Mohon tunggu...
Irma Ishwariasih
Irma Ishwariasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

ChemEdu (Chemistry Education) Membahas Seputar Kimia!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tinjauan Literatur: Produksi Bioetanol Generasi Kedua dari Ampas Tebu

24 November 2024   22:46 Diperbarui: 24 November 2024   22:46 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang

Kebutuhan penggunaan bahan bakar fosil pada abad ke-21 sangat tinggi, namun fenomena ini tidak dapat dibiarkan. Hal ini dikarenakan bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang terbatas (Afriyanti et al., 2020). Selain itu, penggunaan bahan bakar fosil sebagai bahan bakar juga memiliki dampak negative bagi lingkungan seperti, polusi udara, peningkatan emisi CO2, dan pemanasan global (Allifah et al., 2022). Salah satu solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan adanya energi alternatif pengganti bahan bakar fosil seperti biofuel. Biofuel merupakan bahan bakar yang berasal dari tumbuhan, limbah hewan dan serpihan kayu yang ramah lingkungan (Padder et al., 2024). Salah satu jenis biofuel yang dapat digunakan adalah bioethanol.

Bioethanol ini merupakan biodiesel yang mengandung etanol dalam persentase tertentu dan bisa dicampur dengan bahan bakar dari minyak bumi. Hal ini didukung berdasarkan Keputusan Kementerian ESDM No. 252.K/HK.02/DJM/2023 mengenai Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin RON 95 Dengan Campuran Bioetanol 5% (E5) yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Pencampuran bioethanol dengan bahan bakar minyak umum dilakukan dalam variasi E5 (5% bioethanol dan 95% bensin), E10 (10% bioethanol dan 90% bensin), E20 (20% bioetanol dan 80% bensin), dan E30 (30% bioetanol dan 70% bensin).

Bioetanol adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari sumber daya tumbuhan dengan keunggulan mampu mengurangi emisi karbon dioksida hingga 18% (Simanjuntak & Subagyo, 2019). Bahan baku pembuatan bioetanol dapat berasal dari tumbuhan yang mengandung pati, gula, dan serat selulosa (Gafiera et al., 2019; Herawati et al., 2021). Penggunaan bahan baku yang bersumber dari tumbuhan disebut sebagai bahan baku generasi pertama. Penggunaan bahan baku generasi pertama memiliki kontra karena pemanfaatan utamanya sebagai sumber pangan, sehingga diperlukan alternatif lain yang memiliki kandungan lignoselulosa (Kholis & Sari, 2018).

Sebagai alternatif lain pembuatan bioetanol dapat berasal dari limbah pertanian karena mengandung pati, selulosa dan hemiselulosa yang cukup tinggi (Susmiati, 2018). Penggunaan limbah sebagai bahan baku pembuatan bioetanol termasuk dalam bahan baku generasi kedua. Penggunaan bahan baku generasi kedua memiliki keuntungan seperti, biaya yang relative murah, ketersediaan melimpah, dan merupakan sumber nonpangan (Handoyo et al., 2024). Salah satu limbah pertanian yang dapat digunakan adalah ampas tebu. Ampas tebu melimpah di negara-negara penghasil gula seperti Indonesia. Ampas tebu berpotensi besar sebagai bahan baku lignoselulosa yang mengandung lignin, selulosa dan hemiselulosa (Suryaningrum, 2022). Ampas tebu mengandung 57,38% selulosa, 34,52% hemiselulosa, dan 23,05% lignin (Darmayanti et al., 2019). Dengan kandungan tersebut ampas tebu memiliki potensi untuk diolah menjadi bioetanol.

Proses pembuatan bioetanol melibatkan hidrolisis, fermentasi dan destilasi (Fahmi et al., 2022; Nugroho & Subagyo, 2020). Reaksi hidrolisis pati berlangsung dengan reaksi:

  • (C6H10O5)n + nH2O -> n(C6H12O6).

Selanjutnya, untuk proses fermentasi bioethanol biasanya menggunakan ragi Saccharomyces cerevisae. Penggunaan Saccharomyces cerevisae dalam fermentasi akan menghasilkan enzim invertase dan enzim zimase yang mengubah gula menjadi etanol (Sriyana & Nasita, 2019). Reaksi fermentasi perubahan dari gula menjadi etanol:

  • C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2CO2

Berdasarkan pemaparan diatas, kajian literatur ini bertujuan untuk mengeksplorasi potensi ampas tebu sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua, serta mengidentifikasi tantangan dan peluang untuk pengembangan teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai bahan baku generasi kedua khususnya ampas tebu sebagai bahan baku bioethanol. Penelitian ini dilakukan dengan metode review artikel.

Tujuan Penelitian

Mengeksplorasi potensi ampas tebu sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua, serta mengidentifikasi tantangan dan peluang untuk pengembangan teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode review artikel.

Hasil Review Artikel

Berikut ini merupakan hasil review artikel mengenai ampas tebu sebagai bahan baku bioetanol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun