Dalam kehidupan sehari-hari sebagian dari kalian tidak asing dengan air gula, susu, teh, atau kopi. Bisakah kalian menyebutkan perbedaan keempat minuman tersebut?. Kopi merupakan suspensi, larutan gula  dan teh merupakan larutan, sedangkan susu disebut sebagai koloid. Tahukah kalian perbedaan antara larutan, koloid dan suspensi?. Untuk mengetahui hal tersebut mari simak penjelas berikut  ini!
Larutan terdiri dari pelarut dan zat terlarut yang bersifat homogen atau heterogen. Disebut sebagai larutan homogen apabila zat terlarut dan pelarutnya tidak dapat dibedakan dalam larutan atau dengan kata lain larutan tersebut sudah menjadi satu kesatuan atau satu fase dan tidak dapat dibedakan lagi zat terlarut dan pelarutnya. Sedangkan, larutan dikatakan bersifat heterogen apabila pelarut dan zat terlarutnya dapat dibedakan atau lebih dari satu fase dan dapat dibedakan mana zat terlarut dan pelarutnya. Dalam kondisi diatas larutan gula bersifat homogen karena pada larutan gula tidak dapat dibedakan mana butiran gula dan air sebab gula sudah larut dan menjadi satu kesatuan dengan air. Bahkan meskipun didiamkan dalam waktu yang lama larutan gula juga terlihat dalam satu fase campuran.
Suspensi memiliki kesamaan dengan larutan heterogen. Dalam suspensi mengandung partikel yang relatif besar disebut sebagai partikel-partikel terdispersi dan medium pendispersi (dalam larutan dikenal sebagai pelarut). Karena memiliki zat terdispersi dengan ukuran yang relatif besar dalam campuran dapat dibedakan mana zat terdispersi dan mediumnya dengan kasat mata atau dengan kata lain campuran tersebut terdiri dari lebih satu fase. Kopi adalah suspensi karena kita membuat kopi serbuk kopi akan mengendap pada dasar gelas (tidak larut total) dan terlihat dua lapisan pada gelas. Semakin lama suspensi tersebut dibiarkan maka akan semakin jelas terlihat dua lapisan partikel terdispersi dan medium terdispersinya.
Koloid merupakan kombinasi dari larutan dan suspensi. Hal ini karena secara kasat mata koloid terlihat homogen namun nyatanya jika dilihat dari mikroskop ultra koloid adalah heterogen karena partikel yang berukuran besar tersebar dalam pendispersi. Dalam koloid dikenal medium pendispersi dan fase terdispersi (zat yang didispersikan/zat yang tersebat dalam medium pendispersi). Pada susu fase terdispersinya adalah lemak susu dan medium pendispersinya adalah air.
Untuk lebih mudah memahaminya berikut merupakan perbandingan sifat antara larutan, suspensi dan koloid.
- Ukuran partikel larutan sebesar <1nm, partikel suspensi >100 nm dan koloid antara 1-100nm
- Jumlah fase larutan yaitu 1 fase sedangkan suspensi dan koloid terdiri dari dua fase
- Larutan tergolong stabil karena zat terlarutnya tidak mengendap, suspensi tidak stabil dan koloid umumnya stabil
- Metode pemisahan larutan tidak dapat disaring, suspensi dapat disaring dan koloid dapat disaring dengan penyaringan ultra
- Sistem dispersi larutan adalah molekular, suspensi padatan kasar sedangkan koloid berupa padatan halus.
Jika dilihat dari fase terdispersi dan medium pendispersi, sistem koloid dibedakan menjadi 8 jenis sebagai berikut:
- Jika fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya padat maka, disebut sol padat (contohnya, perunggu dan gelas berwarna).
- Jika fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya cair maka, disebut sol (contoh: tinta, lem cair dan sol emas)
- Jika fase terdispersinya padat dan medium pendispersinya gas maka, disebut aerosol padat (contohnya: asam rokok, polusi knalpot dan debu di udara)
- Jika fase terdispersinya cair dan medium pendispersinya padat maka, disebut emulsi padat (gel) (contohnya: jeli, mentega dan selai)
- Jika fase terdispersinya cair dan medium pendipsersinya cair maka, disebut emulsi (contoh: susu, santan, dan mayones)
- Jika fase terdispersinya cair dan medium pendispersinya gas maka, disebut aerosol cair (contoh: awal, hair spray dan obat semprot)
- Jika fase terdispersinya gas dan medium pendispersinya padat maka, disebut buih/busa padat (contoh: batu apung , sterofoam dan karet busa)
- Jika fase terdispersinya gas dan medium pendispersinya cair maka, disebut  buih/busa cair (contoh: busa sabung, krim kocok dan pasta)
Koloid memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
Dikemukakan oleh John Tyndall (1820-1893) berdasarkan hasil pengamatan cahaya putih yang dipancarkan pada sistem koloid. Efek Tyndall merupakan efek penghamburan cahaya akibat adanya partikel-partikel koloid. Ketika cahaya dipancarkan secara tegak lurus ke tiga gelas yang berisi koloid, larutan dan suspensi maka, cahaya yang melewati suspensi dan koloid mengalami penghamburan dan pemantulan sedangkan larutan tidak mengalami hal yang sama.
- Gerak Brown
Dikemukakan oleh Robert Brown (1872) berdasarkan pengamatan terhadap tepung sari yang berada dalam air melalui mikroskop ultra secara terus menerus. Gerak brown adalah gerak acak/zigzag dari partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena tumbukan antara partikel-partikel pendispersi terhadap partikel terdispersi yang menyebabkan partikel terdispersi akan terlontar yang menumbk partikel terdispersi lainnya sehingga partikel yang tertumbuk akan terlontar lagi. Peristiwa ini berulang karena ukuran partikel terdispersinya yang relatif besar daripada ukuran partikel pendispersi
- Elektroforesis
Pergerakan partikel-partikel koloid dapat terjadi akibat adanya medan listrik, hal ini disebut elektroforesis. Apabila 2 batang elektrode dimasukkan ke sistem koloid dengan sumber arus searah maka partikel koloid akan bergerak ke salah satu elektrode tergantung muatan
- Adsorpsi
Fenomena penyerapan muatan listrik/ion dan molekul netral oleh permukaan partikel koloid disebut dengan adsropsi. Hal ini terjadi akibat gaya tarik molekul/atom/ion pada permukaan koloid yang dipengaruhi oleh tegangan permukaan koloid yang tinggi sehingga partikel yang menempel akan bertahan pada permukaannya. Spesi yang diserap disebut sebagai fase terserap sedangkan spesi yang menyerap adalah absorben.
- Koagulasi