Selepas PPP bergabung dengan Gerindra, justru posisi Gerindra menjadi gamang: antara menjadi pemenang dan pecundang. Dua skenario terbaik dan terburuk akan terjadi terhadap pencapresan Prabowo. Dari sisi PPP sendiri, dukungan PPP diyakini akan memecah suara PPP dan kalangan elite PPP. Tiga skenario tersebut terkait dengan dua faktor internal dan eksternal Gerindra. Skenario apa yang menyebabkan posisi pencapresan Prabowo terancam?
Skenario pertama adalah Partai Demokrat mendukung Gerindra. Dengan demikian, maka posisi pencapresan Prabowo menjadi aman karena Gerindra (11%) ditambah PPP (6%) plus Demokrat (10%) telah cukup untuk mencapreskan Prabowo. Bergabungnya Demokrat akan mendorong PKB, PAN dan PKS mendukung Prabowo.
Jadi, bergabungnya Demokrat berkoalisi dengan Gerindra akan menyebabkan konsekuensi buruk bagi Golkar. Golkar (14%) dengan Hanura-nya (5%) membutuhkan satu lagi partai untuk mengusung Ical. Golkar harus merayu PKB, PKS atau PAN untuk mendukung Ical. Namun, melihat gelagat PKB dan PAN, semuanya tergantung pada Demokrat.
Skenario kedua adalah Demokrat bergabung dengan Golkar. Jika Demokrat mendukung Golkar, maka PAN tentu akan mengekor bergabung dengan Golkar. Tinggal PKS yang bisa mendukung Prabowo atau Golkar.
Mengingat tingkat oportunitas tinggi PKS yang memiliki kebiasaan ‘wani piro' - seperti =yang dilakukan oleh PPP juga yang bergabung dengan Gerindra - kemungkinan PKS akan bergabung dengan Prabowo. Dengan demikian Prabowo selamat. Namun jika PKS tidak mendukung Prabowo maka dipastikan Prabowo akan terhempas dari pencapresan.
Skenario ketiga, Demokrat, PKS, PAN, PKB mendorong koalisi baru. Jika ini terjadi, bukan hanya Golkar, Gerindra pun akan kehilangan momentum untuk mencapreskan Aburizal Bakrie dan Prabowo. Jika Demokrat berani menghilangkan ketakutan tidak mendukung prabowo dan saran Amien Rais dan tokoh-tokoh Islam dituruti, maka koalisi baru memiliki kesempatan besar menantang Jokowi.
Apa faktor penyebab Gerindra dan Prabowo mengalami kesulitan mendapatkan mitra koalisi?
Faktor internal Gerindra di mata Demokrat dan 3 partai Islam yang menjadi pertimbangan yakni (1) pencapaian Gerindra yang hanya 11% dianggap oleh para partai tidak dominan, (2) sosok Prabowo Subianto yang meragukan dan memiliki daya tolak tinggi yang dianggap sebagai tersangkut dalam kasus pelanggaran HAM, (3) elektabilitas Prabowo yang kalah dengan Jokowi, (4) karakter otoriter Prabowo yang keras dan cenderung membawa Indonesia ke zaman Orba.
Faktor eksternal Gerindra di mata Demokrat dan 3 partai Islam yang menjadi pertimbangan untuk membangun koalisi sendiri. Gerindra (1) dianggap bukan faktor dominan, (2) meratanya 3 suara partai Islam dan Demokrat yang cukup mengusung capres dan cawapres sendiri, (3) dukungan kalangan tokoh Islam dan organisasi Islam yang mendorong 3 partai Islam mengusung capresnya sendiri dengan dukungan Demokrat.
Jadi, ketiga skenario itu akan menentukan pencapresan Ical, Prabowo, dan capres alternatif lain yang akan diusung oleh poros Islam.
Salam bahagia ala saya.