Wow. Atawa Wow? Ya. Wow. Bung SBY memang fenomenal. Kini, gelar baru kami sematkan. Penyair bagi Bung Beye. Bung Beye menulis puisi yang diunggah di Facebook. Kami sebagai penyair bangga dari ubun-ubun sampai ke telapak kaki. Kami sangat menghargai karena pada akhirnya Bung Susilo Bambang Yudhono sesuai naluri kesenimanannya - yang melebihi kepemimpinannya - menulis puisi cinta. Ya puisi cinta yang cocok untuk kelas cabe-cabean. Kelas yang sekarang menjadi dominan dalam ranah alam cinta yang begitu liar di Indonesia. Lalu apa maksud Bung Beye menulis puisi tersebut? Apakah Bung Beye ingin menjadi Vaclav Havel Indonesia?
Sungguh sangat jarang seorang presiden kecuali Presiden Republik Chech Vaclav Havel yang seorang penyair, penulis skenario, dan essayist. Langkah baru Bung SBY ini pantas diapresiasi tinggi setinggi rumput tetangga oleh kalangan seniman dan terutama para penyair. Bung Beye menjadi fenomena setelah lebih aktif menjadi musisi daripada sebagai presiden.
Setelah Bung Beye terkenal di Indonesia dengan kemampuannya menulis lagu - yang melebihi kemampuannya mengelola manajemen negara - kini kemampuan kesenimannnya tingkat kampung sebagai penyair mulai ditunjukkan. Sungguh indah membaca baik-bait puisi Bung Beye. Isinya sungguh sangat mengena bagi siapa saja yang membaca - bahkan yang tidak membaca pun akan terkesima. Itulah kelebihan puisi Bung Beye. Kutipan dari laman Facebook Bung Beye terbaca puisi berjudul "Wijaya Kusuma Dan Cinta" tertanggal Ambon 3 Agustus 2010.
Perhatikan penggalan baiknya yang indah untuk kelas pemula dan anak SD yang senang mendayu-dayu itu.
/Kemilau bulan purnama / tak selalu mendatangkan cinta / jika dilewatkan tanpa makna/ apalagi tanpa rasa /
Kupandangi kembang wijaya kusuma / satu-satu mekar kelopaknya / indah / memancar / keteduhan / dan cinta di malam purnama
Kalaulah kembang kasih itu / ada di dalam hatiku / damai / penuh rasa dan cinta, / sesungguhnya / rembulan bulat di malam itu / telah menyinariku / dengan cinta dan bahagia
Nah puisi lainnya yang diungguh oleh Penyair Bung Beye adalah "Hidup di Desa" yang menggambarkan hidup sederhana warga desa yang damai dan sejahtera - jauh dari gambaran kenyataan bahwa 29 juta warga Indonesia adalah manusia miskin papa sengsara. Namun itulah justru kelebihan Bung Beye mampu menggambarkan dan berhalusinasi tentang kehidupan di desa yang aman damai penuh kebahagiaan.
Tak lupa untuk menonjolkan diri bahwa itu karya dan hak paten Bung Beye, maka Bung Beye menuliskan Puisi karya Susilo Bambang Yudhoyono. Nah, keren kan? Betapa bangganya kita memiliki penyair baru yang mampu menulis puisi menggambarkan alam seperti ketika kita semua belajar menulis puisi di SD dan membacakannya dalam nama ‘deklamasi'. Berikut kutipannya.
/Merdunya seruling di malam hening / Di relung bulan sabit, di atas bukit / Sedamai hati petani, / ketika mimpi telah pergi
/Menanti mentari pagi bersinar kembali / Membawa salam ke seluruh negeri / Ketika kokok / ayam memecah kebisuan dusun / dan fajar meremang di ufuk timur / kehidupan insan menapak lagi / mengarungi hari panjang yang menjanjikan / harapan