Hari Kartini dirayakan dengan penuh hikmat. Para karyawati mengenakan pakaian tradisional. Perempuan mengingat jasa RA Kartini yang emansipatif. RA Kartini sebagai simbol hak azasi manusia. Namun, karena emansipasi itu sebagian dari wanita Indonesia tak pantas menjadi teladan. Karena sepak terjangnya para wanita berikut ini tak pantas menjadi teladan. Tak pantas dicontoh. Siapa saja mereka itu?
Angelina Sondakh. Koruptor ini tak pantas dicontoh di Hari Kartini. Politikus sampah bedebah yang merupakan Putri Indonesia pertama bergelar koruptor ini sungguh nista. Angie yang cengengesan dan tak mengakui perbuatan korupnya dihukum 4,6 tahun. Indonesia meradang. Hukum dianggap tak adil. Namun, pada pengadilan banding Angie dihukum 12,5 tahun penjara.
Sampah masyarakat bekas politisi Demokrat - yang terkenal dengan iklan ‘Katakan Tidak pada Korupsi' ini terkenal dengan sikapnya yang selalu cengengesan dan tertawa-tawa. Tak nampak sama sekali penyesalan. Nah, ketika hakim menyita Rp 35 M uang hasil korupsi, barulah Angie menangis tersedu-sedu plus bonus penjara 12,5 tahun. Tangis wanita sampah koruptor semacam Angie juga bukan teladan bagi perempuan Indonesia masa kini.
Wa Ode Nurhayati. Manusia koruptor ini cukup berjasa membuka kedok korup di Banggar. Namun, korupsi yang dilakukan melibatkan uang ratusan miliar. Wa Ode tak cukup kuat melawan mafia dan posisi justice collaborator pun tak dia ambil. Dia berharap teman-teman dan mafia koruptor di Banggar akan membantu dia kalau dia tak mengungkap keterlibatan rekan-rekannya. Hasilnya, Wa Ode dikorbankan dan menikmati sendiri di penjara selama 9 tahun. Wa Ode sebagai koruptor sampah tak layak menjadi teladan di Hari Kartini.
Miranda S Goeltom. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang berambut warna ungu. Ya ungu adalah wanita koruptor sampah. Bersama dengan Nunun Nurbaeti melakukan korupsi untuk kepentingan pengemplangan uang di dunia perbankan terkait kebijakan bank yang menguntungkan pemillik uang dan bank-bank tertentu. Korupsi Miranda menyeret puluhan anggota DPR. Sepak terjang dan keputusan Bail Out Bank Century juga menghantui koruptor ini dan korupsi bukan teladan bagi para perempuan di Hari Kartini.
Siti Fajriyah. Mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia yang sudah bergaji Rp 250,000,000 per bulan termasuk tunjangan ini adalah perempuan koruptor yang tak sesuai dengan cita-cita RA Kartini. RA Kartini tak pernah mengajarkan kaum perempuan beremansipasi menjadi koruptor.
Siti Hartati Murdaya. Politikus Demokrat ini sebagai pengusaha adalah koruptor dan penyogok para pejabat. Dia hanya dihukum dalam waktu pendek sekali 2,8 tahun. Manuver dan lobbi koruptor ini sungguh spektakuler. Jiwa RA Kartini tak ada dalam kehidupan koruptor ini.
Maria Eva. Perempuan ini tak pantas dicontoh karena memiliki skandal seks dengan anggota DPR bejat yakni Yahya Zaini. RA Kartini tak pernah mengajarkan skandal seks dalam kehidupannya. Jadi tak pantas dicontoh sama sekali di Hari Kartini.
Imas Dianasari. Hakim ad hoc Pengadilan Hubungan Industrial PT OI. Hakim ini adalah koruptor bejat yang menyengsarakan para pekerja dengan keputusannya yang merugikan pekerja. Imas diganjar hukuman 6 tahun penjara. Di Hari Kartini ini kita tak pantas mencontoh sampah masyarakat bernama koruptor bernama Imas ini.
Kartini Julianna Magdalena Marpaung. Hakim Tipikor ini justru menjadi koruptor. Nama Kartini yang diemban olehnya ternyata bukan identik dengan RA Kartini. Hakim yang bertugas di Semarang ini ditangkap tangan oleh KPK. Kartini koruptor laknat ini juga tak pantas sama sekali ditiru.
Artalita Suryani. Perempuan sampah pembela koruptor ini menyogok banyak hakim di Mahkamah Agung untuk memenangkan banyak perkara BLBI. Perempuan ini memiliki sepak terjang merampok uang negara.