Mohon tunggu...
Tori Minamiyama
Tori Minamiyama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dari Negeri Sakura berusaha menghapus segala unsur kesedihan, bahaya dan kotor demi kehidupan yang lebih berarti. Suka bepergian kemana suka demi semburan nafas yang dahsyat dan sebuah semangat kehidupan...Menulis dan membagi pengalaman untuk bangsa!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Nuansa Jepang Di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor

28 Februari 2011   04:36 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 4598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1298867300152112942

Mengunjungi Taman Safari Indonesia (TSI) yang berada di Cisarua Bogor Jawa Barat, membuat saya berkesan lain yang tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Seperti pada judul tulisan ini di atas yaitu kesan saya adanya Nuansa Jepang di Taman Safari pertama dan terbesar di Indonesia ini setelah Taman Safari Prigen di Jawa Timur dan Taman Safari di Gianyar Bali. Perkiraan saya dan yang saya bayangkan sebelumnya juga, bila saya pergi dan mengunjungi Taman Safari Cisarua itu akan bernuansa Sunda, yang mana akan banyak orang di sana berbicara bahasa Sunda karena Cisarua Bogor terletak di Propinsi Jawa Barat. Tepatnya pada liburan akhir tahun bulan Desember 2010 yang lalu, saya beserta keluarga mengunjungi Taman Safari Cisarua Bogor. Karena saya datang dari arah Jakarta, tanpa saya sadari kemacetan berjam-jam membuat kami tiba di sana jam 16:30. Jika saya paksakan memutuskan masuk dan berkeliling untuk melihat dan menemui binatang-binatang di dalam taman itu, tidak cukup waktu karena jam tutup Taman Safari Cisarua adalah jam 17:00. Suatu hal yang tidak mungkin melakukan hal itu hanya dengan waktu 30 menit saja. Saya memutuskan untuk memasuki dan berwisata di Taman Safari itu pada hari berikutnya, bisa banyak waktu untuk bermain-main dengan binatang dari pagi sampai sore. Dengan begitu saya harus memesan kamar Hotel Taman Safari yang ada di dalam komplek Taman Safari Cisarua untuk menginap bersama keluarga. Kamar yang tersedia untuk kami yang tidak memesan jauh hari sebelumnya yaitu kamar jenis caravan yang ada di tengah rimbunnya pepohonan tepatnya hutan di kaki gunung Pangrango tempat Taman Safari berada. Untuk menuju ke komplek hotel jenis caravan ini ada seorang petugas hotel yang siap mengantarkan kami dengan cara dia naik sepeda motor yang melaju di depan mobil kami. Setelah bebarapa saat kami berjalan melawati jalan berkelok-kelok dan juga menanjak di antara rerimbunan pohon-pohon besar, sang petugas pengantar hotel itu berhenti dan berdiri di depan kamar caravan sambil membukankan pintu dia berkata dalam Bahasa Jepang, "Doozo, Ohairi kudasai", yang artinya, "Silakan masuk !". Saya mendengarkannya sedikit terkejut karena tidak mengira sebelumnya kalau petugas itu bisa berbicara Bahasa Jepang dengan sopan kepada tamunya. Hal yang saya pikirkan sebelumnya yaitu dia akan berbicara Bahasa Indonesia kepada saya dengan sedikit logat sundanya, karena saya membaca nama yang tertulis di bagian dada sebelah kirinya yaitu nama orang sunda. Karena saya sedikit penasaran mencoba bertanya kepada petugas itu, kenapa menyilakan masuk kamar kepada kami menggunakan Bahasa Jepang. Dia menjawabnya karena katanya dia tahu kalau kami tamu hotel Taman Safari yang datang dari Jepang. Malam hari yang tenang dan lumayan dingin kami lewati dengan tidur yang sesekali terbangun karena selalu terdengar suara-suara binatang. Sungguh benar-benar suasana malam di hutan pegunungan Pangrango saat itu. Pagi hari yang lumayan dingin kami dengan suara angin yang menyuarakan dedaunan pohon-pohon besar dan juga disambut dengan teriakan musang-musang hitam yang melompat-lompat diatas pohon yang ada di tengah kolam Tak sabar kami masuk dan mengelilingi taman safari dengan mobil untuk melihat dan sesekali meraba binatang-binatang yang menyambangi jendela mobil. Tidak begitu lama segera juga kami memasuki arena-arena pertunjukan binatang tentunya dengan berjalan kaki. Sampai juga kami pada lokasi pertunjukan gajah-gajah yang pintar yang ada di dekat pintu masuk komplek pertunjukan binatang. Setelah itu, di lokasi pertunjukan gajah yang lain, tepatnya lokasi gajah yang ke dua yang ada di bagian atas area pertunjukan binatang, kami bisa dengan leluasa naik dan bermain dengan gajah-gajah penghuni Taman Safari tentunya dengan membayar tiket terlebih dahulu. Tanpa saya duga lagi, bebarapa petugas dan pawang gajah yang akan kami naiki satu ekor demi satu ekor menyapa kami dengan kata selamat siang, silakan naik, aman, tidak apa-apa, saya akan bantu, berhati-hatilah tetapi bukan dengan Bahasa Indonesia melainkan dengan Bahasa Jepang. Rasa hati ingin tahu juga kenapa bapak-bapak pawang gajah itu bisa berbahasa Jepang dan kenapa juga memakainya kepada kami. Setelah membujuknya untuk menjawabnya, seorang dari mereka menjelaskan karena pernah belajar bersama staf orang Jepang dan saat itu memang mendengar kedua anak saya yang sempat berbicara dengan bahasa Jepang setelah melihat banyak gajah di depannya. Suasana seperti itu, yaitu bertemu pawang gajah yang bisa berbicara BahasaJepang yang tidak saya bayangkan sebelumnya membuat pekerjaan saya membujuk dan memandu anak saya yang hanya bisa berbahasa Jepang untuk berani naik gajah, menjadi nyaman dan ringan dan juga tentunya anak-anak juga serasa berada di kebun binatang atau Taman Safari di jepang saja. Hal yang membuat kami lebih puas lagi karena ternyata seperti tidak ada batasan waktu kami naik dan bermain dan bersama gajah-gajah itu, karena beberapa bapak sang pawang gajah malah bercakap-cakap dalam Bahasa Jepang dengan anak saya, dan katanya juga kebetulan lokasi naik gajah yang sedang kami kunjungi masih sepi pengunjung karena hampir kebanyakan pengunjung lebih dulu terkosentrasi mengunjungi lokasi pertunjukan gajah yang ada di dekat dengan pintu masuk taman. Lokasi pertunjukan binatang lain yang kami nantikan dan lihat yaitu pertunjukan macan Sumatra yang tidak jauh dari lokasi pertunjukan gajah. Begitu menariknya pertunjukan itu, karena selain semua penonton duduk di tribun yang berundah-undak macan-macan besar yang buas dengan pintarnya bermain-main dengan sekitar empat orang pawangnya, laki-laki dan perempuan yang ganteng-ganteng dan cantik berpenampilan layaknya tentara dengan seragam hijaunya. Setelah pertunjukan usai, bagi penonton disediakan kesempatan untuk bisa foto bareng berpose dengan salah satu macan itu tentunya dengan dipandu oleh para pawangnya tadi dan membayar sebesar tiket sesuai yang ditentukan. Lagi-lagi saya dengar pawang-pawang macan yang merupakan binatang binatang buas itu berbicara dalam Bahasa Jepang. Kali ini saya tidak tahu pawang-pawang itu berbicara kepada siapa atau orang yang mana karena dalam antrean banyak itu yang saya tahu hampir semuanya orang Indonesia dan hanya beberapa bule saja. Tiba giliran dua anak saya untuk diambil fotonya bersama seekor macan, petugas membukakan pintu dan menyilakan masuk serta memandunya dengan seriusnya dalam Bahasa Jepang karena sang macan kadang-kadang kepalanya menengok kearah lain dan bukannya kearah kamera. Acara pemotretan dengan macan selesai tetapi saya beberapa saat sempat berbincang-bincang dengan salah satu pawang macan tersebut kenapa bisa dan sesekali berbicara bahasa Jepang dalam melakukan pekerjaannya. Menurut penjelasannya, Taman Safari Cisarua Bogor menjalin kerjasama dengan Gunma Safari Park yang ada di Perfectur Gunma Jepang. Setelah terjadi jalinan kerjasama itu, beberapa staf dan pawang binatang-binatang Taman Safari Cisarua Bogor berkunjung ke Jepang untuk mendalam hal-hal tertentu untuk pengelolaan dan kemajuan Taman Safari Indonesia. Kerjasama antar dua Taman Safari itu, yang lebih dikenal dengan sebutan Sister Park dimulai pada tahun 2000 dan ditandai dengan kegiatan utama saat itu yang dilakukan setiap tahun hingga saat ini yaitu melakukan kegiatan penghijauan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Resort Cibodas sebagai wujud kepedulian masyarakat Jepang pada lingkungan hidup, baik satwa maupun hutan. Selain itu, Gunma Safari Park Jepang juga memberikan bantuan untuk rehabilitasi satwa Owa Jawa. Kerja sama Sister Park yang dilakukan sejak tahun 2000 hingga sekarang itu mempunyai misi yang diemban adalah mengkampanyekan "Indonesia Aman", dan sekaligus memperkenalkan satwa langka endemik Indonesia kepada masyarakat Jepang. Semoga kerjasama tersebut tidak hanya memberikan nuansa Jepang di Taman Safari Indonesia Cisarua Bogor tetapi juga bisa memberikan nuansa Indonesia di Gunma Safari Park Jepang. Salam cinta lingkungan dan satwa dari Jepang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun