Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

SBY Kritik Presiden Jokowi, Langgar Moratorium Johan Budi Tanggapi SBY

10 Februari 2016   17:24 Diperbarui: 10 Februari 2016   17:58 4469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="SBY dan Century I Sumber Kompas.com"][/caption]Sejak bulan Mei 2014, SBY selalu dikeluarkan dari hiruk-pikuk komentar alias moratorium menanggapi SBY. Awal mulanya, sejak Presiden Jokowi dilantik, SBY berkarya melalui Twitter dan pidato Facebook membombardir kebijakan Presiden Jokowi. Presiden Jokowi yang baru berkuasa pun kalang kabut menanggapi berbagai pernyataan SBY. Mari kita telaah pernyataan dan kritik SBY dari kaca mata SBY sendiri dengan hati gembira ria riang sentosa senang bahagia menertawai SBY yang tidak membangun apa-apa selama 10 tahun berkuasa selamanya senantiasa. 

SBY pada dasarnya adalah orang yang gagal membangun Indonesia selama sepuluh tahun berkuasa. Prestasi SBY hanya membakar subsidi bahan bakar minyak alias BBM. Tidak ada lagi tambahan pembangunan jalan, waduk, pelabuhan, listrik yang masif. Yang ada adalah perendahan martabat rakyat dengan BLT dan lain-lain subsidi yang tak produktif sama sekali. Rakyat dijadikan obyek layaknya pengemis – meskipun rakyat juga sebagian senang lalu menipu ikut menerima BLT.

Sisi psikologis SBY jelas tengah mengalami yang disebut post power syndrome (PPS, bukan PMS). Hanya SBY saja yang setelah turun tak menjabat masih bikin program-program untuk panggung pamer seolalh masih berkuasa, pidato ke sana-sini di berbagai daerah dengan gaya kakunya, tampil di Youtube seolah pidato penting orang yang berkuasa. Itu tanda manusia yang tengah mengalami PPS.

SBY memerintah 10 tahun tidak bergejolak karena dikuasai oleh Golkar. Satgas koalisi dipimpin oleh ICal sebagai pengontrol kekuasaan. Semua urusan pekerjaan lancar tetapi tidak membangun. Pemborosan biaya rapat sampai bernilai puluhan triliun: rapat sampai puluhan triliun di seluruh Indonesia. Subsidi BBM digunakan untuk menutupi korupsi bernilai Rp 250 triliun per tahun di bidang energi. Laut Inodneia pun menjadi ajang pencurian ikan terbesar di Indonesia dan dunia.

Setiap hari berseliweran 7,000 kapal laut mencuri ikan Indonesia dan membelai minyak curian. Klop. Ikan dicuri dari laut Indonesia BBM-nya beli dari pencuri minyak di Indonesia. Kapal-kapal itu tak satu pun ditindak. Kini dalam setahun Presiden Jokowi melalui keberanian Menteri Susi dan koordinasi dengan Polaut dan TNI AL Marinir membakar lebih dari 130 kapal pencuri ikan. Kini dalam setahun ikan di lautan melimpah dan dirasakan rakyat.

Nah, kini SBY muncul lagi. Johan Budi yang tak tahu urusan tiba-tiba mengomentari pernyataan SBY. Padahal SBY memiliki sifat suka mencari perhatian, narsis, yang tak layak mengritik orang. SBY tidak perlu ditanggapi karena secara psikologis jika SBY ditanggapi akan ndodro, alias makin menjadi-jadi. Jadi, Johan Budi tak usah menanggapi omongan apapun SBY karena tak berguna. Mendingan semua omongan apapun SBY melalui media apapun dibiarkan saja karena sebenarnya SBY lebih baik merenungi berbuat apa selama 10 tahun daripada mengeritik yang tak produktif. Dan lebih baik SBY mengungkap skandal perbankan bank Century daripada ngomong tidak karuan tidak produktof dan tak bermanfaat bagi bangsa dan negara.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun