kenapa kau begitu terluka Saat cinta terpisah di persimpangan Kau terus berharap kenyataan berubah Salah siapa? Sakit adalah lumrah..sungguh sangat lumrah Tapi bila kau terus mendamba sedang ia terlupa dengan semua Kau berlari mengejarnya sedang dia terbang bersamanya Tidak.. sesuatu yang sia-sia Telah engkau lakukan demi cinta Cinta yang mana? Bila jiwa sudah tak lagi saling bertemu Bila restu seakan bintang di langit Dan kau tak punya sayap untuk terbang kesana Sudalah tak usah memaksa Bila kau merasa dia pasangan jiwamu sedang jiwanya telah di cumbu oleh yang lain Lepaskanlah; tingalakan saja Hidup bukan untuk memperjuangkan sesuatu yang tak mengantarkanmu kemana-mana Hei ,putus itu wajar. Bukan begitu? Lihat layang-layang pun putus dari benangnya saat kalah beradu dengan layang-layang yang lain Kabel yang kuat pun putus bila selalu ditimpa beban berat bertubi-tubi Dan piring-gelas pun pecah kala amarah membuncah. Kau yang masih tertahan oleh perasaan yangmenipu Sekiranya usai tak menyisakan rasa. Sungguh itu lebih baik Karna kau akan cepat bangkit dan mengejar yang lain Seandainya hancurnya suatu rasa tak meninggalkan jejak asa.sampai kau gantungkan harap disana di langit-langit kamarmu Kau tak perlu menangisi kenyataan, yang kau anggap seolah hidup ini tak adil. Anggaplah mantanmu itu Tak kau anggap apa-apa Ya begitu saja Tak berarti Tak ada arti Mati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H