Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Usai Jenderal Gatot, Jokowi Tunjuk Sutiyoso Hasilkan 4 Implikasi Politik

3 Juli 2015   17:18 Diperbarui: 3 Juli 2015   17:18 4593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak awal penunjukan Sutiyoso sebagai Kepala BIN sangat strategis untuk penguatan pemerintahan Presiden Jokowi. Mengangkat Bang Yos memberikan keuntungan konsolidasi politik, setelah dengan cermat mengangkat Jenderal Gatot Nurmantyo sebagai Panglma TNI. Menunjuk Sutiyoso sebagai Kapala BIN merupakan langkah terakhir konsolidasi kekuatan politik utama NKRI setelah TNI-Polri. Mari kita tengok 4 implikasi politik bagi Presiden Jokowi pengangkatan Sutiyoso dengan hati gembira ria senang sentosa bahagia riang pesta pora suka-suka selamanya.

Penunjukan Jenderal Gatot Nurmantyo adalah upaya memeroleh dukungan kuat militer – untuk dihadapkan dengan politik dan demokrasi ugal-ugalan DPR. Dengan dukungan penuh kekuatan dominan TNI, maka dapat dipastikan akan mendukung konsolidasi kekuatan politik Presiden Jokowi. Pengaruh kuat TNI AD sebagai Panglima TNI menjangkau juga para purnawirawan yang berpengaruh. Sutiyoso bukan hanya purnawirawan, Sutiyoso memiliki pengalaman memimpin Kodam Jakarta.

Pengalaman sebagai Gubernur DKI pun dibutuhkan oleh Presiden Jokowi untuk memetakan permasalahan. Dengan secara resmi Sutiyoso menguasai dunia intelejen yakni BIN, maka gerak-gerik para anggota DPR dan para koruptor dan unsur yang membahayakan NKRI akan dengan lebih efektif dipantau dan diawasi.

Kerjasama intelejen antara TNI, Polri dan BIN serta lembaga negara lain yang dijalin dengan baik dan efektif selama ini akan dengan mulus diteruskan oleh Bang Yos. Pernyataan Marciano Norman bahwa Sutiyoso dipastikan akan mampu mengemban tanggung jawab karena pengalaman Sutiyoso yang sangat luas di bidang militer, politik dan birokrasi pemerintahan.

Sejak lama, ketika menjadi Komandan Kodam Jakarta Raya, Sutiyoso sudah bergulat dengan dunia intelejen dan mampu mengenali tantangan, ancaman dan bahaya yang mengarah pada keamanan dan ketahanan Negara. Itu nilai lebih yang dimiliki oleh Sutiyoso.

Implikasi penunjukan Sutiyoso adalah (1) Presiden Jokowi menyelesaikan masalah kritikan terhadap Sutiyoso yang dianggap terlibat peristiwa Kudatuli – yang SBY juga dianggap terlibat. Terlebih lagi juga penunjukan Sutiyoso meredam semua peristiwa masa lalu yang kelam. Penunjukan Bang Yos menyelesaikan polemic. Terbukti DPR senyap dan setuju – karena jelas para anggota DPR takut.

Selain itu (2) menguatkan posisi politik Presiden Jokowi, penunjukan Bang Yos juga akan membantu memetakan permasalahan birokrasi secara intelejen dan Presiden Jokowi akan lebih mudah mengambil keputusan strategis.

Yang lainnya (3) adalah penunjukan Sutiyoso dilakukan secara mulus di kalangan intelejen sendiri. Seperti penunjukan Marciano Norman yang mendapatkan rekomendasi positif dari Om Hendropriyono, penunjukan Bang Yos pun juga didukung penuh oleh Marciano Norman dan jajaran intelejen senior BIN. Hal ini penting untuk efektivitas peralihan intelejen.

Karena itu (4) penunjukan Sutiyoso pun akan membungkam dan menyenyapkan sepak terjang DPR. Inisialnya adalah dalam rapat paripurna DPR, tak ada gaduh dan politisasi. Terlebih lagi Bang Yos didampingi oleh Jenderal Gatot Nurmantyo yang membuat DPR tak banyak mulut dan setuju. Fahri Hamzah yang biasanya nyinyir pun diam dan ketok palu tanda setuju. Tanpa interupsi. Mulus setuju.

Itulah implikasi politik penunjukan Bang Yos sebagai Kepala BIN, setelah Jenderal Gatot sebagai Panglima TNI. Penunjukan kedua pejabat penting itu merupakan langkah konsolidasi politik Presiden Jokowi untuk meredam demokrasi dan politik ugal-ugalan DPR.

Salam bahagia ala saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun