[caption caption="Patung Ramses II dengan jenggot kebesarannya I Sumber Meedweed.com "][/caption]Orang sering salah kaprah melihat jenggot. Jenggot sering dikonotasikan dengan para teroris ISIS dan Al Qaeda. Juga jenggot dilekatkan kepada para tokoh berjenggot yang dianggap identitas partai politik seperti partai agama PKS. Bukan seperti itu. Padahal jenggot dalam Islam dianggap sebagai sunnah rasul oleh para penganutnya. Mari kita telaah sejarah jenggot selama 3000 tahun sebagai simbol kekuatan dan keimanan termasuk Raja Mesir Kuno Ramses II dengan hati gembira ria riang sentosa bahagia suka-cita senantiasa menari menyanyi berpesta menari girang selamanya senantiasa.
Ramses II adalah Raja Mesir Kono paling berkuasa. Ramses II mengembalikan agama Mesir Kuno dengan mengangkat dirinya sebagai Raja dan Tuhan sekaligus. Untuk membangun kekuatan dan keimanan baru itu Ramses II yang berkuasa selama 67 tahun memelihara jenggot sebagai lambang kekuatan dan lambang ketuhanannya sendiri.
Maka Ramses II membangun Ramsesseum – lokasi pemakanan Dinasti ke-19 dalam sejarah Mesir Kuno – yang dihiasi dengan patung besar setinggi 17 meter dirinya di dekat Luxor. Ramses II pun sebagaimana para Raja Mesir beristri banyak, Ramses II memiliki lebih dari 30 istri dengan 100 anak.
Hal yang menjadi simbol kekuasaan dan kekuatan adalah jenggot. Ramses II pionir Raja-Tuhan dan Tuhan-Raja Mesir Kuno pertama dan terakhir yang memelihara jenggot. Pengaruh kekuatan relijius Ramses II ini berlanjut dan ditiru oleh Musa dan bangsa Yahudi. Ingat Ramses II selalu dikaitkan dengan pembebasan bangsa Israel yang dipimpin oleh Musa dari perbudaan yang dilakukan oleh bangsa Mesir selama ribuan tahun. Tak mengherankan kisah tentang jenggot Ramses II pun menghiasi alam bawah sadar Musa dan para pimpinan agama Yahudi kemudiannya.
[caption caption="Rabbi Yahudi I mymorningmeditations.com"]
Zaman Yesus pun – sebagian Yahudi ketiga terbesar setelah Ibrahim dan Musa – diyakini memelihara jenggot panjang. Musa dan Ibrahim pun digambarkan sebagi orang yang memelihata jenggot dalam semua buku-buku dan kisah mereka. Kisah jenggot panjang itu pun menginspirasi para pendeta Nasrani. Agama kuno Romawi tidak mengajarkan para pendetanya memelihara jenggot. Maka sejak saat itu para pendeta Gereja dan Kristen Ortodoks memelihara jenggot panjang sebagai lambang keimanan, kesalihan, dan kekuatan gerejawi dan ukhrowi. Kini di Syria, Eropa Timur, Russia, Kristen Koptik, dan sebagian Katolik Russia para pendeta mereka memelihara jenggot sebagai identitas mereka.
[caption caption="Pendeta Kristen Koptik I Sumber Communio.stblogs.org"]
[caption caption="Ayatollah Ali Khameini I Sumber www.politico.com"]
[caption caption="Abu Bakar Al Baghdadi I Sumber Dailyexpress.co.uk"]
[caption caption="Habieb Rizieq I Sumber alieyfaizal.wordpress.com"]
Bukan hanya sunnah rasul pemeliharaan jenggot, namun lebih jauh menggambarkan sejarah perjalanan keyakinan sejak zaman Ramses II, 3000 tahun lalu. Maka siapapun, dari aliran agama apapun berhak memelihara jenggot. Seperti dan Hidayat Nur Wahid dan para pengikut partai agama PKS pun tak perlu ragu memelihara jenggot lebih panjang sebagai bagian dari ajaran sunnah dari Muhammad SAW, yang merupakan perkembangan dari sejarah agama yang panjang itu.