Gila. Satu juta KTP mendukung Ahok. Dukungan 1 juta KTP adalah luar biasa. Namun, di tengah kemeriahan itu, kini Ahok dan Teman Ahok dihadapkan kepada pilihan terjal yang menghadang. PDIP, sesuai bisikan Ring 1 PDIP kepada Presiden Megawati, tampaknya tengah ancang-ancang menggandeng Risma-Djarot. Menarik. Selain PDIP yang akan menarik Risma atau Gandjar Pranowo, dan hambatan lain dari UU Pilkada dari DPR yang tujuannya cuma satu: asal bukan Ahok.
Mari kita telaah makna sejuta KTP dan reaksi tentangan PDIP yang akan mengusung Risma-Djarot, serta pilihan gila Ahok dan Teman Ahok dengan hati gembira ria riang suka-cita senang bahagia berpesta pora menari menyanyi koprol menertawai ngakak yang akan terjun dari Monas bunuh diri orang waras Habiburakhman Gerindra dan para orang dan partai waras lainnya selamanya senantiasa.
Ahok dan Teman Ahok menghadapi tentangan luar biasa dari DPR yang merevisi UU Pilkada yang mengharuskan KPU tatap muka satu-satu memeriksa dukungan KTP. Pun selain itu jebakan batman Golkar, PDIP, PAN dan sebagainya akan membuat Ahok dan Teman Ahok berpikir dan bertindak gila menghadapi orang-orang, yang marasa waras.
Ahok dan Teman Ahok sekarang berada pada cross-roads, simpangan jalan. Upaya luar biasa Teman Ahok yang mengumpulkan sejuta  KTP adalah hal yang sangat-sangat tindakan orang gila yang luar biasa gila. Pengumpulan itu menimbulkan kemarahan para partai politik yang sejak dulu waras dan para orang waras. Sakit hati.
PDIP adalah partai waras pertama yang menumpahkan kemarahan. Gerindra dengan manusia waras M. Taufik, M. Sanusi sang koruptor, manusia waras Lulung, dan didukung oleh orang waras di DPR seperti Fadli Zon dan orang waras tanpa partai di DPR Fahri Hamzah berupaya menghadang Ahok dengan segala kewarasan politik mereka. Para orang waras itu meradang, meriang, sakit hati tiada tara sampai mati nanti.
Plan A, strategi awal PDIP dan para partai menghantam dan menghalangi Ahok sebenarnya sederhana: tidak mendukung Ahok. Dengan tidak ada yang mengusung, maka dengan kewarasan mereka, partai akan menggandeng siapapun selain Ahok, kalau perlu manusia waras seperti Yusril atau M. Taufik, bahkan koruptor seperti M. Sanusi pun diajukan oleh partai sebagai perwakilan para orang waras.
Upaya sederhana itu diantisipasi oleh anak muda gila: Teman Ahok. Teman Ahok yang pada gila itu berjanji mengusung dengan 600,000 KTP. Ahok menantang kalau sampai ada 1 juta KTP maka Ahok akan langsung memakai kendaraan politik jalur independen. Dan, hari ini kegilaan terjadi. Satu juta KTP pendukung Ahok berhasil dikumpulkan. Plan A gagal total. Para orang waras meradang.
Tak mau kalah, Plan B para partai dan orang waras penentang Ahok pun menggunakan Sumber Waras, setelah gagal di kasus USB kata orang waras Lulung yang malah menjerat anggota DPRD. Selain UPS, Sumber Waras dengan bantuan politisi Golkar di BPK yang tersangkut Panama Papers digunakan untuk menjerat Ahok. Sumber Waras pun gagal dijadikan alat menghantam Ahok. KPK menyatakan Sumber Waras tak mengindikasikan korupsi Ahok. Maka para orang waras itu marah luar biasa.
Plan C, strategi memanfaatkan KPU untuk gagal melakukan verifikasi faktual tatap muka. Hal yang sangat tidak masuk akal bagi orang gila, namun waras bagi para orang waras musuh Ahok yang gila. KPU diisyaratkan untuk melakukan verifikasi satu-satu dengan formulir satu-satu yang diinginkan oleh Fahri Hamzah, pun dengan tujuan menulis kembali sejuta nama dengan formulir baru. Ha ha ha. Sungguh Fahri Hamzah dan DPR RI diisi oleh para orang-orang waras.
Dengan Plan C ini, ditambah Plan D yakni para partai dipimpin oleh partai waras PDIP, mengeroyok Ahok, diikuti oleh Golkar, PAN, Gerindra, dan partai agama PKS dengan mengusung politik sectarian, segregatif, bersatu antara Ring 1 PDIP dengan pimpinan si wani piro Hidayat Nur Wahid. Pengeroyokan koalisi besar itu hanya ditujukan satu: asal bukan Ahok yang jadi Gubernur DKI Jakarta.
Pencarian orang waras pun dilakukan. M. Sanusi si koruptor gagal maju karena dicokok KPK. M. Taufik mantan narapidana korupsi jelas tak laku. Sandiaga Uno – ada kartu kuningnya  nanti kita buka ketika maju – jelas gampang rontok. Orang waras terhebat dunia akhirat Ahmad Dhani dan nenek-nenek nenek nenek kepo Ratna Sarumpaet pun jelas tak akan ada yang memilih. Lalu, diangkatlah Yusril hahahaha. Yusril tak akan bisa menghalangi Ahok.