Mohon tunggu...
Tori Minamiyama
Tori Minamiyama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dari Negeri Sakura berusaha menghapus segala unsur kesedihan, bahaya dan kotor demi kehidupan yang lebih berarti. Suka bepergian kemana suka demi semburan nafas yang dahsyat dan sebuah semangat kehidupan...Menulis dan membagi pengalaman untuk bangsa!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Orang Indonesia Di Kota Ninja

27 Oktober 2010   07:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:03 1271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan tentang orang Indonesia merupakan suatu hal yang menarik karena memiliki berbagai cerita, khususnya perbedaannya baik suku, bahasa dan budayanya. Sesuai semboyan “Bhineka Tunggal Ika” berbagai perbedaan itu tidak menjadikan masalah untuk berhubungan dalam kehidupan berbangsa, karena memang pada prinsipnya satu bangsa. Berbagai perbedaan itu lebih sangat tidak bermasalah apabila orang-orang atau masyarakat Indonesia berdomisili di Luar Negeri seperti halnya sebagian masyarakat Indonesia yang ada di Kota Ninja ini. Bagi mereka hanya ada satu kata “kami orang Indonesia” dalam kehidupan mereka di kota ninja yang jauh dari tanah air.

Kotaini adalah sebuah kota di prefectur Mie, pulau Honshu Jepang. Dulu bernama Kota Ueno tetapi sejak 1 November 2004 berubah nama menjadi Kota Iga setelah mengabungkan wilayah-wilayah di sekitarnya, yaitu wilayah Ueno, Iga, Ayama, Shimagahara, Oyamada dan Aoyama. Dengan begitu kota Iga menjadi daerah yang lebih luas dari sebelumnya, yaitu 558.17 km² dan dipercaya banyak orang sebagai tempat lahirnya ninja yang merupakan kekuatan utama dalam perang di Jepang. Sekarang Kota Iga ini merupakan sebuah kota yang menjadi sangat terkenal karena ninja. Kota Iga bisa ditempuh kira-kira 1 jam perjalanan darat dari kota besar Osaka dan 1 jam perjalanan dari kota kuno Kyoto. Istana Hakuhojo (The Hakuhojo White Phoenix Castle) dijadikan pemerintah Jepang sebagai museum ninja yang menampilkan berbagai macam senjata ninja dan kostum – kostum dari aktor yang berperan sebagai ninja. Sampai sekarang pun di tempat tersebut ada suatu peragaan layaknya ninja-ninja yang sering kita lihat dalam film-film.

Seperti yang banyak pembaca semua tahu bahwa banyak orang Indonesia yang berada di Jepang dengan berbagai kepentingan, baik sebagai pelajar, pemagang di perusahaan, menikah dengan orang Jepang dan kepentingan lainnya. Ada sekitar 30 orang Indonesia yang berdomisili di Kota Ninja ini yang berpenduduk 98,083 orang, berdasarkan hasil sensus penduduk bulam Maret 2010. Mereka hampir semuanya sebagai pemagang yang bekerja sambil belajar di suatu perusahaan, 2 orang yang menikah dengan perempuan Jepang, 1 keluarga Indonesia keturunan Jepang yang dulu menetap di Jakarta. Dari sekian banyak jumlah mereka setiap harinya ditambah dengan 2 orang Indonesia yang datang ke kota itu dari kota sekitarnya untuk keperluan bekerja. Itulah keadaan jumlah mereka sampai saat ini.

Sejarah keberadaan mereka di kota itu diawali dengan salah satu perusahaan yang menerima pemagang dari Indonesia kira-kira 10 tahun yang lalu. Walau para pemagang tersebut hanya berada di kota Iga selama 3 tahun sesuai kontrak kerjanya, tetapi para penggantinya akan datang tidak lama setelah mereka pulang ke Indonesia. Jadi bisa dikatakan sampai saat ini tetap ada orang Indonesia di kota ninja ini. Mereka semua berbaur dan bersosialisasi baik dengan masyarakat Jepang asli maupun dengan banyak orang asing dari berbagai negara lainnya. Orang asing yang banyak tinggal di kota ini adalah orang Brazil karena mempunyai hubungan khusus dan memiliki sejarah tersendiri diantara dua negara itu.

Anak-anak Indonesia bersama Bp. Kosaka (sebelah kiri bertopi coklat)

Seperti halnya kepemimpinan pemerintah Jepang pada umumnya, pemerintah kota Iga sangat memperhatikan kehidupan masyarakatnya termasuk penduduk pendatang asing, misalnya orang-orang Indonesia ini. Bersama orang-orang asing yang lainnya, hampir semua orang Indonesia itu bisa mengikuti kelas pelajaran Bahasa Jepang dengan gratis seminggu sekali yang diselenggarakan oleh pemerintah kota. Pengamatan saya dengan mengikuti kegiatan ini, mereka mengatakan senang sekali karena selain bisa belajar untuk menambah kemampuan berbahasa jepang, bisa juga menambah teman dan mempunyai guru pembimbing bahasa Jepang dari NPO (Non Profit Organisation) yang sangat menaruh perhatian terhadap orang asing. Tentunya perusahaan tempat mereka bekerja juga tidak kalahnya membimbing dan memberi perhatian selama hidup di kota Iga.

Ada satu kegiatan yang sangat menyenangkan juga yang selalu dinantikan oleh orang-orang Indonesia di kota ninja ini, yaitu ”pesta untuk orang asing”. Pesta yang selalu diadakan setahun sekali, tepatnya pada minggu pertama bulan September ini bukan suatu program dari pemerintah kota walaupun pemerintah kota juga melakukannya pada bulan yang berbeda. Pesta yang dimaksud di sini yaitu suatu pesta untuk orang asing yang diadakan oleh seorang warga asli kota Iga yang bernama Kosaka. Beliau merupakan sosok seorang Jepang yang mempunyai jiwa dan pemikiran Internasional dan sangat memperhatikan dan senang menjalin peersahabatan dengan orang asing khususnya dari Indonesia. Walaupun beliau sudah tergolong usia pensiun tetapi masih sangat sehat dan sering mengadakan kunjungan ke rumah beberapa orang Indonesia di kota ninja ini dan tidak memandang perbedaan usia. Semua biaya dan tempat untuk pesta itu, semuanya Bapak Kosaka lah yang menyediakan. Sesuai dengan penjelasan beliau kepada saya, beliau akan sangat merasa senang apabila orang-orang asing yang ada di kota Iga bisa senang dan menikmati kebahagiaan dalam pesta yang beliau adakan, apalagi sewaktu melihat mereka semua bisa berjoget, makan-makan dan sharing sepanjang hari di gedung sebelah rumahnya. Wajar saja beliau melakukan hal itu karena anak-anaknya juga sebagai orang asing dan tinggal di luar negeri.

Walau jumlah masyarakat Indonesia tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah orang asing yang berdomisili di kota ninja ini, bisa dikatakan keberadaan mereka lumayan dikenal oleh masyarakat kota Iga karena peran aktif dan berbagai kegiatan yang mereka lakukan. Sekitar 3 tahun yang lalu, mereka membentuk kelompok tari saman yang aktif berpentas di acara-acara ”matsuri” atau festival baik yang diadakan oleh pemerintah Kota Iga maupun acara-acara lain yang diadakan oleh kelompok masyarakat. Tari saman ini dijadikan sarana mereka mengenalkan suatu budaya Indonesia di Jepang, khususnya di kota ninja. Keindahan gerakan-gerakan tari saman mereka selalu memukau penonton dan bahkan kegiatan tersebut pernah masuk surat kabar dan televisi lokal kota itu. Berbagai undangan pentas pernah mereka terima khususnya di musim banyak festival diadakan, bahkan pernah mendapatkan undangan pentas dari kota lain di luar kota Iga-Ueno.

Pada hari Sabtu minggu ini, tepatnya tanggal 23 Oktober 2010 yang lalu, sebagian dari mereka mengikuti festival yang bernama ”tenjin matsuri” yang diadakan oleh pemerintah kota Iga dengan menarik dan mengarak ”mikoshi” atau kuil kecil keliling kota ninja itu. Festival tersebut aktif diikuti oleh mereka kira-kira sejak 2-3 tahun yang lalu. Bukankah partisipasi mereka dalam festival ini membawa dan mengenalkan sikap baik warga Indonesia di perantauan?

Sebagai kota asal muasalnya ninja, pemerintah Kota Iga juga mengadakan festival ninja setiap tahun yaitu pada hari minggu pertama bulan April yang menampilkan parade ninja dan kegiatan – kegiatan lain yang diadakan museum ninja, di taman setempat, dan sepanjang jalan utama kota. Banyak orang berbondong-bondong datang untuk menghadiri festival yang terkenal dengan sebutan ”ninja fiesta” ini dari berbagai daerah. Dalam rangka meramaikan dan mendapatkan pengalaman, masyarakat Indonesia yang tinggal di kota ini pun juga sering berpartisipasi walau sekedar memakai baju ninja yang bisa dipakai oleh para pengunjung berkeliling kota dan melihat atraksi-atraksi dari perguruan ”ninja-mura” atau desa ninja di kota Iga. Sangat marak ninja-fiesta ini karena toko-toko dan perkantoran di tengah kota juga memajang patung-patung ninja ukuran besar di halaman, ruangan dan bahkan di atas genteng pertokoan.

Karena ninja dan festivalnya sangat menarik dan tidak hanya terkenal di seluruh Jepang tapi seluruh dunia, maka ada baiknya bila diantara anda mempunyai kesempatan mengunjungi Jepang, kunjungi juga kota Iga ini sebagai kota asalnya ninja di Jepang. Selain itu di kota ini juga terdapat ”Ueno-Jo” atau Istana Ueno yang bisa dikunjungi dan merupakan kota kelahiran Matsuo Basho juga, seorang penyair terkenal Jepang dan mempunyai museum juga di kota Iga ini. Dengan keberadaan orang-orang Indonesia di kota ninja ini mungkin anda bisa mendapatkan panduan atau bahkan tempat menginap juga karena walaupun mereka tinggal bersama orang Jepang dengan budayanya tetapi akan menampakkan sifat ke Indonesiaan-nya yang suka membantu dan bersaudara dengan sesama bangsa. Saya Jamin ! Selamat mengunjungi !

Salam dari kota ninja !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun