Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Revisi UU KPK, Pelajaran bagi DPR tentang Kisah 5 Politikus Dekati Ajal

12 Februari 2016   15:15 Diperbarui: 12 Februari 2016   15:34 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Para pentolan DPR I Sumber Kompas.com"][/caption]Revisi UU KPK mengalami penolakan bertubi-tubi dari rakyat. Tentu Fahri Hamzah atau Fadli Zon menanyakan rakyat yang mana. Revisi UU KPK adalah bentuk perlawanan koruptor yang menyusup ke dalam semua lini dan semua lembaga: legislatif, yudikatif, dan eksekutif. Untuk mengingatkan para anggota DPR ada baiknya membaca kisah politikus seperti ini sebagai gambaran di akhirat kelak. Mari kita ikuti kisah 5 politikus yang sampai ajal istiqomah tetap menjadi politikus dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia. 

Lelaki itu berperawakan sedang berkulit kuning, suka mengenakan baju berwarna kuning. Kebanggaan akan warna kuning didasari oleh keyakinannya akan warna politiknya yang kuning. Setiap hari yang dia lihat adalah kuning. Rumahnya dicat kuning. Mobilnya dicat kuning. Pakaiannya kuning. Semuanya dibuat warna kuning karena kuning adalah sesembahannya. Tak ada dalam setiap napasnya selain kuning kuning kuning kuning kuning.

Alkisah, lelaki itu mencapai usia melebihi 70 tahun. Sebagai tokoh kuning, lelaki ini dihormati oleh semua politikus berwarna kuning. Dia dijadikan contoh partai kuning sebagai sesembahan. Tokoh penting dalam politik tanah air yang berwarna kuning maunya. Suatu hari lelaki berwarna kuning ini mati dan menyebut kuning sebagai tuhannya: su’ul khotimah.

Lelaki itu berperawakan sedang berkulit merah, suka mengenakan baju berwarna merah. Kebanggaan akan warna merah didasari oleh keyakinannya akan warna politiknya yang merah. Setiap hari yang dia lihat adalah merah. Rumahnya dicat merah darah. Mobilnya dicat merah. Pakaiannya merah. Semuanya dibuat warna merah karena merah adalah sesembahannya. Tak ada dalam setiap napasnya selain napas berwarna merah merah merah merah merah.

Alkisah, lelaki itu mencapai usia melebihi 71 tahun. Sebagai tokoh merah, lelaki ini dihormati oleh semua politikus berwarna merah. Dia dijadikan contoh partai merah sebagai sesembahan. Tokoh penting dalam politik tanah air yang berwarna merah maunya. Suatu hari lelaki berwarna merah ini mati dan menyebut merah sebagai tuhannya: su’ul khotimah.

Lalu copas dua paragraph di atas dengan warna biru, putih dan hijau. Dan suatu kali ketiganya mati dan mereka menyabut biru, putih, dan hijau sebagai tuhan mereka: su’ul khotimah. Bahkan kain kafan dan penutup peti mati pun diwasiatkan berwarna kuning, merah, biru, putih, dan hijau - yang tidak dituruti oleh ahli warisnya.

Alhasil lima lelaki itu mencapai usia mendekati 80 tahun. Kelima lelaki itu sebagai tokoh kuning, merah, biru, putih, dan hijau ini dihormati oleh semua politikus berwarna kuning, merah, biru, putih, hijau. Kelimanya dijadikan contoh para partai kuning, merah, biru, putih, dan hijau sebagai sesembahan mereka. Tokoh penting dalam politik tanah air yang berwarna kuning, merah, biru, putih dan hijau maunya. Suatu hari para lelaki berwarna kuning, merah, biru, putih, dan hijau ini mati dan menyebut warna masing-masing partai kuning, merah, biru, putih, dan hijau sebagai tuhan mereka masing-masing: su’ul khotimah.

Nah, itulah pelajaran bagi para anggota DPR agar sadar dan tidak mengingkari kebenaran seperti terkait revisi UU KPK yang dipelintir akan menguatkan, yang semua orang tahu upaya revisi adalah melemahkan KPK dan mematikannya. Bebalah partai apapun tidak akan menyelamatkan dari azab kematian. Tandailah kematian dengan apapun yang para anggota DPR maui: su’ul khotimah menghamba partai, atau khusnul khotimah menghamba kebenaran dan rakyat.

Salam bahagia ala saya.

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun