Entah dari mana muncul berita dan informasi tentang kemenangan Timnas Indonesia atas Laos. Timnas Indonesia yang dihuni beberapa para pemain naturalisasi, mengejutkan Timnas Laos. Barisan lini tengah Indonesia yang digdaya gagal diimbangi oleh Timnas Laos. Palang pintu Timnas Indonesiapun mumpuni. Itulah gambaran kemenangan Indonesia melawan Laos. Tak ada sebersitpun keraguan di dalam diri semua warga Indonesia bahwa Timnas Indonesia akan melumat Laos.
Hanya kemenangan atas Laos yang akan memungkinkan keyakinan dan langkah berikutnya akan lebih mudah bagi Bambang Pamungkas dan kawan-kawan. Hiruk-pikuk, carut-marut dan warna kekisruhan yang mengiringi pembentukan Timnas Indonesia yang diganggu oleh KPSI pun harus dilupakan. Kini semua proses hukum melawan KPSI dalam rangka pengiriman Timnas pun telah berakhir. Proses naturalisasi Raphael Maitimo pun telah beres sehingga kekuatan pun bertambah.
Gempita dan semangat atas tampilnya ajang dua tahunan Piala AFF sungguh telah merasuki pencinta sepakbola Indonesia. Harapan tinggi digantungkan pada timnas ini. Masuknya Tonnie Cussel memerkuat lini tengah Indonesia. Lini tengah ini adalah bagian paling komplet Timnas. Di kini ini juga ada Andik Vermansyah, Elie Aiboy, Taufiq, dan Oktovianus Maniani. Kuartet Raphael Maitimo, Wahyu Wijiastanto, Nopendi dan Hamdan Ramdan pun akan tampil mendukung lini depan Bambang Pamungkas, Jhonny van Beukering dan Irfan Bachdim. Penjaga gawang kemungkinan akan dipercayakan pada Endra Prasetya yang tampil bagus saat menahan Kamerun dalam laga uji coba (17/11).
Dari sisi psikologi, Timnas saat ini mewakili suatu bangsa besar bernama Indonesia. Masuknya pemain naturalisasi seperti Irfan Bachdim, Tonnie Cussel dan Rapahel Maitimo menambah warna Timnas Indonesia seperti pada tahun 1930-an ketika Indonesia lolos ke Piala Dunia. Ini situasi yang menyenangkan. Singapura, Filipina dan Indonesia adalah negara-negara yang dihuni oleh banyak pemain naturalisasi. Sayang beberapa pemain naturalisasi tidak bisa bergabung karena masalah di dalam negeri karena adanya dwi liga LSI dan LPI. Para pemain yang bermain di LSI praktis tidak dilarang berpartisipasi mendukung Timnas Indonesia oleh KPSI.
Di tengah larangan itu, salah satu ikon sepakbola Indonesia, Bambang Pamungkas, mengambil langkah tegas dengan bergabung dengan Timnas Indonesia. Bukan keputusan mudah bagi Bepe, panggilan tenar Bambang Pamungkas yang telah membela Timnas sejak 1999 dan membuat 37 gol, untuk memutuskan bergabung dengan Timnas. Banyak yang dipertaruhkan oleh Bepe. Yang paling penting, sebagai pemain senior, kehadiran Bepe memberikan semangat bagi Timnas.
Bepe bagaimanapun adalah pemain yang layak menjadi contoh baik di dalam maupun di luar lapangan. Kehadiran Bepe menjadi symbol dan keyakinan Timnas dan para pemain untuk bersikap mengedepankan kepentingan Timnas Indonesia. Rakyat dan pecinta sepakbola Indonesia akan mencatat sikap dan perbuatan serta pengorbanan Bepe dalam kancah sejarah sepakbola Indonesia.
Dengan gambaran kekuatan seperti itu, tidaklah salah, kita gantungkan harapan positif untuk melihat penampilan dan meyakinkan bahwa Timnas Indonesia akan memenangi pertandingan perdana melawan Laos. Lalu secara bertahap akan meloloskan diri dan berhadapan dengan Filipina atau Thailand di babak semifinal. Selamat datang para pemain naturalisasi Raphael Maitimo, Tonnie Cussel, van Bekeuring dalam Timnas Indonesia. Semua pemain selamat datang. Khusus untuk Bambang Pamungkas, saya memberikan penghargaan tinggi.
Bepe, It's your time. Saiki wektumu, nek ora saiki, njur kapan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H