Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saipul Jamil Kubur Ahok, LGBT di Dunia Binatang, Jangan Ditiru, dalam Tinjauan Psikologi Evolusi

20 Februari 2016   10:51 Diperbarui: 24 Februari 2016   18:12 2536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 [caption caption="Saipul Jamil I Sumber www.wowkeren.com"][/caption]

Kasus LGBT semakin panas mengubur berita Ahok. Semakin menarik. Muncullah Saipul Jamil dengan isu LGBT-nya yang mengubur isu tentang Ahok semakin dalam. LGBT – minus transjender – sering disamakan dengan perbuatan binatang. Benarkah ada LGBT di dunia binatang? Apakah LGBT di dunia binatang menjadikan LGBT pantas ditiru oleh manusia?  Mari kita tengok LGBT di dunia binatang, kasus Saipul Jamil dalam ranah evolusi yang mencengangkan namun jangan ditiru dengan hati gembira ria riang senang suka-cita pesta-pora bahagia girang menari menyanyi suka-suka selamanya senantiasa.

Penyamaan LGBT sebagai perbuatan binatang oleh Manny Pacquiao telah menghilangkan jutaan dollar kontrak iklannya. Apa yang disebut Pacman sebenarnya ada benarnya karena di dunia binatang juga ada LGBT, transjender-nya nggak bisa hehe. Di Indonesia isu LGBT dimulai dari UI dan UIN, lalu menyebar ke seluruh masyarakat. Merebaknya isu LGBT sebenarnya disebabkan oleh pemicu  sederhana di atas yakni politis yang dibungkus moralitas dan trend yang kebetulan menghantam dunia hiburan: Saipul Jamil.

Dalam isu LGBT sungguh ada yang menyentak kesadaran kita sebagai manusia beradab dan berkebudayaan. Bahwa alam bawah sadar setiap diri manusia, secara cepat langsung teringat perbuatan LGBT identik dengan perbuatan dan perilaku binatang atau hewan alias animals, animal beings. Ingatan perilaku seksual LGBT secara otomatis ke dunia binatang adalah hal yang unik. Pertanyaannya? Apakah benar LGBT – minus transjender karena binatang tak bisa melakukan operasi transjender – ada di dunia binatang? Ada.

Silakan browsing atau berselancar di Mbah Google di internet dan Anda akan menjumpai bahwa di dunia binatang memang ada LGBT. Bahkan saking meyakinkannya, fakta LGBT di dunia binatang telah digunakan untuk melegalkan LGBT di 14 negara bagian di Amerika Serikat.

Dikutip dari Wikipedia menyebutkan tentang perbuatan homoseksualitas dan lesbianisme serta biseksualisme dalam dunia binatang. The observation of homosexual behavior in animals can be seen as both an argument for and against the acceptance of homosexuality in humans, and has been used especially against the claim that it is a peccatum contra naturam ("sin against nature").[3] For instance, homosexuality in animals was cited by the American Psychiatric Association and other groups in their amici curiae brief to the United States Supreme Court in Lawrence v. Texas, which ultimately struck down the sodomy laws of 14 states.

Fakta tersebut bukan berarti di Indonesia LGBT akan disahkan sebagai kesamaan hak menikah sesama jenis, lalu perbuatan LGBT dikampanyekan. Karena Indonesia memahami tentang eksistensi manusia dan hukum di Indonesia tidak mengatur tentang pernikahan selain yang diatur dalam  UU Perkawinan 1974. Itu pijakan pokok perilaku seksual yang diatur dalam pernikahan. Selain itu perbuatan seksual dalam pernikahan sesama jenis secara hukum tidak diakui.

Dari fakta di atas, tentang adanya kehidupan LGBT di luar manusia dan di dunia binatang, bukan berarti bahwa manusia harus mencontoh binatang. Peradaban, moralitas, dan hukum – sebagai pengatur mayoritas atas diri dan minorotas – di Indonesia tidak memberi ruang kehidupan seksual LGBT secara hukum. Itu fakta.

Yang mengherankan justru adalah bahwa penyebutan LGBT sebagai perbuatan binatang adalah kontra-produktif terhadap kehormatan manusia dalam evolusi alam semesta yang sudah menjadi human beings, bukan animal beings lagi. Sudah menjadi human beings kok alam bawah sadarnya masih dalam alam animal beings – dengan mengidentifikasi diri secara terbalik, dengan menyangkal dan menolak disamakan dengan binatang. Justru di situlah evolusi manusia menjadi terbukti secara psikologi evolusi.

Namun, tak perlu diherankan bahwa ingatan manusia dan publik di mana pun di dunia termasuk di Indonesia adalah menunjukkan suatu kaitan evolusi manusia dan alam. Alam bawah sadar kesadaran akan evolusi yang terjadi dalam dunia dan alam semesta mendapatkan pembenaran dan perwujudannya ketika justru manusia dihadapkan kepada aksi pemicu alias trigger yang menyentuh alam bawah sadar manusia.

Spontanitas reaksi psikologis tanpa rekayasa otak justru menunjukkan kebenaran faktual tentang perilaku dan eksistensi manusia di alam semesta, termasuk perilaku seksualnya – yang karena perkembangan kebudayaan dan peradaban menjadi berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun