Diprediksi Timnas Indonesia yang akan bermain di Piala AFF tidak akan mampu berbicara banyak. Penilaian ini bukan didasari oleh sentimen dan ketidaksukaan kepada PSSI dan pengurusnya. Melihat persiapan yang mepet dan amburadul, dengan kesulitan mencari lawan tanding, walaupun pada akhirnya Kamerun dan Timor Leste bersedia menjadi mitra tanding percobaan Timnas Indonesia. Tidak hadirnya seluruh pemain dalam Timnas Indonesia dan berita negatif yang mengiringinya menambah daftar panjang derita sepakbola Indonesia.
Nasib Djohar Arifin Husin akan ditentukan oleh keberhasilan dan kegagalan Timnas berlaga di Piala AFF. Bulan Desember adalah waktu pelaksanaan Kongres Luar Biasa PSSI-KPSI, saat penentuan kelanjutan kekuasaan Djohar Arifin yang menentukan. Apakah DAH bisa bertahan menghadapi gempuran La Nyalla Mattalitti dengan KPSI dan 90% suara anggota PSSI?
Satu-satu catatan kegagalan muncul untuk PSSI di bawah Djohar Arifin Husin (1) DAH gagal melakukan pembenahan organisasi yang ditandai adanya breakaway league, (2) dua kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) dan Liga Primer Indonesia (LPI) diakui sementara oleh FIFA dan AFC dalam rangka rekonsialisasi, (3) semakin sepi dan ditinggal penonton LPI - Semen Padang FC pun berpindah ke LSI pada musim kompetisi 2012-2013, (4) anggota JC wakil PSSI mundur Todung Mulya Lubis dan Saleh Mukadar sebagai akibat dari kekuatan KPSI atau kelemahan Djohan Arifin Husin dalam memimpin PSSI, (5) kenyataan LSI merupakan kompetisi yang lebih meriah, sementara LPI ditonton oleh segelintir penonton setiap kali bertanding.
Diperkirakan, pada Kongres Desember nanti KPSI akan membelokkan arah agenda kongres dari penyatuan kompetisi LSI dan LPI ke arah pencongkelan jabatan dan pembangkangan oleh KPSI. Hal ini tampak dari betapa La Nyalla dan jajarannya benar-benar bernafsu (1) menghambat Timnas, (2) tidak bersedia kompromi dengan PSSI dalam urusan apapun, (3) merasa menang karena memegang jumlah mayoritas suara sah anggota PSSI, (4) selalu terbukti berkhianat dan memutarbalikkan fakta.
Jika itu yang terjadi, karena memiliki jumlah suara berlebih, Djohar Arifin Husin bisa saja jatuh. Upaya dan segala daya untuk membendung KPSI dan kelanjutan rezim Nurdin Halid ini akan menemui titik kulminasinya pada tahun 2013, ketika deadline dan tahapan upaya penyatuan kompetisi PSSI antara LSI dan LPI harus selesai. Jika tidak, PSSI bisa kena sanksi dari FIFA - sesuatu yang tidak dipedulikan oleh KPSI.
Semoga Timnas Indonesia berjaya di Piala AFF. Walaupun dengan persiapan amburadul dan penuh tantangan, kita semua yang masih waras sebagai pendukung PSSI di bawah Djohar Arifin Husin, agar semakin memiliki kekuatan moral berupa kebanggaan untuk tetap berjuang mendukung keabsahan PSSI dan kebenaran dari rongrongan kepentingan di luar sepakbola La Nyalla Mattalitti dan gerombolannya.
Terakhir kasus Diego Michiels menjadi berita yang jelas akan mengganggu persiapan Timnas dari segi mental dan konsentrasi. Biarkan Diego Michiels menghadapi kasus hukum dan tak perlu dibela. Keberadaan Diego Michiels di tempat hiburan itu jelas sudah melanggar kedisiplinan. Jadi tak perlu dibela. PSSI harus tegas dan Timnas jangan terganggu hanya gara-gara seorang Diego Michiels.
Sekali lagi, semoga Timnas berjaya agar PSSI menang melawan KPSI dan persepakbolaan Indonesia menjadi lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H