Mohon tunggu...
Tori Minamiyama
Tori Minamiyama Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Dari Negeri Sakura berusaha menghapus segala unsur kesedihan, bahaya dan kotor demi kehidupan yang lebih berarti. Suka bepergian kemana suka demi semburan nafas yang dahsyat dan sebuah semangat kehidupan...Menulis dan membagi pengalaman untuk bangsa!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gempa Jepang yang Tak Berhasil Membawa Korban

10 Maret 2011   06:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:55 1710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_95375" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi"][/caption]

Dikabarkan kemarin, hari Rabu 9 Maret 2011 bahwa Jepang telah dilanda gempa bumi pada pagi hari dengan kekuatan awal 7,3 SR. Gempa bumi yang kekuatannya telah diralat oleh Badan Meteorologi Jepang karena sempat dikabarkan kekuatannya hanya 7,2 SR itu terjadi dibagian utara perfectur Miyagi berada pada peringkat kelima dari tujuh skala intensitas seismik di Jepang. Hal yang paling membuat perasaan penduduk di perfectur itu tidak begitu menderita yaitu karena gempa yang terjadi sebelum siang itu dilaporkan oleh pihak Kepolisian Nasional Jepang (Keisatsu Chou) tidak berhasil membawa korban. Penulis memberi judul dan menyebut gempa yang bertititik di 160 km di bagian timur semenanjung Ojika, dengan kedalaman sekitar 8 km, bukan 10 km seperti yang telah dilaporkan sebelumnya itu dengan kata "tak berhasil membawa korban" karena memang tidak ditemukan korban seorang pun berkat kesiapan pihak pemerintah dan masyarakat Jepang menghadapi gempa-gempa yang akan dan telah terjadi seperti yang nyata terjadi kemarin itu. Jika ditilik dari kekuatan gempa yang mencapai 7,3 SR itu sebenarnya cukup besar juga. Maka dari itu, setelah menerima laporan adanya gelombang tsunami setinggi 60 cm dari pelabuhan Ofunato, di prefecture Iwate, pemerintah Jepang setempat menginstruksikan mengevakuasi 5.555 penduduk. Hal serupa juga dilakukan oleh pemerintah kota Kesennuma di perfectur Miyagi. Sementara itu menurut laporan pemerintah setempat, tindakan penyelamatan diri secara sukarela juga dilakukan oleh 120 warga kota Rikuzen-Takata di prefecture Iwate juga. Suatu tindakan tegas dalam menyikapi bencana gempa yang sedang terjadi kemarin yang diikuti gempa susulan berkekuatan 5,6 SR Keselamatan dari bahaya gempa yang terjadi sekitar 30 detik itu juga berkat beberapa kereta peluru super cepat Shinkansen di wilayah tersebut secara otomatis berhenti ketika gempa melanda, tetapi kemudian kembali beroperasi. Jika membicarakan gempa bumi yang telah terjadi di Jepang, kita akan selalu diingatkan akan banyaknya korban yang telah berjatuhan di Jepang, misalnya pada waktu gempa bumi di Kobe th 1995 silam. Dengan memahami tingkat kesedihan luar biasa bila gempa bumi sempat melanda, maka pemerintah Jepang sudah sejak lama memikirkan akan tindakan-tindakan kewaspadaan menghadapi gempa yang kemungkinan akan terjadi. Tindakan yang sangat dikenal itu yaitu pemerintah Jepang memberlakukan sistem pembangunan rumah tahan gempa. Rumah-rumah dibangun dengan unsur-unsur material kayu, papan, aluminium, besi dan sebagainya serta terdapat suspensi-suspensi tiang rumah yang bisa bergerak ketika ada guncangan gempa. Penulis pernah beberapa tahun yang lalu merasakan rumah yang telah dirancang dengan sistem keamanan seperti itu yang hanya bergoyang-goyang dengan sedikit mengeluarkan bunyi gesekan-gesekan materialnya sewaktu berada di lantai 3 bangunan sebuah rumah ketika gempa terjadi. Sanagat luar biasa sistem bangunan tersebut menyelamatkan nyawa manusia. Sampai saat ini, bahaya gempa juga dijadikan sarana promosi dan penjualan rumah-rumah baru di perumahan baru yang sedang dibuka di Jepang. Bila orang Jepang ingin membeli sebuah rumah di suatu komplek perumahan tertentu, pasti akan bertanya atau dikenalkan sebuah rumah dengan merek tertentu oleh tenaga pemasaran perumahan tersebut, misalnya rumah dengan merek Daiwa House, Sekisui House, Misawa House dan masih banyak lagi. Rumah-rumah dengan merek tersebut  di Jepang masing-masing menjual dengan kelebihannya tetapi tentang kelebihan akan tahan gempa pasti sudah menjadi keeunggulan dasar semua merek rumah itu masing-masing. Pemerintah Jepang selain itu juga menyiapkan dan memberi fasilitas umum kepada masyarakatnya dengan fasilitas-fasilitas umum yang tahan gempa. Misalnya, Jembatan yang hanya bergoyang-goyang jika terjadi gempa karena bangunannya bersuspensi dan tidak langsung tersambung dengan daratan atau tanah yang memisahkannya. Selain itu juga adanya tebing-tebing sebelah kiri atau kanan jalan raya yang diberi kawat-kawat dengan rancangan tertentu sehingga bila terjadi gempa tidak longsor dan menimpa mobil dibawahnya dan juga ditempat-tempat tertentu jalan raya itu akan ada besi penutup yang akan tertutup otomatis melarang mobil memasuki atau melewatinya bila terjadi longsoran tebing tersebut. Sebenarnya masih banyak hal yang telah dan sedang di lakukan oleh pemerintah Jepang dalam menghadapi gempa bumi yang kemungkinan pasti terjadi di Jepang karena diyakini sesiap apapun menghadap gempa bumi pasti suatu ketika korbanpun akan berjatuhan. Apalagi Negara Jepang memang terletak di Cincin Api dari busur zona gempa bumi dan gunung berapi yang membentang sekitar Kepulauan Pasifik, di mana sekitar 90 persen gempa di dunia terjadi. Kembali ke masalah gempa bumi yang terjadi kemarin di perfectur Miyagi yang dikabarkan tidak membawa korban, bisa terjadi karena memang selain kesiapan penduduk dan pemerintah memghadapinya juga kesadaran para warganya untuk mau diungsikan dan mengungsikan diri ke tempat yang lebih aman. Pendek kata, kesadaran akan adanya bahayalah yang bisa menyelamatkan kita ! Salam dari Jepang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun