjar tiroid dalam tubuh memiliki peran penting untuk memproduksi hormon tiroksin dan kalsitonin. Kelenjar tiroid menggunakan yodium untuk membuat hormon tiroid.  Munculnya kanker menunjukkan bahwa terdapat pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang abnormal. Penyebaran sel-sel kanker berlangsung cepat dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera diobati. Kanker tiroid merupakan penyakit ganas yang timbul dari sel parenkim tiroid (Nur et al., 2023). Kanker tiroid berdiferensiasi dibagi menjadi beberapa jenis yaitu, kanker tiroid papiler (Papillary Thyroid Carcinoma), kanker tiroid folikuler (Follicular Thyroid Carcinoma), kanker sel Hurthle. Dari jenis-jenis kanker tiroid berdiferensasi tersebut, kanker tiroid papiler dan kanker tiroid folikuler yang paling umum terjadi.

Pada tahun 2020, kanker tiroid ini menempati peringkat ke-9 tertinggi untuk insiden kasus di dunia. Tingkat insiden untuk kanker tiroid di dunia lebih tinggi tiga kali lipat dialami oleh perempuan daripada pria (Shafira & Wahyuni, 2022). Penyebab dari timbulnya kanker tiroid ini adalah faktor genetik dan riwayat keluarga. Keluarga yang memiliki riwayat kanker tiroid memiliki potensi yang lebih rentan untuk terkena penyakit ini. Selain itu, faktor eksternal seperti, paparan radiasi lingkungan dan radiasi untuk kanker lain pada kepala, leher atau dada, serta kebiasaan merokok juga dapat memicu terjadinya kanker tiroid (Putri et al., 2024). Merokok menyebabkan otak kekurangan asupan oksigen dan kandungan nikotin menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih intens. Gejala yang ditimbulkan dari seseorang yang mengalami kanker tiroid yaitu, pembengkakan atau benjolan di leher, perubahan suara, kesulitan untuk menelan dan mengalami nyeri pada bagian leher. Kanker tiroid dapat diobati melalui terapi radiasi.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran, jenis pemeriksaan dan teknologi yang ikut berkembang adalah ilmu kedokteran nuklir. Penggunaan nuklir dalam bidang kedokteran dilakukan dengan memanfaatkan radiasi terbuka dari radioisotope buatan (Rosilawati et al., 2017). Salah satu contoh radioistop yang digunakan dalam bidang kedokteran adalah Iodin-131. Pada tahun 1938, iodin-131 ditemukan oleh Glenn T. Seaborg dan John Livingood di Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkely. Penemuan iodin-131 dilakukan dengan menggunakan metode aktivasi neutron untuk menciptakan isotop radioaktif. Selanjutnya, pada tahun 1941 untuk pertama kali Iodin-131 digunakan secara klinis oleh Saul Hertz dan Arthur Roberts. Iodin-131 ini digunakan untuk mengobati gangguan tiroid. Produksi Iodin-131 semakin berkembang pesat seiring dengan kemajuan reaktor nuklir yang memungkinkan isotop untuk diproduksi dalam skala besar. Pusat utama dari produksi Iodin-131 adalah Oak Ridge di Tennessee, Amerika Serikat. 

Kanker tiroid dapat diobati menggunakan terapi radioisotop Iodin-131. Pengobatan dengan terapi Iodin-131. Sebelum lebih lanjut membahas tentang Iodin-131, apakah dari chem-friends ada yang tau apa itu Iodin-131? Yuk tulis di kolom komentar! Iodine-131 adalah radioisotop dari unsur iodin yang telah digunakan untuk pengobatan kanker. Iodin-131 bekerja dengan memancarkan radiasi yang dapat merusak sel-sel kanker untuk menghancurkan atau mengendalikan pertumbuhan sel kanker (Noer'aida et al., 2023). Isotop Iodin-131 memancarkan dua jenis radiasi, yaitu radiasi beta dan gamma. Radiasi beta bertugas untuk menghancurkan sel-sel kanker, sedangkan radiasi gamma digunakan untuk memantau penyebaran atau sisa kanker yang terdapat dalam tubuh.

Terapi kanker tiroid dengan menggunakan Iodin-131 diberikan dalam bentuk radiofarmaka ke pasien. Lalu bagaimana ya cara kerja Iodin-131 untuk terapi kanker tiroid? Menurut UW Medicine berikut ini merupakan cara kerja  Iodin-131 untuk terapi kanker tiroid:

  • Pasien akan diminta untuk menelan kapsul yang berisi dosis Iodin-131.
  • Kemudian, kapsul akan memasuki aliran darah dan kelenjar tiroid akan menyerap Iodin-131 dari darah.
  • Sebagian besar Iodin-131 yang tidak diserap akan keluar dari tubuh melalui urin dalam waktu 24 hingga 48 jam. 
  • Iodin-131 yang telah masuk ke dalam tubuh akan melepaskan partikel beta. Partikel beta memasuki jaringan kanker tiroid dan merusak jaringan. Kerusakan ini menyebabkan sel kanker tiroid mati.
  • Terapi ini perlu dilakukan beberapa bulan agar memberikan efek penuh

Radiasi beta yang dipancarkan oleh Iodin-131 dapat merusak DNA sel-sel tiroid. Kerusakan DNA ini menyebabkan sel kehilangan kemampuan untuk membelah, sehingga akan mati secara bertahap melalui mekanisme apoptosis atau nekrosis. Kemudian, radiasi gamma yang dipancarkan oleh Iodin-131 memiliki daya tembus yang tinggi dan dapat dideteksi oleh kamera gamma. Dengan demikian, dokter dapat memantau distribusi Iodin-131 dalam tubuh dan memastikan efektivitas terapi. 

Sebelum melakukan terapi Iodin-131 hal yang harus dilakukan oleh pasien adalah melakukan diet rendah yodium sebelum terapi iodin-131. Diet rendah yodium dilakukan untuk membatasi jumlah yodium yang masuk ke dalam tubuh, sehingga sel kanker tiroid akan mengalami "kelaparan" yodium. Ketika kelenjar tiroid lapar, akan lebih aktif untuk menyerap yodium yang berasal dari Iodin-131.  Dengan demikian, terapi Iodin-131 akan lebih efektif. Perlu diketahui bahwa, kelenjar tiroid tidak dapat membedakan yodium yang berasal dari radioaktif dan yodium yang tidak bersifat radioaktif. Diet rendah yodium juga membantu untuk mengurangi kompetisi bagi yodium untuk diserap oleh jaringan tiroid. Makanan yang merupakan sumber yodium non-radioaktif yang harus dihindari yaitu, garam beryodium, makanan laut, produk susu, kuning telur dan produk berbasis telur, serta makanan olahan yang mengandung yodium dalam jumlah tinggi. 

Apabila terapi ini akan dilakukan oleh wanita, ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu:

  • Jika pasien wanita dalam usia subur, harus menjalani tes darah kehamilan sebelum mengonsumsi Iodin-131
  • Jika pasien wanita hamil, tidak diperbolehkan melakukan terapi Iodin-131 karena dapat membahayakan bayi.
  • Jika pasien wanita sedang menyusui juga tidak diperbolehkan melakukan terapi Iodin-131. Hal ini dikarenakan radiasi akan terkumpul dalam ASI dan dapat menular ke anak. Pasien juga diharuskan berhenti menyusui selama 3 bulan sebelum melakukan terapi.

Selanjutnya, meskipun terapi Iodin-131 dapat digunakan untuk mengobati kanker tiroid, tetapi juga menimbulkan efek samping. Adapun efek samping yang ditimbulkan yaitu:

  • Mual dan muntah karena efek radiasi iodin-131 mengiritasi saluran pencernaan
  • Nyeri di leher dan kelenjar ludah
  • Merasakan rasa "logam" atau pahit di mulut karena efek radiasi memengaruhi kelenjar air liur. Efek ini mungkin berlangsung selama 2 hingga 3 minggu.
  • Risiko infertilitas yaitu, pada pria akan mengalami penurunan sementara jumlah sperma dan pada wanita akan mengalami gangguan kesuburan sementara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun