Mohon tunggu...
Ninoy N Karundeng
Ninoy N Karundeng Mohon Tunggu... Operator - Seorang penulis yang menulis untuk kehidupan manusia yang lebih baik.

Wakil Presiden Penyair Indonesia. Filsuf penemu konsep "I am the mother of words - Saya Induk Kata-kata". Membantu memahami kehidupan dengan sederhana untuk kebahagian manusia ...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Rakyat Bukan Kambing: Prabowo Usai MK ke PTUN dan MA ke SU MPR Dongkel Jokowi

21 Agustus 2014   04:23 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:00 1187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Rakyat Indonesia bukan kambing. Itu kata Prabowo. Rakyat Indonesia yang menurut Prabowo dalam orasinya di Bandung menyebutkan bahwa mereka bukan kambing diajak oleh Prabowo untuk mencari keadilan. Usai pengumuman di Mahkamah Konstitusi (MK) dan dipastikan gugatan Prabowo kalah, Prabowo akan melangkahkan badan dan kaki ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Kalah di PTUN Prabowo akan mengadu ke Mahkamah Agung (MA). Gagal di MA Prabowo selain akan membentuk Pansus Pilpres DPRsudah memersiapkan SU MPR untuk tidak melantik Jokowi-JK. Apa sesungguhnya yang ada di benak Prabowo dengan serangkaian langkah-langkah dan orasi-orasi penuh agitatif?

Prabowo tak memahami dan tak tahu bahwa MK adalah langkah terakhir sengketa pemilu. Keputusan MK dilanjutkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN). Mengadu ke PTUN terkait pilpres tak memiliki dasar hukum sama sekali. Selain itu, MA pun tak memiliki wewenang mengadili kasus pilpres. Jika terkait perilaku pelaksana pemilu maka DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) adalah tempat mengadu namun bukan tentang hasil perolehan suara. Hanya tentang perilaku dan etika.

Namun melihat perilaku dan orasi Prabowo, Prabowo tampaknya menggiring para pendukungnya untuk mengikuti alur pemikirannya sendiri. Rangkaian pengajuan ke berbagai pengadilan itu hanyalah proses bagi Prabowo untuk membakar semangat para pendukungnya. Prabowo memberikan kesan bahwa dia telah berusaha secara konstitusional mencari keadilan. Semua upaya keadilan telah ditempuh. Maka Prabowo mendorong rakyat untuk bergerak. Prabowo menyebutkan bahwa rakyat Indonesia bukan bodoh dan bukan kambing. Artinya?

Artinya Prabowo mendorong rakyat - rakyat yang bukan kambing karena yang tidak mendukung Prabowo artinya kambing - untuk berjuang bersama Prabowo untuk mencari keadilan. Rakyat yang bukan kambing itu didorong oleh Prabowo untuk memenangkan kursi kepresidenan yang sementara ini akan diduduki oleh Jokowi.

Lalu, dengan atas nama rakyat yang bukan kambing itu, sesungguhnya niat Prabowo cuma satu saja: menjungkalkan Jokowi dari kursi kepresidenan. Prabowo tak rela dan sakit hati tidak menang melawan Jokowi. Berkali-kali Prabowo menyatakan sakit hati dan kecewa berat karena kalah dari Jokowi, padahal didukung oleh tujuh partai besar dengan jumlah kursi 63% di DPR.

Nah, niatan taktis strategis untuk merebut kekuasaan Prabowo tak akan berhenti. Seperti disampaikan oleh banyak pentolan pendukung Prabowo, upaya mencongkel kursi kepresidenan Jokowi akan dilakukan di salam Sidang Umum MPR yang akan diubah menjadi Sidang Istimewa untuk tidak melantik Jokowi-JK. Menurut rencana Prabowo dan PKS beserta Timsesnya, dengan tidak dilantiknya Jokowi-JK maka MPR akan menetapkan Prabowo sebagai presiden sementara RI.

Jokowi sendiri akan diajukan ke pengadilan karena maju sebagai capres tidak konstitusional karena Gubernur dilarang menjadi capres. Keputusan Presiden baru tanggal 14 Mei 2014, sementara Jokowi datang berpamitan dan meminta izin kepada SBY pada tanggal 13 Mei 2014.

Jadi, sebenarnya ajakan Prabowo kepada rakyat yang bukan kambing untuk mendukung Prabowo sebenarnya hanyalah alat untuk memberi kesempatan kepada Prabowo untuk merebut kekuasaan dengan alat DPR dan MPR. Nah, silakan yang bukan kambing mendukung Prabowo. Saya jadi kambing saja ah, tidak mendukung Prabowo soalnya. He he he.

Salam bahagia ala saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun