Dalam Konferensi Pers di Grand Hyatt, Prabowo dipastikan akan menolak keputusan Mahkamah Kontitusi (MK) yang menolak seluruh permohonannya. Prabowo dipastikan tak puas dan menyalahkan 9 hakim MK. Tanda-tanda itu sudah mulai ditiupkan oleh Kuasa Hukum Prahara Didi Supriyanto yang menolak dan membandingkan keputusan DKPP dengan MK. Didi tak paham tak ada saling memengaruhi antara keputusan DKPP dengan keputusan MK. Keputusan DKPP tak bisa mengubah hasil pemilu. Namun demikian Prabowo tetap akan meneruskan usaha secara politis di DPR dan MPR dengan tujuan menjungkalkan Jokowi JK. Apa sebab utama Prabowo begitu ingin menjungkalkan dan begitu takutnya Prabowo pada Jokowi?
Jika dicermati, seluruh alasan tuntutan gugatan Prabowo didasarkan pada fiksi dan data yang disusun berdasarkan imajinasi. Tak satu pun bukti-bukti yang diajukan dan para saksi mampu membuktikan adanya pelanggaran kecurangan yang dilakukan oleh KPU demi menguntungkan pasangan nomor 2.
Dengan bangunan gugatan PHPU fiktif, imajinatif, dengan akurasi rendah dan cenderung ngawur, tentu para hakim Mahkamah Konstitusi (MK), tak mampu melakukan maneuver sedikitpun untuk membuat keputusan menguntungkan Prabowo.
Keputusan MK yang menolak seluruh permohonan Prabowo itu akan semakin menguatkan Prabowo untuk maju terus mencari keadilan. Usaha Prabowo sudah sangat maksimal namun hasilnya tetap saja kalah. Yang mengalahkan menurut Prabowo bukan hanya Jokowi namun KPU, MK, lalu PTUN, MA semuanya memihak Jokowi menurut Prabowo jika tak menguntungkan dirinya.
Apa sebab utama Prabowo ketakutan dengan Jokowi?
Setelah desakan kepada Tuhan tidak diindahkan oleh Tuhan dan terbukti Tuhan pun tak akan menolong orang seperti Prabowo yang tak legawa, maka hasilnya semua keputusan di DKPP, MK, dan nanti di PTUN dan MA tak akan dikabulkan. Setelah itu, harapan Prabowo untuk mendongkel Jokowi lewat MPR yang mayoritas (63%) kursi DPR dan MPR. Namun, sekali lagi Tuhan tak akan menolong karena Koalisi Merah Putih akan berantakan mulai hari ini.
Sikap Presiden SBY yang 100% dipastikan akan merapat ke Jokowi. SBY memiliki kepentingan untuk berlindung kepada penguasa. Dengan bergabungnya Demokrat, maka atas kepentingan kekuasaan PAN dan PPP serta Golkar pun akan melakukan yang sama. Rencana merecoki Jokowi di Sidang Umum (SU) MPR yang akan diubah menjadi Sidang Istimewa (SI) MPR untuk menjungkalkan Jokowi tak akan berhasil. Prabowo akhirnya hanya akan ditemani oleh Fadli Zon dan PKS - dengan Fahri Hamzah yang nanti akan masuk bui bersama Marzuki Alie dan Idrus Marham.
Selain itu, para pentolan partai tak akan mendapatkan apa-apa dan merugikan partai kalau setiap saat ubyang-ubyung keluyuran gak karuan bersama Prabowo. Konstituen dan simpatisan partai akan kabur jika partai bertindak seperti Prabowo. Untuk itu, Prabowo akan ditinggalkan oleh para ketua partai dan akhirnya Prabowo sendirian ditemani oleh cap lang merah, Fadli Zon dan Fahri Hamzah dan tentu Hidayat Nur Wahid.
Maka Prabowo akan kesepian dan merenungi diri bersama kuda-kuda miliknya dan ratusan keris Fadli Zon yang dipakai secara salah. Prabowo memakai keris di depan. Prabowo kena kutukan magis keris yang ‘ngarepi'. Keris dalam alam magis Jawa harus dipakai di belakang dan bukan dipamerkan ke mana-mana. Kesalahan ini menyebabkan Prabowo terkena kutukan keris yang menyebabkan keris itu membelakangi dan tidak mendukung kekuatan magis Prabowo. Akibatnya Prabowo pun kalah.
Yang terpenting dan ditakutkan oleh Prabowo adalah Jokowi akan menyelesaikan kasus HAM Prabowo seperti yang dia sampaikan di Bekasi ketika kampanye pilpres. Jelas Prabowo ketakutan setengah mati menghadapi pengadilan ini. Prabowo selalu mangkir dipanggil oleh Komnas HAM dan kasus hukum Prabowo masih ada di Kejaksaan Agung.
Selain alasan utama itu komporan para kapal karam secara politis dan ekonomi PKS dan Aburizal Bakrie, Idrus Marham, dan Fahri Hamzah jelas akan memaksa Prabowo untuk terus maju berusaha menjungkalkan Jokowi.