Sumber daya sekolah merupakan faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan sebuah sekolah. Sekolah yang mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal akan memberikan efek positif terhadap kemajuan sekolah itu sendiri. Sumber daya sekolah dikelompokkan menjadi sumber daya non manusia berupa program sekolah dan kurikulum, sumber daya manusia, sumber daya fisik, dan sumber daya keuangan. Setiap sumber daya memiliki perannya masing-masing dalam menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Semakin baik pengelolahan sumber daya sekolah maka semakin banyak tercipta anak didik yang berkualitas.
Kenyataanya masih banyak sekolah di Indonesia yang belum sepenuhnya memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, terutama sekolah yang masih memiliki akreditas rendah. Â Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menciptakan sebuah program yang dikenal dengan sebutan ''Kampus Mengajar''. Melalui program tersebut diharapkan pemerintah dapat membantu sekolah dalam mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki guna mencapai tujuan pendidikan.
Program Kampus Mengajar merupakan program yang betujuan untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa di setiap kampus di Indonesia untuk berkontribusi membantu dan mewujudkan proses pembelajaran yang inovatif, kreatif dengan melakukan berbagai adaptasi teknologi dalam setiap kegiatan di sekolah, khususnya pada jenjang SD dan SMP. Selain itu, mahasiswa juga membantu dalam perihal administrasi sebagai upaya untuk memajukan sekolah. Mahasiswa membantu sekolah dengan berbekal kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu sekolah dalam mengoptimalkan pengelolahan dan pemanfaatkan sumber daya sekolah. Â
Sekolah yang menjadi sasaran utama dari program Kampus Mengajar ialah sekolah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). Sekolah 3T merupakan sekolah yang pada umumnya belum memiliki sumber daya yang lengkap. Mahasiswa Kampus Mengajar diharapkan dapat membantu melengkapi segala ketertinggalan sekolah 3T sehingga sekolah tersebut nantinya mampu menciptakan anak murid yang bermutu.
Setiap mahasiswa yang terlibat dalam program Kampus Mengajar harus menciptakan program yang berkaitan dengan aspek pembelajaran, aspek adaptasi teknologi, dan aspek administrasi. Program dibuat berdasarkan observasi awal yang dilakukan mahasiswa mengenai kendala dan kesulitan yang dialami sekolah. Sederhananya, mahasiswa menciptakan program sebagai ''obat'' atas penyakit yang dihadapi sekolah saat itu. Dengan demikian, semua program yang dirancang akan tepat sasara dan tentunya berguna bagi keberlangsungan sekolah. Setiap program yang dibuat harus berorientasi kepada pemanfaatan sumber daya sekolah guna mencapai tujuan sekolah yang ingin dicapai.
Kendala dan kesulitan yang paling sering dihadapi oleh sekolah 3T atau sekolah yang masih berakreditas rendah pada aspek pembelajaran antara lain, yaitu kekurangan tenaga pendidik, tidak tersedianya sarana dan prasarana pendukung kegiatan belajar mengajar seperti perpustakaan, pohon literasi, dan pojok literasi, dan keterbatasan dalam pemanfaatan media pembelajaran. Kemudian, kendala dan kesulitan pada aspek adaptasi teknologi antara lain, yaitu minimnya pengetahuan tenaga pendidik tentang berbagai bentuk aplikasi dan website yang dapat menunjang pembelajaran sehingga adaptasi teknologi di sekolah tidak dilaksanakan secara maksimal. Sedangkan, kendala dan kesulitan pada aspek administrasi, yaitu berbagai laporan kegiatan dan program kerja sekolah belum tersedia secara lengkap.
Berdasarkan berbagai permasalahan tersebut, mahasiswa Kampus Mengajar harus mampu berkontribusi dengan cara berkolaborasi dengan pihak sekolah dalam melengkapi segala kekurangan dan memperbaiki segala kendala dan kesulitan yang muncul. Mahasiswa bisa memanfaatkan sumber daya sekolah yang tersedia untuk mengatasi setiap permasalahan yang ada, misalnya mahasiswa melakukan sosialisasi untuk tenaga pendidik dan siswa mengenai berbagai aplikasi, website, teknologi yang dapat menunjang proses pembelajaran di kelas.
Program Kampus Mengajar terbukti memberikan dampak besar untuk sekolah yang menerima perbantuan dan mahasiswa. Salah satu bukti nyata bahwa Kampus Mengajar memberikan perubahan besar kepada sekolah ialah kelompok mahasiswa Kampus Mengajar 2 yang ditugaskan di SD Valentin Kota Batam berhasil membantu sekolah memperoleh akreditasi C. Sebelumnya, SD Valentin belum memperoleh akreditas. Segala kendala dan kesulitan sekolah tertangani dengan baik dan mahasiswa memperoleh pengalaman yang luar biasa selama beraktivitas di lapangan. Program Kampus Mengajar harus terus dilaksanakan dengan harapan seluruh sekolah 3T di pelosok negeri dapat merasakan manfaat dari program ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H