Tanggal 20 September 2010 yang lalu merupakan hari libur resmi yang ditetapkan oleh pemerintah Jepang karena merupakan Hari Penghormatan Orang Lanjut Usia. Hari Penghormatan Orang Usia Lanjut atau dalam bahasa Jepang disebut Keirō no hi adalah salah satu hari libur resmi di Jepang. Hari libur ini dulunya diperingati tanggal 15 September, tapi sejak tahun 2003 dipindahkan ke hari Senin di minggu ke-3 bulan September mengikuti sistem Sistem Happy Monday. Hari libur ini menurut undang-undang hari libur Jepang (Shukujitsu-hō) digunakan untuk "mencintai orang lanjut usia atas sumbangsih selama bertahun-tahun terhadap masyarakat, dan merayakan umur panjang." Sejarah Hari Penghormatan Orang Usia Lanjut berasal dari ide seorang kepala desa bernama Kadowaki Masao dari Distrik Taka, Prefektur Hyogo (sekarang kota Taka) yang mengusulkan "Hari Orang Tua" (Toshiyori no hi). Di desa yang dipimpinnya tanggal 15 September sebagai hari untuk menghormati orang lanjut usia pada 15 September dan kebetulan di pertengahan bulan September merupakan masa sepi dari pekerjaan bertani. Sejak tahun 1950, acara ini meluas ke seluruh Prefektur Hyogo dan selanjutnya dijadikan hari peringatan secara nasional. Di tahun 1964, Hari Orang Tua (Toshiyori no hi) diganti namanya menjadi Hari Orang Lanjut Usia (Rōjin no hi) karena istilah "toshiyori" (orang tua) dirasa kurang sopan. Di tahun 1966, Hari Orang Lanjut Usia dijadikan hari libur setelah berubah nama menjadi Hari Penghormatan Orang Lanjut Usia (Keirō no hi). Manula berusia di atas 100 tahun Jika anda berkunjung ke jepang jangan heran kalau menemui banyak orang lanjut usia, terutama di tempat-tempat tertentu. Misalnya di Rumah Sakit, di gereja atau di tempat kegiatan-kegiatan tertentu, banyak para lansia yang saya lihat dan temui di tempat-tempat tersebut. Jumlah orang Jepang yang berusia 100 tahun atau lebih tercatat sebanyak 25.554 orang (termasuk orang Jepang yang bermukim di luar negeri dan orang asing yang tinggal di Jepang). Data dikeluarkan Kementerian Kesehatan Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang tanggal 13 September 2005 dan direvisi tanggal 16 September 2005. Jumlah orang Jepang yang berusia 100 tahun bertambah sebanyak 2.516 orang dibandingkan tahun 2004. Dari 25.554 orang yang berusia di atas 100 tahun, 21.775 adalah perempuan (bertambah 2.260 orang), sedangkan laki-laki sebanyak 3,779 orang (kenaikan sebanyak 256 orang). Berdasarkan perhitungan statistik, dari total 100.000 penduduk Jepang terdapat 20,05 orang yang berusia di atas 100 tahun. Akan tetapi saat ini, menurut data Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Jepang, yang diumumkan Jumat (11/9/2010), jumlah masyarakat Jepang yang berumur 100 tahun atau lebih telah berlipat ganda dalam enam tahun terakhir, yakni lebih dari 40.000 jiwa. Populasi Penduduk Negara Jepang yang berumur 100 tahun telah tumbuh pesat selama 50 tahun terakhir. Sepuluh tahun lalu, jumlah populasi ini mencapai 10.000, pada tahun 2007 menjadi 30.000, dan selama dua tahun terakhir tumbuh menjadi 40.000. Sementara menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pada tahun 2050, jumlah populasi ini bisa mencapai 1 juta jiwa. Pada bulan ini, September 2010 total populasi Jepang yang berumur 100 tahun akan mencapai 40.399 jiwa, meningkat signifikan dibanding bulan yang sama tahun 2008, yakni 36.276 jiwa. Perpanjangan umur rata-rata masyarakat Jepang ini, menurut penelitian terbantu oleh berkembangnya perawatan medis, serta taraf hidup yang baik sejak berakhirnya PD II. Walaupun populasi lanjut usia (lansia) di Jepang kini semakin sehat dan aktif, namun jumlahnya yang semakin banyak menjadi beban bagi pemerintah dalam penyediaan dana pensiun serta sistem perawatan medis. Pihak pemerintah Jepang sendiri kini tengah mendorong komunitas lansia Jepang untuk tetap aktif dalam masyarakat dan tetap bekerja. Perlu diketahui juga umur pensiun di Jepang telah ditambah dari 60 menjadi 65 tahun saat ini. Kimura Jiroemon Kimura Jiroemon, pria tertua di Jepang yang berumur 112 tahun, kini masih hidup sehat dan aktif di Prefektur Kyoto. Harapan saya selama beliau masih sehat ingin sekali rasanya mengunjunginya sekedar berbincang-bincang karena saya juga tinggal di Kyoto, tetapi sampai sekarang belum juga terwujud keinginan itu. Menurut berita di televisi yang saya saksikan beberapa waktu yang lalu, Kimura setiap hari bangun pagi, membaca Koran menggunakan kaca pembesar, dan aktif mengikuti perkembangan politik Jepang di televisi, serta gemar berbincang dengan tamu. Sedangkan penduduk tertua di Jepang merupakan seorang wanita berumur 114 tahun yang tinggal di Prefektur Okinawa. Di Jepang, setiap orang yang menginjak umur 100 tahun akan mendapat surat dan piala perak dari Perdana Menteri. Biasanya pemerintah daerah juga mengirimkan hadiah sederhana dengan tulisan KOTOBUKI (umur panjang) kepada para lansia yang tinggal di daerahnya. Pemerintah juga akan mengumumkan usia rata-rata warganya, selain melaporkan kondisi kehidupan para lansia yang menurut data sejumlah 23,1% dari seluruh jumlah penduduk Jepang (data 15 Sept 2010). Masyarakat Jepang semakin tua. Sekarang yang muda-muda menghormati yang tua, akankah kelak tak ada lagi yang muda yang seharusnya menghormati yang tua sehingga arti dari “hari penghormatan kepada lansia” menjadi rancu (karena semua masyarakatnya sudah tua)? Hehe....kita juga pasti akan menjadi tua kan...?
Yang sekarang menjadi pemikiran adalah bagaimana menjadi lansia yang sehat dan tidak perlu menjadi beban keluarga dan masyarakat. Ohh...nikmatnya....
Sewaktu saya melakukan perjalanan ke Hongkong, sering menjumpai seorang lansia di sana, pasti didampingi seseorang dalam berjalan atau bepergian. Kalau di Jepang sini, saya lihat tiap hari orang tua atau lansia berjalan sendiri dan melakukan banyak aktifitas! Kalau di Indonesia? Tidak keluar rumah ..... mungkin….Berharap mereka keluar rumah untuk beraktiftas dan sehat tentunya....Kenapa saya katakan demikian..? Karena saya sering memotivasi kedua orang tua saya yang sudah menginjak usia lanjut untuk melakukan segala aktivitas yang dia mampu atau mampukan untuk melatih pergerakan otot-otot supaya tidak kaku dan semakin kaku. Demikian saran dari dokter-dokter yang ada di Jepang sini.
Memang kotobuki, umur panjang menjadi ciri masyarakat sejahtera, meskipun sering dipertanyakan sampai umur berapa sebaiknya manusia hidup. Ya tentu saja kita harus menyerahkan jawaban ini kepada yang Empunya Hidup, bukan?
Demikian informasi yang saya dapat dan yang bisa saya sharingkan di blog saya ini. Semoga bermanfaat untuk pemahaman tentang hari penghormatan orang lanjut usia dan yang berhubungan dengan hal tersebut, seperti semakin baiknya kesehatan dan penanganan medis serta sikap negara terhadap para lansia yang telah berjasa buat negara.
Semoga harapan kita juga terwujud Indonesia juga bisa lebih menghargai para lansia-nya dan juga anak-anak tentunya dengan perlakuan-perlakuan yang semestinya terutama yang menjadi hak-haknya. Salam dari Kyoto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H